Hernia pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mendiagnosis, dan Pengobatan
Berikut ini penyebab, gejala, cara mendiagnosis, hingga cara mengobati hernia pada bayi dan anak-anak.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini informasi lengkap mengenai hernia pada bayi dan anak-anak.
Hernia adalah celah atau ruang di jaringan kuat yang menahan otot pada tempatnya, dikutip dari yankes.kemkes.go.id.
Hernia seringkali dianggap benjolan biasa, padahal hernia terjadi ketika lapisan dalam otot perut atau sendi melemah, sehingga mengakibatkan tonjolan di area yang lemah tersebut.
Dikutip dari stanfordchildrens.org, hernia pada bayi sering terjadi pada satu atau dua tempat yakni di daerah selangkangan dan di sekitar pusar.
Hernia yang terjadi di daerah selangkangan disebut hernia inguinalis, sementara jika terjadi di sekitar pusar disebut hernia umbilikalis.
Penyebab, gejala, cara mendiagnosis, perngobatan, dan bayi yang berisiko terkena hernia dijelaskan secara lengkap sebagai berikut:
Baca juga: Apa Itu Hernia Inguinalis pada Bayi dan Anak? Berikut Penyebab, Gejala dan Cara Penanganannya
Penyebab Hernia Pada Bayi
Bayi dapat mengalami hernia dalam beberapa bulan pertama kehidupannya yang disebabkan karena kelemahan pada otot perut.
Hernia inguinalis dan umbilikalis terjadi karena alasan yang sedikit berbeda.
Selama kehamilan, semua bayi memiliki area kanalis inguinalis yang berjalan dari perut ke alat kelamin.
Pada anak laki-laki, saluran ini memungkinkan testis bergerak dari perut ke skrotum.
Biasanya, kanalis inguinalis bayi menutup sesaat sebelum atau setelah lahir.
Tetapi dalam beberapa kasus kanal tidak sepenuhnya tertutup.
Baca juga: Jenis-jenis Hernia: Bisa Terjadi ke Siapa Saja, di Perut, Pusar atau Paha
Kemudian lengkung usus dapat bergerak ke kanalis inguinalis melalui titik lemah di dinding perut, sehingga menyebabkan hernia inguinalis.
Kebanyakan hernia inguinalis terjadi pada anak laki-laki.
Saat bayi yang belum lahir berkembang selama kehamilan, ada lubang kecil di otot perut.
Setelah lahir, pembukaan ini menutup.
Namun terkadang, otot-otot ini tidak sepenuhnya menutup sehingga terdapat sebuah lubang kecil.
Lingkaran usus kemudian dapat bergerak ke lubang di antara otot-otot perut dan menyebabkan hernia umbilikalis.
Bayi yang Berisiko Terkena Hernia
Hernia lebih sering terjadi pada bayi yang memiliki faktor risiko sebagai berikut:
- Terlahir lebih awal atau prematur
- Memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita hernia saat bayi
- Memiliki cystic fibrosis
- Memiliki displasia perkembangan pinggul, suatu kondisi yang hadir saat lahir
- Menjadi anak laki-laki dengan testis tidak turun, yang berarti sebelum lahir testis tidak bergerak ke dalam skrotum
- Memiliki masalah dengan saluran kemih atau organ reproduksi
Baca juga: Gejala Hernia pada Bayi: Muncul Tonjolan di Bagian Pusar hingga Alami Demam
Hernia Inguinalis
Jenis hernia inguinalis lebih sering terjadi pada anak-anak yang memiliki riwayat keluarga hernia yang sama dan masalah kemih atau reproduksi lainnya.
Adapun hernia inguinalis lebih sering terjadi di daerah selangkangan kanan daripada di kiri, tetapi juga bisa terjadi di kedua sisi sekaligus.
Hernia Umbilikalis
Jenis hernia umbilikalis lebih sering terjadi pada bayi yang lahir prematur.
Gejala Hernia pada Bayi
Hernia sering terjadi pada bayi yang baru lahir, tetapi mungkin tidak dapat langsung dilihat selama beberapa minggu atau bulan setelah lahir.
Hernia inguinalis muncul sebagai tonjolan atau pembengkakan di selangkangan atau skrotum.
Sementara hernia umbilikalis muncul sebagai tonjolan atau pembengkakan di daerah pusar.
Dalam kedua kasus ini, pembengkakan mungkin lebih mudah dilihat ketika bayi menangis, batuk, atau mengejan untuk buang air besar.
