Senin, 6 Oktober 2025

Nyeri saat Berhubungan Intim karena Dispareunia, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Merasakan nyeri pada saat berhubungan intim atau bersanggama? Ketahui penyebab Dispareunia dan cara mengatasinya berikut ini.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
KOMPAS.com/Thinkstockphotos
(ILUSTRASI) Merasakan nyeri pada saat berhubungan intim atau bersanggama? Ketahui penyebab Dispareunia dan cara mengatasinya berikut ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah wanita merasakan nyeri pada saat berhubungan intim atau bersanggama.

Rasa sakit tersebut biasanya muncul ketika terjadi penetrasi.

Medical Sexologist, dr Binsar Martin Sinaga, FIAS, mengatakan nyeri saat bersanggama ini dalam istilah medis biasa disebut Dispareunia.

Hal itu Binsar sampaikan dalam wawancaranya di Live Talk Show Edukasi Seksual yang ditayangkan langsung di kanal YouTube Tribunnews.com, Kamis (2/7/2020) malam.

Baca: Virus Corona Bisa Ditularkan Lewat Hubungan Seks? Ilmuwan: Kecil Peluangnya

Baca: 5 Manfaat untuk Kesehatan Melakukan Seks di Pagi Hari, di Antaranya Kurangi Risiko Serangan Jantung

Binsar mengatakan, ada sejumlah faktor yang menjadi menyebabkan wanita mengalami rasa nyeri tersebut.

Lebih lanjut, Binsar pun memaparkan faktor-faktor yang menjadi penyebab Dispareunia.

Berikut faktor penyebab nyeri saat berhubungan intim atau Dispareunia:

1. Kekurangan Hormon Estrogen

Penyebab dispareunia di antaranya yaitu kurangnya kadar hormon estrogen.

Menurut Binsar, ketika menjelang menopause, wanita akan mengalami kekurangan hormon estrogen.

Akibatnya, permukaan dinding vagina menjadi kering sehingga dapat menimbulkan perlukaan saat terjadi penetrasi.

Hal inilah yang menjadi pemicu rasa nyeri ketika berhubungan intim. 

"Keringnya permukaan dinding vagina ini sehingga pembasahnya tidak ada, ini yang akan mengakibatkan pada waktu terjadinya penetrasi penis itu terjadi perlukaan," kata Binsar.

2. Penyakit bawaan

Faktor penyebab berikutnya yaitu penyakit bawaan yang diderita oleh wanita.

Di antaranya yaitu hipertensi, diabetes mellitus atau penyakit gula, maupun penyakit gangguan pembuluh darah pascastroke.

Menurut Binsar, penyakit-penyakit tersebut juga dapat membuat permukaan vagina menjadi kering sehingga menyebabkan rasa nyeri saat berhubungan intim.

Baca: Dampak Positif Olahraga Saat Mengalami Haid

3. Adanya perlukaan atau peradangan

Selain itu, Binsar menambahkan, penyebab berikutnya yaitu adanya perlukaan.

Perlukaan ini bisa disebabkan oleh tumor, peradangan, ataupun alat kontrasepsi seperti IUD yang kemudian menimbulkan peradangan.

"IUD yang dipasang di dalam rahim yang akan membuat peradangan dan itu bisa mengenai pada rongga dinding pada vagina, akhirnya terjadi peradangan dan akhirnya mengakibatkan yang namanya nyeri pada saat sanggama," jelas Binsar.

Cara Mengatasi Dispareunia

Binsar mengatakan nyeri pada saat sanggama bukanlah masalah yang tidak dapat diatasi.

Namun, masalah nyeri ketika sanggama seringkali tidak disadari.

Menurut Binsar, Dispareunia ini dapat menimbulkan trauma pada wanita dan akan berpengaruh pada kualitas kehidupan seksualnya.

Baca: 4 Mitos Ibu Hamil Tentang Yogurt, Ini Kata Ahli

"Kualitas kehidupan seksual pada seorang wanita sangat ditentukan oleh yang namanya bagaimana kehidupan seksual pada masa lalu, artinya sebelum terjadinya nyeri ini."

"Sehingga, ketika nyeri ini muncul akan mengakibatkan trauma dan trauma ini akan mengganggu kualitas kehidupan seksual wanita tersebut," terang Binsar.

Lantas apa yang harus dilakukan untuk mengatasi nyeri pada saat berhubungan intim?

Berikut cara mengatasi nyeri saat berhubungan intim atau Dispareunia:

1. Dukungan dari pasangan

Binsar menyebutkan, dukungan dari pasangan menjadi hal penting untuk mengatasi masalah dispareunia.

"Biasanya pria gak mau tahu, sehingga harusnya ada support dari pasangan prianya supaya setiap masalah yang ada dapat kita selesaikan bersama," kata Binsar.

2. Memperbaiki hormon

3. Memperbaiki kondisi penyakit

Selain memperbaiki hormon ketika mengalami penurunan hormon estrogen, Binsar mengatakan, Dispareunia juga dapat diatasi dengan memperbaiki kondisi penyakit yang dialami.

"Kalau ada problem penyakit wanita tersebut maka harus kita perbaiki kondisi penyakitnya," kata dia.

"Kalau terjadi peradangan pada organ itim wanita, yaitu vagina, maka harus kita selesaikan," tambahnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved