Jumat, 3 Oktober 2025

Waspadai Dampak Perubahan Cuaca pada Kesehatan Kulit dan Rambut

Perubahan cuaca ekstrem, peningkatan paparan sinar UV, dan perubahan habitat memicu sejumlah masalah pada kulit maupun rambut.

dok. Unspslash
Ilustrasi. Waspadai Dampak Perubahan Cuaca pada Kesehatan Kulit dan Rambut 

Kurangnya paparan radiasi UV telah dikaitkan dengan kekurangan vitamin D, sementara paparan berlebihan dikaitkan dengan peningkatan insiden karsinoma, melanoma maligna, dan jenis kanker kulit lainnya .

Sunburn atau kulit terbakar juga merupakan isu yang perlu diperhatikan, sering kali terjadi karena pajanan UVB yang tinggi pada kulit.

Naiknya suhu dapat memperkuat paparan UV, peningkatan suhu per derajat selsius akan meningkatkan sekitar 2 persen dosis UV.

Faktor penting lainnya dalam paparan sinar UV adalah lapisan ozon atmosfer. Lapisan ozon adalah bagian stratosfer bumi, berfungsi sebagai perisai yang melindungi permukaan dari radiasi UV. Saat ini tejadi penipisan lapisan ozon yang meningkatkan paparan sinar UV.

2. Peningkatan Polusi Udara

Peningkatan polusi udara memiliki efek besar pada kulit manusia.

Seiring dengan radiasi ultraviolet (UVR), kulit terkena udara polutan seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), senyawa organik yang mudah menguap(VOC), nitrogen oksida (NOx), partikel (PM), ozon (O3), dan zat lain seperti:yang ditemukan dalam asap rokok.

Polutan udara dapat sangat mengganggu fungsi normal lipid, DNA, dan protein dalam kulit manusia melalui kerusakan oksidatif.

" Paparan polusi udara pada kulit telah dikaitkan dengan kondisi kulit inflamasi atau alergi seperti: dermatitis atopik, eksim, psoriasis, dan jerawat, serta serta penuaan kulit dan kanker kulit," ujar dokter Arini.

CUACA EKSTRIM - Awan hitam memayungi Kota Malang terlihat di atas Kampung Tridi, Kelurahan Kesatrian, Kota Malang, Sabtu (25/11/2017). Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi malang menghimbau warga untuk waspada pertumbuhan awan konvektif yang menimbulkan cuaca ekstrim yang berdampak merugikan masyarakat seperti hujan intensitas lebat, badai, guntur dan angin kencang. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
CUACA EKSTRIM - Awan hitam memayungi Kota Malang terlihat di atas Kampung Tridi, Kelurahan Kesatrian, Kota Malang, Sabtu (25/11/2017). Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi malang menghimbau warga untuk waspada pertumbuhan awan konvektif yang menimbulkan cuaca ekstrim yang berdampak merugikan masyarakat seperti hujan intensitas lebat, badai, guntur dan angin kencang. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO (SURYA/SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO)

3. Cuaca Ekstrim dan Klimatologi

Frekuensi kejadian bencana alam meningkat dari waktu ke waktu, Tsunami laut dari India, Badai Katrina, hingga gelombang panas di India dan Pakistan.

Di Indonesia sendiri berpotensi terjadi peningkatan penyakit kulit akibat banjir.

Contoh kasus kulit akibat bencana alam yang dilaporkan di luar negri antara lain:

Penyebaran bencana alam telah mengubah literatur tentang infeksi kulit. Setelah Badai Katrina pada tahun 2005, Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) melaporkan infeksi luka dengan Staphylococcus resisten methicillinaureus (MRSA), Vibrio vulnificus, dan Vibrio parahaemolyticus di antara penduduk lokal dan tinea corporis (jamur kulit), folikulitis (infeksi bakteri kulit), miliaria (biang keringat), dan gigitan serangga di antara personel penyelamat.

Tsunami Samudra Hindia Desember 2004, terjadi kasus-kasus baru kondisi dermatologis yang terkait dengan banjir. Penyakit yang resistan terhadap banyak obat,infeksi polimikrobial, dan patogen lain yang tidak biasa, seperti Burkholderia pseudomallei, Cladophialophora bantiana, dan abses Mycobacterium, ditemukan setelah terpapar air tawar yang terkontaminasi oleh banjir.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved