Senin, 6 Oktober 2025

Penyebab Perempuan Lebih Berisiko Alami Kematian Saat Serangan Jantung Dibandingkan Laki-laki

Pasien perempuan yang mengalami serangan jantung berisiko dua kali lipat menjadi fatal daripada laki-laki.

Editor: Erik S
YOUR HEALTH SUPPORT
Ilustrasi serangan jantung. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Serangan jantung pada perempuan harus diwaspadai. 

Dilaporkan pasien perempuan yang mengalami serangan jantung berisiko dua kali lipat menjadi fatal daripada laki-laki.

Untuk meningkatkan kewaspadaan pada masalah kesehatan ini, kenali penyebab dan cara mencegahnya.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Siska S. Danny, SpJP(K) mengungkapkan, dua kemungkinkan penyebabnya.

Pertama, faktor biologis

Ia menerangkan, perempuan yang terkena penyakit jantung di usia yang lebih tua.

Dimana, saat memasuki usia senja perempuan sudah mengalami masa menopause.

Jika perempuan belum menopause masih memiliki hormon estrogen yang bersifat protektif terhadap pembuluh darah.

"Hormon itu mencegah atau memperlambat terjadinya timbunan lemak di dinding pembuluh darah. Jadi selama perempuan masih haid relatif dalam tanda kutipnya penyempitan pembuluh darahnya lebih lambat dan terproteksi," terang dokter RS Harapan Kita Jakarta ini.

Namun setelah menopause atau 5-10 tahun maka penyimpatan pembuluh darah terjadi dan mengakibatkan penyakit jantung itu naik drastis.

"Jadi salah satunya itu. Perempuan terkena di usia lebih tua karena usia lebih muda perempuan masih ada hormon estrogen," ungkap dia.

Kedua, membawa banyak penyakit penyerta

Perempuan yang terkena serangan jantung diusia yang lebih tua, cenderung sudah banyak penyakit penyerta atau komplikasi seperti hipertensi dan diabetes maupun gangguan ginjal, serta paru.

"Itu semua berkontribusi terhadap peningkatan risiko," ungkap dia.

Pencegahannya

Dokter Siska mengatakan, dalam pencegahan tidak ada yang berbeda baik laki-laki dan perempuan, yaitu jauhi faktor risiko dan melakukan cek kesehatan secara berkala.

"Jangan-jangan tahun lalu bagus nggak ada darah tinggi, tapi tahun ini ada darah tinggi tahun, lalu gulanya normal tahun ini udah mulai naik. Jadi harus dicek secara berkala, apalagi kalau udah punya sudah tahu punya faktor resiko ya harus lebih waspada," imbuh dia.

Dokter Siska menyarankan, hal paling gampang menghindari penyakit jantung adalah pola hidup sehat rasanya atau olahraga.

"Berat badan ideal, pola makan tinggi serat, rendah lemak, enggak merokok atau berhenti rokok. Semua udah tahu tapi menjalaninya sulit dan butuh untuk kemauan besar," pesan dokter Siska.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved