Selasa, 30 September 2025

Penanganan Covid

Terapi Plasma Konvalesen untuk Pengobatan Covid-19, Sejauh Mana Khasiatnya? Dokter Bilang Begini

Jenis pengobatan Covid-19 ini menjadi perhatian setelah Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunggah video tentang sahabatnya, dr Khairul Hadi. 

Editor: Willem Jonata
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Pendonor menjalani donor plasma konvalesen di Unit Tranfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Kebutuhan plasma konvalesen meningkat hingga 200 kantong per hari, oleh karenanya diharapkan penyintas Covid-19 bersedia mendonorkan plasmanya untuk membantu penanganan pasien Covid-19 yang masih dirawat. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terapi Plasma Konvalesen belakangan ramai menjadi bahan perbincangan.

Jenis pengobatan Covid-19 ini menjadi perhatian setelah Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunggah video tentang sahabatnya, dr Khairul Hadi. 

Dikutip dari Kompas.com, lewat unggahan tersebut, dr Khairul Hadi mengungkapkan jika keadaannya terus membaik setelah melakukan terapi plasma konvalesen.

Baca juga: Ratusan Personel dan PNS Polri di Polda Kalsel Mengikuti Donor Darah Plasma Konvalesen 

Selain itu, di dalam video Hadi berharap akan semakin banyak penyintas Covid-19 mendonorkan plasma milik mereka. 

Pertanyaanya, apa itu terapi plasma konvalesen?

dr Navy G.H.M Lolong Wulung, SpAn- KIC mengungkapkan pengobatan ini melakukan transfer antibodi penyintas Covid-19 yang baru sembuh, kepada orang yang masih menghadapi infeksi Covid-19.

Petugas menunjukkan plasma konvalensen dari pendonor di Unit Tranfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Kebutuhan plasma konvalesen meningkat hingga 200 kantong per hari, oleh karenanya diharapkan penyintas Covid-19 bersedia mendonorkan plasmanya untuk membantu penanganan pasien Covid-19 yang masih dirawat. Surya/Ahmad Zaimul Haq
Petugas menunjukkan plasma konvalensen dari pendonor di Unit Tranfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Kebutuhan plasma konvalesen meningkat hingga 200 kantong per hari, oleh karenanya diharapkan penyintas Covid-19 bersedia mendonorkan plasmanya untuk membantu penanganan pasien Covid-19 yang masih dirawat. Surya/Ahmad Zaimul Haq (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Di sini dr Navy menekankan jika plasma atau antibodi yang diambil harus dari orang yang baru sembuh.

Karena diperkirakan, kadar antibodinya jauh lebih tinggi saat seseorang baru pulih dari sakit. Sehingga tingkat kesembuhannya juga lebih tinggi. 

Sejauh ini, dr Navy mengatakan efektivitas dari terapi ini masih terus dalam penelitian, mengingat jika Covid-19 merupakan jenis virus baru. 

Menurut dia, di luar negeri, penelitian telah berlangsung dari November 2020.

Namun hasil penelitian yang lebih signifikan berada di Januari 2020 dan menunjukkan beberapa hasil yang baik.

Ada syarat yang membuat plasma konvalesen bereaksi cukup baik.

Pertama plasma konvalesen diberikan dengan kadar yang cukup tinggi. Kedua, plasma diberikan setelah diagnosis keluar.

"Nah di Indonesia ini menjadi masalahnya. Kebanyakan masyarakat tidak langsung memeriksakan diri saat muncul gejala ringan. Maka kebanyakan, setelah berhari-hari baru ketahuan kalau ia positif Covid-19," jelasnya dalam siaran Radio Kesehatan dari Kementerian Kesehatan, Selasa (23/2/2021).

Oleh karenanya, di Indonesia aturan kedua dilonggarkan menjadi tujuh hari.

dr Navy mengungkapkan sudah ada 30 titik tersedia di Indonesia untuk mendonorkan plasma. 

"Meski begitu, kami terus melakukan pengecekan kadar antibodi dari plasma yang didonorkan. Jika kadar antibodi rendah, maka kami tidak memaksakan untuk didonorkan," ungkapnya. 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved