Senin, 6 Oktober 2025

Jumlah Psikolog di Indonesia Masih Minim, Tidak Sebanding Permasalahan Kesehatan Mental

Tenaga kesehatan mental berkisar di angka 4.400 orang untuk 250 juta penduduk Indonesia.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Erik S
Pixabay/geralt
(Ilustrasi gangguan kesehatan mental) Tenaga kesehatan mental berkisar di angka 4.400 orang untuk 250 juta penduduk Indonesia. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Project Leader and Founder Emotional Health for All (EHFA) Sandersan Onie mengungkapkan saat ini jumlah tenaga kesehatan mental di Indonesia masih minim

Tenaga kesehatan mental berkisar di angka 4.400 orang untuk 250 juta penduduk Indonesia.

Sementara itu, permasalahan kesehatan mental di Indonesia dia sebut masih cukup tinggi.

"Di Indonesia untuk masyarakat sebesar 250-270 juta orang, kita hanya ada psikolog dan psikiater 4.400 sampai 4.500. Kalau kita mau Indonesia lebih sehat, harus bermulai dan berakhir dengan kita. Tidak bisa kita hanya bergantung dengan pemerintahan, dengan organisasi," ujar Sanders melalui keterangan tertulis, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Jaga Kesehatan Mental dengan Tingkatkan Kualitas Tidur

President Indonesian Association for Suicide Prevention itu menyampaikan, berdasarkan penelitian yang pihaknya, angka bunuh diri di Indonesia yang setidaknya empat kali lipat dari angka yang dilaporkan.

Sementara angka upaya bunuh diri mencapai tujuh hingga 24 kali lipat dari angka kematian akibat bunuh diri.

"Angka bunuh diri sebenarnya itu minimal empat kali lipat dari angka yang terlapor. Ada juga angka upaya bunuh diri, karena tidak semua orang yang melakukan upaya itu meninggal," jelas Sanders.

Di media sosial, para ahli hingga influencer sebenarnya sudah mulai membagikan topik mengenai kesehatan mental.

Meski begitu, menurut Sanders, masyarakat cenderung mendiskriminasi dan mengucilkan orang yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Baca juga: Kalkulator Kesehatan Mental Online yang Viral di Tiktok, Akses Link Ini

Saat ini masih beredar stigma seseorang dengan gangguan kesehatan mental dianggap gila atau tidak waras.

Akibatnya, keluarga dan korban dari gangguan kesehatan mental menjadi malu untuk mencari pertolongan profesional.

Masyarakat juga masih menganggap kesehatan mental dan bunuh diri sebagai sesuatu yang tabu.

Selain itu, masyarakat juga masih memiliki kesalahpahaman mengenai kesehatan mental. Padahal kesehatan mental adalah aspek penting yang dapat mendorong produktivitas.

"Kesehatan mental dan bunuh diri berdampak besar pada ekonomi, dengan perkiraan biaya Rp582 triliun per tahun dalam kematian dan hilangnya produktivitas. Sementara itu, kemajuan untuk penanganan kesehatan mental berjalan lambat," kata dia.

Dengan begitu, kesehatan mental adalah sesuatu yang harus disadari oleh masyarakat agar dapat tetap hidup produktif.

Baca juga: KDRT hingga Dampaknya pada Kesehatan Mental, Ini Kata dr Boyke

Untuk itu, dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental dan memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, EHFA akan mengadakan Indonesia Mental Health Movement "It Starts and Ends with Us" pada 29 Oktober 2022 di The Kasablanka Hall, Kota Kasablanka Mall Lantai III.

Acara itu merupakan kerja sama antara EHFA, Yayasan Kesehatan Umum Kristen (YAKKUM), dan Black Dog Institute.

EHFA dan para pihak yang terlibat mengajak masyarakat untuk mulai sadar akan pentingnya memprioritaskan kesehatan mental dan mawas diri.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved