Kementerian Kesehatan Lakukan Tiga Upaya Untuk Cegah Stunting di Indonesia
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan ada 3 upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan untuk mencegah stunting di Indonesia.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan ada 3 upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan untuk mencegah stunting di Indonesia.
Ketiga intervensi ini, kata Menkes akan dimulai pada wanita sebelum kehamilan.
''Kami ditugaskan menurunkan angka stunting dari 24 persen ke 14% di tahun 2024. Kita sudah belajar bahwa intervensi atau program yang harus kita lakukan untuk bisa menurunkan stunting, fokus diarahkan bagi wanita sebelum melahirkan,'' kata Budi Gunadi pada keterangan resmi, Minggu (14/8/2022).
Intervensi akan fokus diarahkan pada wanita sebelum melahirkan, baik remaja di kelas 7 keatas.
Dan pada saat ibu hamil, menurut Budi ini adalah titik yang paling rawan menyebabkan stunting.
Menkes menjelaskan upaya pertama pencegahan stunting adalah pemberian TTD bagi para remaja putri.
Kegiatan ini telah dimulai dengan menggalakkan Aksi Bergizi di Sekolah dengan 3 paket intervensi yakni pemberian TTD mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik dan konsumsi makanan bergizi seimbang.
''Untuk remaja kita harus pastikan mereka tidak kekurangan gizi dan zat besi, jadi harus ada program untuk memastikan para remaja kita sebelum hamil tidak kekurangan zat besi. Salah satunya dengan pemberian TTD di sekolah-sekolah,'' jelas Budi lagi.
Intervensi kedua adalah dengan pemberian TTD pemeriksaan kehalalan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil. Zat gizi dan zat besi pada ibu hamil harus tercukupi.
"Programnya adalah kita kasih makan yang cukup, untuk melaksanakan ini kita butuh bantuan Pemda. Kita juga memberikan USG ke seluruh puskesmas, kita wajibkan ibu-ibu datang minimal 6 kali selama 9 bulan, untuk melihat perkembangan janinnnya cukup atau tidak. kalau tidak kita bisa segera lakukan intervensi,'' papar Budi.
Baca juga: Upaya Turunkan Stunting di Indonesia, Mulai dengan Pemberian TTD dan Makanan Tambahan Protein Hewani
Upaya ketiga, lanjut Budi adalah dengan pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan. Protein hewani tidak perlu yang mahal. Ada banyak sumber protein hewani dengan harga terjangkau dan ada di sekitar kita.
''Yang paling penting menurunkan stunting dengan menambahkan protein hewani seperti telur, ikan, ayam, daging dan susu. Terserah di masing-masing daerah yang tersedianya, yang penting protein hewani,'' kata Budi.
Budi pun mengatakan jika ketiga program tersebut mendesak untuk dilaksanakan. Guna memastikan intervensi berjalan optimal, Kemenkes telah menambahkan 2 metode pengukuran yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan.
Bagi remaja putri, pemberian TTD dilakukan dengan mengukur kadar hemoglobin dalam darah menggunakan alat HB meter.
Alat cek HB ini telah tersedia dan siap didistribusikan ke seluruh puskesmas di Indonesia.
Untuk mendukung upaya ini, pemerintah pusat telah membeli 10 ribu HB Meter mobile untuk seluruh puskesmas. HB meter mobile ini bisa dibawa ke sekolah-sekolah untuk mengetahui apakah udah cukup zat besinya.
Sementara untuk ibu hamil, pengukuran zat besi dan gizi dilakukan dengan penyediaan USG di semua puskesmas. Melalui alat ini, perkembangan dan pertumbuhan bayi bisa terpantau, sehingga jika ada kondisi yang tidak sesuai dapat segera terdeteksi.
Pengadaan USG ini akan dilakukan bertahap. Tahun ini 60%, tahun depan sisanya 40%. Dipilih USG, karena USG bisa mengukur panjang bayi di dalam janin.
Jika panjang bayi terbilang pendek, maka akan diketahui jika ibu kekurangan gizi. Sehingga bisa melakukan intervensi lebih banyak untuk menambah gizi.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Minta Kemenkes Siapkan Posyandu Jadi Sentra Penanganan Stunting
Dengan dukungan dan kolaborasi lintas sektor dan program, Budi optimis ketiga program intervensi tersebut dapat berhasil dan mampu mengurangi angka kejadian stunting di Indonesia.
''Kalau ketiganya bisa kita lakukan, Insya Allah stuntingnya bisa turun, dukungan seluruh pihak sangat penting untuk memastikan intervensi ini berjalan optimal,'' pungkasnya.