Ampuhkah Ganja untuk Pengobatan Cerebral Palsy?
Namun saat ini, penelitian tentang penggunaan ganja medis pada penderita Cerebral Palsy masih terbatas.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Penggunaan ganja untuk pengobatan kembali curi perhatian publik, saat viral ibu yang menyuarakan kebutuhan ganja untuk pengobatan anaknya yang mengalami Celebral Palsy.
Berawal dari unggahan penyanyi Andien menjadi viral. Ia menggunggah foto ibu ini.
Baca juga: Viral Ibu Perjuangankan Ganja Medis untuk Obat karena Anaknya Celebral Palsy, Gangguan Apakah Itu?
“Tadi di CFD ketemu seorang Ibu yang lagi bareng anaknya (sepertinya ABK) bawa poster yang menurutku berani banget, pas aku deketin beliau nangis,” tulis Andien melalui akun twitter pribadinya.
“Ternyata namanya Ibu Santi. Anaknya, Pika mengidap Cerebral Palsy. Kondisi kelainan otak yang sulit diobati, dan treatment yang paling efektifnya pake terapi minyak biji ganja/CBD oil,” sambungnya dalam cuitan lainnya.
Unggahan tersebut menyita perhatian netizen dan merasa haru karena perjuangan ibu untuk kesembuhan anaknya.
Lantas, ampuhkah penggunaan ganja medis?
Baca juga: Polisi Gagalkan Peredaran 214 Kilogram Ganja Lintas Provinsi, Satu Kurir Diciduk
Pengobatan ganja dalam medis mungkin dapat memberikan manfaat dalam mengelola kondisi kejang parah dan epilepsi yang dialami seseorang.
Namun saat ini, penelitian tentang penggunaan ganja medis pada penderita Cerebral Palsy masih terbatas. Ampuhkah?
Temuan dari beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa ganja medis menawarkan sejumlah manfaat, termasuk pengendalian rasa sakit, pengurangan gerakan kejang dan masih banyak manfaat lainnya.
Survey Studi Pengobatan Nyeri
Dikutip dari laman www.cerebralpalsyguidance.com, Senin (27/6/2022), pada 2011, National Institutes of Health (NIH) telah menerbitkan hasil penelitian tentang pengobatan nyeri pada penderita Cerebral Palsy.

Sebanyak 83 orang dewasa dengan Cerebral Palsy berpartisipasi dalam penelitian ini.
Mereka pun mencoba 23 obat berbeda untuk pereda nyeri, termasuk ganja medis.
Studi tersebut melaporkan bahwa organ tubuh seperti kaki, punggung bawah, dan pinggul sebagai area nyeri yang paling umum.
"Efek yang dinilai paling melegakan adalah ganja. Namun hanya kurang dari 5 persen dari sampel yang dilaporkan pernah menggunakan obat ini untuk meredakan nyeri," kata studi tersebut.
Ganja Medis dan Spastik Quadriplegia
Spastik Quadriplegia adalah bentuk Cerebral Palsy yang paling parah dan berdampak pada semua ekstremitas, wajah dan badan.
Mayoritas anak dengan Spastik Quadriplegia tidak dapat berjalan dan bicara mereka biasanya sangat terpengaruh.
Sedangkan anggota badan bisa sangat kaku, otot leher mungkin melemah, sehingga sulit bagi mereka untuk mengangkat kepala.
Nyeri fisik dan masalah komunikasi umum juga terjadi pada mereka yang menderita Spastik Quadriplegia.
Baca juga: Thailand Resmi Legalkan Ganja, Warga Boleh Tanam di Rumah
Kendati lebih banyak data diperlukan untuk menguatkan temuan ini, beberapa penelitian yang dilakukan tentang penggunaan ganja medis untuk gejala Spastik Quadriplegia menunjukkan bahwa ganja medis menawarkan banyak manfaat terapeutik.
Misalnya, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh NIH pada 2007 lalu menyatakan bahwa pengalaman klinis dan penelitian pada hewan menunjukkan bahwa konstituen aktif dalam ganja membantu mengendalikan gejala kejang parsial yang sering terlihat pada orang yang menderita Spastik Quadriplegia.
Sementara itu, studi lain yang diterbitkan pada 2014 menunjukkan bahwa ganja medis efektif dalam mengurangi kejang otot yang menyakitkan.
Meskipun penelitian ini berfokus pada orang yang mengalami kejang otot yang berhubungan dengan multiple sclerosis, kejang adalah salah satu gejala yang paling umum ditemukan pada orang dengan Cerebral Palsy.
Mirisnya, pedoman federal Amerika Serikat (AS) justru mempersulit para ilmuwan untuk terus melakukan penelitian secara mendalam.
Namun, banyak negara bagian AS saat ini mengizinkan ganja medis digunakan untuk mengobati kejang dan nyeri.
Louisiana menjadi satu-satunya negara bagian AS yang mengizinkan penggunaannya secara khusus untuk mengobati Spastik Quadriplegia tanpa rujukan dokter.
Minyak Ganja atau Cannabidiol (CBD)
Minyak ganja atau Cannabidiol (CBD) merupakan salah satu dari banyak senyawa yang ditemukan dalam ganja dan telah mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir.
Terutama setelah tayangan khusus salah satu media asing yang melibatkan seorang gadis muda yang pernah mengalami hampir 50 kali kejang kejang setiap harinya.
Setelah mencoba berbagai opsi pengobatan yang melelahkan, orang tua gadis itu kemudian beralih menggunakan formulasi dengan minyak CBD konsentrasi tinggi, yang kini dikenal sebagai 'Charlotte's Web' sesuai nama depan putri mereka.
Orang tua Charlotte mentitrasi minyak CBD selama beberapa minggu sambil melanjutkan rencana perawatan kejang yang sudah ada.
Setelah berminggu-minggu menggunakan minyak itu, frekuensi kejang Charlotte pun turun secara signifikan menjadi hanya dua atau tiga per hari.
Perawatan minyak CBD tentunya menjadi sangat sukses, sehingga Charlotte akhirnya menghentikan pengobatan anti kejang lainnya.
Menurut sang ayah, Matt, putrinya itu juga mulai bisa berjalan, berbicara, bahkan mengendarai sepedanya, hal-hal yang sebelumnya sulit dilakukan.
"Saya benar-benar melihat otak Charlotte membuat koneksi yang belum pernah dibuat selama bertahun-tahun. Yang saya pikirkan sekarang adalah 'mengapa kita yang harus keluar dan mencari obat ini? Obat alami ini? Mengapa dokter tidak tahu tentang ini? Mengapa mereka tidak membuatku sadar terkait hal ini?'," kata ibunya Charlotte, Page.
Ia pun sempat merasa stress karena Charlotte tidak mengeluarkan suara dan tertawa selama beberapa bulan.
"Saya tidak mendengarnya tertawa selama enam bulan, tidak mendengar suaranya sama sekali, hanya tangisannya," jelas Page.
Saat ini memang semakin banyak perusahaan yang menawarkan minyak CBD sebagai pengobatan untuk anak-anak dengan Cerebral Palsy yang mengalami gejala kejang dan kejang otot serta nyeri kronis.
Namun penting untuk meneliti perusahaan secara menyeluruh dan mendapatkan saran dari dokter sebelum memutuskan untuk menggunakan jenis obat apapun.
Di sisi lain, Undang-undang (UU) negara bagian di AS dan bahkan preferensi pribadi dapat melarang dokter anak memberikan rekomendasi untuk perawatan CBD.
Mitos 'getting high' dan Ganja Medis
Salah satu kekhawatiran yang ditunjukkan para orang tua yang mempertimbangkan perawatan ganja medis untuk anak-anak mereka adalah faktor 'getting high'.
Menurut Penulis Stoned: A Doctor's Case For Medical Marijuana, David Casarett, MD, Tetrahydrocannabinol (THC) merupakan senyawa dalam ganja yang bertanggung jawab untuk menghasilkan perasaan 'tinggi' (getting high).
Sedangkan ganja medis dan produk minyak CBD memiliki konsentrasi THC yang sangat rendah, sehingga tidak menghasilkan sensasi itu.
Ganja medis dan minyak CBD umumnya mengandung konsentrasi CBD yang lebih tinggi, ini adalah bahan CBD dalam ganja yang dapat membantu mengobati gejala kejang dan kejang otot.

"THC lah yang membuat anda merasakan sensasi 'tinggi', jika anda merasa euforia atau mengalami efek samping yang buruk seperti halusinasi, itu karena THC. Jadi ganja mungkin akan membuat anda mabuk selama mengandung THC di dalamnya. Namun di sisi lain, CBD tidak memiliki efek seperti itu. Faktanya, ada penelitian yang menggunakan 300, 400, atau 600 miligram CBD, ini merupakan dosis yang sangat besar, tapi tanpa efek psikologis sama sekali," tegas Casarett.
Ia juga menambahkan bahwa jika anda menggunakan ganja atau produk ganja yang rendah THC, maka anda tidak akan merasa 'tinggi'.
"Terutama minyak pekat yang digunakan untuk mengobati kejang pediatrik," jelas Casarett.
Gangguan Bicara dan Ganja Medis
Ganja medis juga dapat bermanfaat bagi penderita lumpuh otak yang memiliki gangguan dan hambatan dalam berbicara, seperti gagap.
Pengulangan bicara dan gagap memang sering dikaitkan dengan Cerebral Palsy.
Meskipun masalah ini tidak mengancam jiwa, kondisi ini bisa sangat mengganggu seseorang saat mereka ingin berkomunikasi secara lebih efektif.
Jacqueline Patterson telah hidup dengan Cerebral Palsy dan masalah gagap yang parah sejak dirinya masih kecil.
Pada 2007 lalu, ia pun membuat film dokumenter berjudul Imn Pot We Trust, di mana dirinya menyampaikan rincian bagaimana ganja secara signifikan tidak hanya dapat membantu mengurangi masalah bicaranya, namun juga meredakan nyeri otot dan kekakuannya yang parah.
Mirisnya, Patterson menggunakan ganja di Missouri, negara bagian AS yang tidak mengizinkan penggunaan ganja medis untuk tujuan apapun, termasuk indikasi medis.
Akibatnya, saat itu keempat anaknya diambil darinya, namun ia kemudian membawa kasus ini ke perwakilan Missouri.
"Untuk kali pertama, otot saya tidak tegang. Dan kata-kata bisa meluncur dari mulutku," kata Patterson saat berbicara di depan rombongan legislator Missouri.
Namun Patterson tidak berhasil meyakinkan pemimpin legislator pada hari itu bahwa penggunaan ganja medis dapat mengubah kesehatannya dan membantu keluarganya.
Ia akhirnya pindah ke California bersama keempat anaknya dan kini mengadvokasi ganja sebagai pengobatan untuk orang-orang dengan Cerebral Palsy serta gangguan lainnya.
Ada sangat sedikit penelitian klinis yang dipublikasikan tentang kaitan antara ganja medis dan kondisi gagap, namun banyak dokter di beberapa negara bagian AS menganjurkan penggunaannya sebagai pilihan pengobatan yang efektif untuk menangani masalah bicara.
Kendati demikian, bicaralah dengan tim medis anak anda sebelum mencoba obat berbasis ganja ini.
Mungkin ada alasan yang tepat mengapa anak anda tidak boleh menggunakannya.