Namun gejala ini menjadi lebih kecil atau hilang ketika bayi rileks.
Jika penyedia layanan kesehatan anak atau dokter mendorong dengan lembut benjolan saat anak tenang dan berbaring, benjolan itu perlahan akan mengecil atau mungkin kembali ke perut.
Dalam beberapa kasus, hernia tidak dapat didorong kembali ke perut dan kemudian lengkung usus tersangkut di titik lemah otot perut.
Gejala yang mungkin terjadi saat hernia tidak dapat didorong kembali ke perut yakni sebagai berikut:
- Perut yang penuh dan bulat
- Sakit perut dan nyeri
- Muntah
- Bayi rewel atau kecerewetan
- Kemerahan atau perubahan warna di dekat hernia
- Demam
Jika usus yang macet tidak diobati, suplai darah mungkin tersumbat ke bagian usus. Ini adalah keadaan darurat medis.
Cara Mendiagnosis Hernia Pada Bayi
Penyedia layanan kesehatan atau dokter dapat mendiagnosis hernia dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Cara mendiagnosisnya adalah dengan melihat apakah hernia dapat didorong kembali dengan lembut ke dalam perut.
Jika bisa didorong kembali ke dalam perut, maka disebut sebagai hernia yang dapat direduksi.
Namun jika hernia tidak dapat didorong kembali ke perut, maka perlu rontgen perut atau ultrasound yang bisa digunakan untuk memeriksa usus secara lebih dekat.
Cara Mengobati Hernia pada Bayi dan Anak
Perawatan hernia akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan anak, serta seberapa parah kondisinya.
- Hernia inguinalis
Pembedahan diperlukan untuk mengobati hernia inguinalis.
Dalam banyak kasus, pembedahan dilakukan segera setelah hernia ditemukan.
Hal tersebut dilakukan karena usus bisa tersangkut di kanalis inguinalis dan bila terjadi maka suplai darah ke usus bisa terputus dan rusak.
Selama operasi hernia, anak akan diberikan anestesi.
Sayatan dibuat di area hernia, kemudian lingkaran usus dimasukkan kembali ke perut.
Otot-otot tersebut kemudian dijahit menjadi satu.
Anak-anak yang menjalani operasi hernia inguinalis seringkali dapat pulang pada hari yang sama.
- Hernia umbilikalis
Dalam banyak kasus, hernia umbilikalis menutup dengan sendirinya pada saat anak berusia 1 tahun.
Hampir semua hernia umbilikalis juga menutup tanpa operasi pada saat anak berusia 5 tahun.
Oleh karena itu, terjadi perbedaan pendapat tentang kapan operasi diperlukan untuk hernia umbilikalis.
Dalam kebanyakan kasus, penyedia layanan kesehatan anak atau dokter mungkin menyarankan operasi jika hernia umbilikalis mengalami hal sebagai berikut:
- Semakin besar seiring bertambahnya usia
- Tidak bisa didorong kembali ke perut
- Masih ada setelah usia ana 3 tahun
Selama operasi untuk hernia umbilikalis, anak juga akan diberikan anestesi.
Operasi hernia umbilikalis dilakukan dengan membuat sayatan kecil di pusar, lalu lingkaran usus dimasukkan kembali ke perut.
Otot-otot tersebut kemudian dijahit menjadi satu.
Anak-anak yang menjalani operasi untuk hernia umbilikalis mungkin dapat pulang pada hari yang sama.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Segera hubungi penyedia layanan kesehatan anak atau dokter segera jika hernia pada bayi dan anak mengalami hal seperti:
- Menjadi merah atau berubah warna
- Terasa sakit
- Menyebabkan gejala muntah atau demam
Jika melihat pembengkakan di dekat pusar atau di daerah selangkangan anak, segera hubungi dokter.
Poin-poin Penting tentang Hernia pada Bayi dan Anak
- Hernia adalah ketika bagian dari usus mendorong melalui titik lemah di otot perut
- Hernia menciptakan benjolan lunak atau tonjolan di bawah kulit
- Hernia yang terjadi di daerah pusar disebut hernia umbilikalis
- Hernia yang terjadi di daerah selangkangan disebut hernia inguinalis
- Pembedahan diperlukan untuk mengobati hernia inguinalis, sementara hernia umbilikalis akan menutup dengan sendirinya
- Dalam beberapa kasus, hernia bisa tersangkut. Suplai darah mungkin tersumbat ke bagian usus dan hal ini merupakan keadaan darurat medis.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)