Sabtu, 4 Oktober 2025

3 Fase Penyembuhan Luka dan Penjelasannya

Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak. Ada 3 fase saat penyembuhan luka. Simak selengkapnya.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Arif Fajar Nasucha
Freepik
Saat terluka, tubuh mengalami 3 fase penyembuhan. 

TRIBUNNEWS.COM - Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak.

Sifat penyembuhan pada semua luka bervariasi, bergantung pada lokasi, keparahan dan luas cidera.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan dan Healthline, fase penyembuhan luka ada 3, yakni:

1. Fase Inflamasi

Inflamasi terjadi sejak terjadinya injuri hingga sekitar hari kelima.

Pada fase inflamasi, terjadi proses Hemostasis (usaha tubuh untuk menghentikan perdarahan) dan Inflamasi.

Baca juga: Manfaat Kaldu dari Ikan Tuna dan Tenggiri yang Diberi Rempah bagi Kesehatan

2. Fase Proliferasi

Fase ini berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai sekitar 3 minggu.

Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, dan terdiri dari proses :

a. Angiogenesis: proses pembentukan kapiler baru yang distimulasi oleh TNF-α2 untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen ke daerah luka.

b. Granulasi: pembentukan jaringan kemerahan yang mengandung kapiler pada dasar luka (jaringan granulasi).

Fibroblas pada bagian dalam luka berproliferasi dan membentuk kolagen.

c. Kontraksi

Pada fase ini, tepi-tepi luka akan tertarik ke arah tengah luka yang disebabkan oleh kerja miofibroblas sehingga mengurangi luas luka.

Proses ini kemungkinan dimediasi oleh TGF-β.

d. Re-epitelisasi Proses re-epitelisasi merupakan proses pembentukan epitel baru pada permukaan luka.

3. Fase Maturasi atau Remodelling

Fase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat berlangsung berbulan-bulan.

Pada fase ini terjadi pembentukan kolagen lebih lanjut, penyerapan kembali sel-sel radang, penutupan dan penyerapan kembali kapiler baru serta pemecahan kolagen yang berlebih.

Selama proses ini jaringan parut yang semula kemerahan dan tebal akan berubah menjadi jaringan parut yang pucat dan tipis.

Pada fase ini juga terjadi pengerutan maksimal pada luka.

Jaringan parut pada luka yang sembuh tidak akan mencapai kekuatan regang kulit normal, tetapi hanya mencapai 80 persen kekuatan regang kulit normal.

(Tribunnews.com, Widya)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved