Senin, 6 Oktober 2025

Penerapan Protokol Perlindungan Kesehatan Anak di Lingkungan Sekolah

Jangan sampai mengabaikan protokol perlindungan kesehatan anak, terutama penerapannya dalam aktivitas keseharian anak.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Shutterstock
Ilustrasi anak memakai masker. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia mendorong budaya hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi suatu keharusan dan kebiasaan baru yang perlu diterapkan semua pihak, khususnya anak.

Hal ini penting karena anak seringkali belum cukup memahami situasi pandemi yang dihadapi, sehingga lalai dalam berperilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari.

Deputy President Director Siloam Hospitals Group Caroline Riady mengatakan, pandemi covid-19 membuat banyak pihak berfokus pada penanganan wabah untuk pemulihan ekonomi dan sosial masyarakat, perlindungan terhadap kesehatan anak tidak kalah penting.

Jangan sampai mengabaikan protokol perlindungan kesehatan anak, terutama penerapannya dalam aktivitas keseharian anak seperti sekolah, bermain dan berkreasi.

Baca: Bergulir di Tengah Pandemi, IBL Gelar Simulasi Protokol Kesehatan Lebih Dulu

Baca: Wulan Guritno Ancam Putrinya Kalau Sampai Berani Dugem di Masa Pandemi

“Orangtua, keluarga, dan sekolah sebagai pihak yang paling dekat dengan anak perlu berperan memastikan keamanan anak,” ujar Caroline di Jakarta belum lama ini.

Webinar yang diadakan Sekolah Pelita Harapan (SPH) dan Siloam Hospitals mengangkat tema Health, Habit, Hope: Healthy Child, Family, and School' yang ditujukan untuk publik, khususnya para orangtua.

Selain peran lingkungan sekitar, kata Caroline edukasi dari orang tua dan guru kepada anak juga menjadi solusi mencegah penularan virus.

Anak perlu diberi pemahaman bahaya dari pandemi saat ini dengan penyampaian yang sesuai tanpa menakuti.

Baca: Strategi Mengatasi Ketidakjelasan di Masa Pandemi Covid-19

“Mulai dari mengedukasi mengenai bagaimana bahayanya virus ini. Tak kalah penting adalah bagaimana mengedukasi anak-anak mengenai menjaga diri mereka sendiri,” papar Caroline.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr Yogi Prawira SpA(K). mengatakan, orangtua dan pihak sekolah dapat mengajarkan anak anak kebiasaan baru yang lebih bersih dan sehat dengan cara yang menyenangkan.

“Contohnya, melatih anak memakai masker dengan memilih motif yang menjadi favorit anak serta membiasakan rutin cuci tangan selama 20 detik sambil menyanyikan lagu anak,” tegasnya.

Ketua Tim Dokter Paru dan Ahli Medis di Tim Penanganan Cepat Tanggap COVID-19 Siloam Hospitals dan wakil dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan dr Allen Widysanto, Sp.P menambahkan selain hand hygiene, respiratory hygiene juga sangat penting untuk diajarkan pada anak sejak dini dan diimplementasikan.

Beberapa diantaranya adalah ajari anak untuk menutup hidung dan mulut menggunakan tisu atau siku saat sedang batuk atau bersin.

Jangan menutup hidung dan mulut menggunakan telapak tangan saat sedang batuk atau bersin.

“Serta langsung membuang tisu bekas pakai ke tempat sampah terdekat dan cuci tangan air mengalir selama minimal 20 detik atau menggunakan hand sanitizer,” paparnya.

Associate Head of School Sekolah Pelita Harapan Aileen Hambali menambahkan peran sekolah dalam membentuk sebuah generasi pandemi yang sehat dan tangguh secara fisik, mental, dan spiritual.

Ia menambahkan sebuah tantangan besar di era pandemi ini adalah bagaimana cara membesarkan dan mendidik generasi muda baru yang mampu menghadapi kesulitan yang dihadapinya dengan ketangguhan mental dan sehat secara jasmani dan rohani.

Jangan sampai semua ketakutan yang dialami sebuah masyarakat dan keluarga menghasilkan anak-anak yang kecil hati dan paranoid secara berlebihan.

“Perilaku manusia & membangun kebiasaan baik adalah salah satu faktor kunci dari Covid-19 Infection Prevention & Control. Untuk itu, sekolah pun harus bersiap dan berbenah diri sehingga ketika saatnya tepat, murid-murid bisa kembali bersekolah dengan protokol kesehatan yang ketat dan fasilitas yang memadai dan aman,” paparnya.

Menurut Aileen, Sekolah Pelita Harapan bekerjasama dengan Siloam Hospitals Group telah melakukan sebuah program persiapan kembali ke sekolah dengan Program Penanggulangan & Pencegahan Infeksi Covid-19 yang komprehensif.

Kerjasama pertama antara lembaga pendidikan dan kesehatan ini bertujuan untuk memastikan lingkungan dan kegiatan belajar dan mengajar yang aman, ketika saatnya siswa dan guru kembali beraktifitas di sekolah.

“Kami telah berinvestasi untuk menghadirkan berbagai teknologi untuk memastikan ligkungan sekolah. Hal itu kami lakukan karena kami peduli akan keselamatan seluruh orang yang ada di lingkungan sekolah tersebut,” paparnya.

Kontrol fasilitas dan prosedur kesehatan dan keamanan yang ketat dan seksama ini dilakukan oleh sebuah tim yang diketuai oleh Julie McCaughan, seorang tenaga medis berpengalaman internasional di bidang Infection Control & Prevention.

Ia merupakan konsultan dari JCI International, badan akreditasi global fasilitas kesehatan dan rumah sakit, sehingga standar keamanan dan pencegahan yang sama dapat diterapkan juga di SPH.

“Harapannya webinar ini dapat menumbuhkan kepedulian banyak pihak untuk membangun lingkungan ramah anak dari segi keamanan dan kesehatan. Karena mewujudkan anak Indonesia sehat terbebas dari Covid-19 adalah salah satu cara menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas,” tutup Aileen.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved