Virus Corona
Tidak Semua Masker Kain Aman, Simak Penjelasannya
Hingga kini belum ada obat dan vaksin untuk mengatasi covid-19. Namun, penggunaan masker diyakini efektif mencegah penularan virus berbahaya tersebut.
Editor:
Willem Jonata
Masker kain yang direkomendasikan adalah kain dengan 2-3 lapis dengan kerapatan 180 benang/inch (catoon cult). Hal ini berkaitan dengan kemampuan menyaring kuman.
“Masker N95 dan masker medis untuk tenaga medis saja. Masyarakat umum menggunakan masker kain. Kain yang bagus minimal bahan katun, bahan catoon cult dengan kerapatan 180 benang per inchi. Secara kasat bisa dilihat katunnya agak tebal. Boleh juga masker sutera bahannya halus banget dan rapat punya kemampuan menyaring juga,” katanya.
Bahan campuran katun dengan sifon juga bagus, ada bukti ilmiah yang terbukti kerapatannya bisa mencegah masuknya Covid 19.
“Tapi terpenting juga memakai masker juga harus benar. Menutup hidung dari dagu. Kalau makaianya masih miring-miring ya percuma walaupun bahan kainnya sudah bagus,” ucapnya.
Masker Scuba
Saat ini sudah beredar di pasaran tentang penggunaan masker scuba yang dianggap tidak efektif sebagai perlindungan penularan Covid 19.
Menurut dokter Fajri, masker scuba tipis satu lapis, sehingga justru jadi mudah menyebarkan. Ia mengilutrasikan penggunaan helm yang tidak standar.
Menggunakan helm yang tidak standar, ketika terjadi kecelakaan helm itu tetap tidak melindungi juga.
Bahkan penggunaan masker scuba ini juga berbahaya, karena merasa aman padahal tidak punya kemampuan menyaring. Bebas batuk atau bersin padahal dropletnya masih keluar dan menulari.
“Jangan-jangan terjadi outbreak (wabah) di kantor atau di beberapa tempat gara-gara pemakaian masker yang salah. Dampaknya jadi panjang,” katanya. Alasan yang sama juga pada pemakaian buff sangat tidak disarankan. Bahannya terlalu tipis dan juga hanya satu lapisan. Begitu juga masker rajutan (knit) walaupun tebal tapi tidak punya kerapatan yang cukup.
Ia menyarankan, agar diperlukan juga standarisasi masker. Sayangnya regulasinya juga belm jelas. Saat ini baru statement penggunaan masker saja. Padahal alat kesehatan lain seperti thermometer misalnya ada standard nasionalnya. Di satu sisi kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker juga belum merata.
Selain menggunakan masker, untuk lebih amannya, apalagi menggunakan kendaraan umum seperti kereta, disarankan menggunakan face shield (pelindung wajah). Alasannya virus tidak mengenai mata dan juga kita lebih terhindar. Menggunakan masker masih memungkinkan adanya bagian wajah yang terbuka. Jika tidak face shield, penggunaan kacamata juga disarankan. Ia mengatakan, sudah ada penelitan bahwa pengguna kacamata lebih rendah terkena positif Covid 19 dibanding dengan yang tidak menggunakan kacamata.
“Selama ini yang dianut, penularan lewat droplet atau butian air liur yang terbang kalau ada celah setidaknya tidak kena langsung. Ketika dua orang sama-sama pakai masker dan jarak cukup jauh risko penyebaran kecil,”jelasnya.
Kesadaran Menggunakan Masker
Pekerjaan rumah pada pandemi Covid 19 ini, selain memberikan edukasi penggunaan masker dan juga masker yang digunakan, juga pentingnya mencuci tangan dan menjaga jarak. Menurut dokter Fajri, ada empat golongan orang dari segi pengetahuan dan ketaatan menggunakan masker.