Cangkok Tulang Tanpa Donor Tulang dari Pinggul untuk Penanganan Bibir Sumbing Pada Anak
Anak dengan kelainan celah bibir dan langit-langit mulut atau umum dikenal bibir sumbing membutuhkan terapi dan penanganan khusus.
TRIBUNNEWS.COM - Anak dengan kelainan celah bibir dan langit-langit mulut atau umum dikenal bibir sumbing, membutuhkan terapi dan penanganan khusus.
Dr. drg. Andi S. Budihardja, SpBM(K), spesialis bedah mulut dan maksilofasial dari Siloam Komprehensif Cleft Center, mengatakan penanganan bibir sumbing pada anak dan bayi tidak selalu sama.
Menurut dia, ada beberapa kriteria dan periode waktu yang harus diperhatikan untuk menangani hal tersebut.
"Kami tingkatkan layanan melalui program operasi cangkok tulang rahang kemudian layanan koreksi hidung serta terapi bicara," ungkap Dr. drg. Andi S. Budihardja.
Menurut Andi, operasi cangkok tulang dilakukan untuk memperbaiki celah pada gusi.
Baca juga: Bakti Sosial Operasi Bibir Sumbing Gratis di RSDK Ciamis: 18 Anak Bisa Tersenyum
Selanjutnya, menstabilkan rahang atas, memberikan pondasi pada dasar hidung dan memudahkan pertumbuhan gigi permanen. Perawatan ini biasanya dilakukan pada anak usia 8-12 tahun.
Di Siloam Hospitals, lanjut dia, operasi cangkok tulang yang dikembangkan menggunakan teknik minimal invasif. Teknik itu tidak memerlukan donor tulang dari daerah pinggul.
"Donor tulang yang digunakan hanya menggunakan tulang dari dalam rongga mulut pasien sendiri, sehingga lebih nyaman untuk pasien dan memperpendek waktu tinggal di rumah sakit," terang Andi.
Secara umum tujuan dilakukannya operasi celah bibir adalah untuk menyatukan kembali celah bibir yang terbentuk pada mulut bayi.
Baca juga: Gelar Bakti Sosial, Mabes Polri Operasi Bibir Sumbing dan Katarak Warga Jateng
Operasi ini bertujuan untuk memperbaiki celah pada bibir dan langit-langit yang terbentuk.
Hal ini dilakukan agar fungsi otot pada bagian wajah ini bisa bekerja dengan seharusnya dan penampilan wajah juga menjadi normal.
Yang hendak dicapai dalam perawatan pasien dengan kelainan celah bibir dan langit-langit mulut, yakni mengembalikan fungsi estetik wajah.
Kemudian, katanya menambahkan, memastikan pasien bisa berbicara secara normal dan mencapai hubungan lengkung rahang dan gigi yang normal.
Masih tinggi
Hingga hari ini, kelainan bibir yang terjadi pada bayi dan anak-anak di Tanah Air masih cukup tinggi dan merupakan masalah besar di Indonesia.
Hal itulah yang melatarbelakangi diresmikannya Siloam Cleft Center di Auditorium Lantai 11, Siloam Hospital Lippo Village, Karawaci, Tangerang pada Februari 2018 silam.
“Penanganan pasien akan dilakukan secara interdisipliner oleh team dokter yang tergabung di dalam Siloam comprehensive cleft center. Seluruh team dokter selalu mengadopsi teknik perawatan yang terkini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini,“ kata Dr Andi.
"Penanganan yang dilakukan Siloam Comprehensive Cleft Center pada pasien umum dan khusus selalu berhasil dilakukan, baik secara program mandiri maupun layananan yang sifatnya sosial guna berbakti pada masyarakat", tutur dr. Jeffry Oeswadi, Direktur Siloam Hospitals Lippo Village, rumah sakit yang membawahi sistem pelayanan Klinik khusus pada Siloam Comprehensive Cleft Center.
Dua tahun berjalan, Siloam Comprehensive Cleft Center kini telah dikenal luas oleh masyarakat, tidak saja dikenal pelayanannya oleh masyarakat Tangerang dan Jakarta.
Bahkan setiap tahunnya, pasien yang berasal dari wilayah pulau Sumatera, Papua dan Kalimantan mendapatkan pelayanan optimal dalam layanan kelainan bibir dan celah dinding mulut, baik itu secara layanan mandiri pun layanan yang sifatnya sosial yang setiap tahun diadakan Siloam Comprehensive Cleft Center.