Tips Kesehatan
Mengenal Apa Itu Overthinking, Atasi dengan Cara Berikut
Overthinking terjadi ketika seseorang memikirkan dan mengkhawatirkan hal yang sama sevara berulang. Berikut cara mengatasi Overthinking.
Penulis:
Enggar Kusuma Wardani
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Overthinking adalah ketika seseorang memikirkan atau mengkhawatirkan pikiran yang sama secara berulang kali.
Perasaan Overthinking terjadi ketika seseorang terlalu memikirkan suatu hal sebelum membuat keputusan atau mengambil tindakan.
Dikutip dari Good Rx, overthinking dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya.
Overthinking biasanya terbagi dalam kategori yakni merenungkan masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan.
Menurut psikoterapis berlisensi di Waltham, Jessica Foley, ciri dari overthingking adalah tidak produktif karena memikirkan sebuah suatu hal dalam waktu yang lama.
“Contohnya mungkin menghabiskan berjam-jam merenungkan keputusan dan mungkin melewatkan tenggat waktu atau kurang tidur.” kata Jessica Foley dikutip dari Good Rx.
Baca juga: Sapphire Rilis Single Repeat, Ceritakan Pengalaman Masa Lalu, Sering Overthinking
Tindakan tersebut akan menjadi tidak sehat, karena akan menganggu aktivitas di kehidupan sehari-hari.
Apakah Overthinking Merupakan Gangguan Mental?
Overthinking bukanlah gangguan mental yang dikenali dengan sendirinya.
Namun, penelitian telah menemukan overthinking sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental lainnya yakni:
- Depresi
- Gangguan kecemasan
- Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
- Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
Tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang tinggi dapat berkontribusi pada pemikiran yang berlebihan.
Baca juga: Apa Itu Overthinking? Berikut Pengertian, Tanda-tanda Overthinking dan Cara Mengatasinya
Cara Atasi Overthinking
Overthinking tidak dapat diatasi dengan proses yang cepat, namun dapat dikurangi sedikit demi sedikit dengan cara-cara berikut:
1. Mengetahui Pemicu Overthinking
Sedikit perhatian dapat membantu mengatasi Overthinking.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat jurnal dan tuliskan momen-momen tertentu yang membuat Anda terlalu banyak berpikir atau khawatir.
Setelah beberapa saat, Anda akan mulai memperhatikan pola dan mengenali pemicu overthinking sebelum hal itu terjadi.
Ini akan membantu Anda mengembangkan strategi mengatasi situasi yang Anda tahu akan menyebabkan terlalu banyak berpikir.
Baca juga: Overthinking adalah Kebiasaan Tak Baik, Ini 4 Cara Mengatasinya agar Hati dan Pikiran Tenang
2. Mengelola Pikiran
Cara efektif untuk menghilangkan Overthinking adalah dengan menantang kekhawatiran dan perenungan dan melihatnya secara objektif.
Jika pikiran Anda yang terlalu banyak berpikir tidak berguna, maka akan menyebabkan pikiran keluar dapat membuatnya lebih mudah untuk dikelola.
3. Meminta Bantuan dari Teman
Dapatkan beberapa perspektif tentang suatu masalah dengan meminta teman terdekat untuk mempertimbangkan pemikiran mereka dan memberitahu Anda ketika Anda tampak buntu.
Pilih teman secara benar dan pastikan teman Anda sudah tahu cara mengatasi Overthinking.
Baca juga: Cara Mengatasi Overthinking Menurut Psikolog, Salah Satunya Menulis
4. Menggerakan Tubuh
Olahraga dapat membantu mengatasi Overthinking kronis.
Gerakan fisik juga dapat membantu mengalihkan sistem saraf Anda dari mode fight-flight-freeze.
Ini dapat membantu menenangkan perenungan terkait trauma yang Anda alami.
5. Meminta Bantuan Seorang Profesional
Jika Overthinking dirasa sudah melebihi batas, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter atau seorang yang profesional dalam mengatasi kesehatan mental.
Selain masalah kesehatan mental, stres yang timbul karena terlalu banyak berpikir dapat menyebabkan gejala kesehatan fisik yakni:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Masalah pencernaan seperti mual atau diare
- Sulit tidur
Jika Anda kesulitan mengatasi pikiran yang berlebihan, terapis atau konselor dapat membantu Anda mempelajari strategi koping untuk mengelola ruminasi.
Mereka juga dapat membantu mengidentifikasi dan mengobati penyebab yang mendasari pemikiran berlebihan, seperti kecemasan atau depresi.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)