Sabtu, 4 Oktober 2025

Lebih Banyak Aktivitas di Luar Rumah Bisa Picu Katarak, Kok Bisa? Ini Penjelasan Dokter Mata

Mereka yang memiliki orang tua maupun kakek dan nenek pernah alami katarak, lebih berisiko terkena katarak. Apalagi banyak aktivitas di luar rumah.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Tribunnews/Irwan Rismawan
Pasien melakukan cek mata katarak di Lab Prodia Senior Health, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Memasuki usia genap 2 tahun, Prodia Senior menyelenggarakan Low Back Pain #BebasGerak Hidup Sehat, yakni kegiatan seminar kesehatan dan pemeriksaan gratis. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan body postural untuk mengetahui fleksibilitas otot tulang belakang dan paha belakang, pemeriksaan kulit kepala, hingga pemeriksaan gula darah dan katarak. Tribunnews/Irwan Rismawan 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang yang memiliki riwayat keturunan (faktor genetik) serta lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah (outdoor) lebih berisiko terkena katarak.

Demikian dikatakan Dokter Mata Sub. Spesialis Katarak Bedah Refraktif dari PMN Rumah Sakit Mata Cicendo, dr. Andrew M Knoch, Sp.M(K), M.Kes, dalam talk show live Instagram @radiokesehatan, Senin (21/6/2021).

Namun ada dua hal yang dapat dikendalikan untuk mengurangi potensi munculnya penyakit ini.

Ia menjelaskan, mereka yang memiliki orang tua maupun kakek dan nenek pernah mengalami katarak, tentunya bisa kapan saja terkena katarak.

Namun risiko munculnya penyakit ini dapat diminimalisir dengan mengurangi paparan sinar ultraviolet saat melakukan kegiatan di luar rumah.

Baca juga: Mereka yang Lebih Banyak Aktivitas di Luar Berisiko Tinggi Terkena Katarak

"Nah jadi dua hal yang bisa diatur yaitu yang pertama adalah mengatur bagaimana paparan sinar ultraviolet. Artinya, (bisa dikurangi) pada orang-orang yang ada keturunan," ujar dr Andrew.

Selain itu, orang yang lebih banyak beraktivitas atau bekerja di luar rumah juga berisiko lebih tinggi mengalami penyakit ini.

Pasien melakukan cek mata katarak di Lab Prodia Senior Health, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Memasuki usia genap 2 tahun, Prodia Senior menyelenggarakan Low Back Pain #BebasGerak Hidup Sehat, yakni kegiatan seminar kesehatan dan pemeriksaan gratis. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan body postural untuk mengetahui fleksibilitas otot tulang belakang dan paha belakang, pemeriksaan kulit kepala, hingga pemeriksaan gula darah dan katarak. Tribunnews/Irwan Rismawan
Pasien melakukan cek mata katarak di Lab Prodia Senior Health, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Memasuki usia genap 2 tahun, Prodia Senior menyelenggarakan Low Back Pain #BebasGerak Hidup Sehat, yakni kegiatan seminar kesehatan dan pemeriksaan gratis. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan body postural untuk mengetahui fleksibilitas otot tulang belakang dan paha belakang, pemeriksaan kulit kepala, hingga pemeriksaan gula darah dan katarak. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

"Kemudian dia ada kecenderungan sehari-hari ada di luar ruangan, misal pekerjaan sebagai petani, kemudian nelayan, berkebun, itu banyak terpapar ultraviolet, nah dia ini lebih berisiko untuk terkena katarak," jelas dr Andrew.

Oleh karena itu, ia pun menyarankan mereka yang berisiko tinggi terkena paparan ultraviolet untuk selalu melindungi mata melalui pemakaian topi berukuran besar maupun kaca mata yang memiliki filter ultraviolet saat beraktivitas di luar rumah.

"Jadi mencegahnya adalah kalau misalnya keluar, diharapkan misal (untuk petani atau nelayan) pakai topi yang besar seperti caping, atau misal (yang beraktivitas outdoor lainnya) memakai kaca mata pelindung, paling bagus itu kalau kaca matanya ada filter untuk ultraviolet," tegas dr Andrew.

Baca juga: 7 Obat Tradisional Berkhasiat Mengobati Katarak Secara Alami, Salah Satunya Bawang Putih

Terkait penyakit katarak ini, ia kemudian menyampaikan bahwa banyak masyarakat yang masih cenderung enggan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes), termasuk untuk organ mata.

Hal itu karena sebagian besar dari mereka yang mengklaim dalam kondisi sehat merasa bahwa 'tubuh mereka baik-baik saja'.

Padahal pemeriksaan kesehatan secara rutin penting dilakukan untuk mengetahui sejak dini jika ada potensi penyakit yang muncul.

"Kita disarankan melakukan pemeriksaan secara rutin ketika kita sedang sehat, tetapi kadang-kadang itu sulit dilakukan," kata dr Andrew.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved