Rokok Elektrik Kerap Dikaitkan dengan Penyebaran Covid-19, Berikut Penjelasan Public Health England
Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), informasi kerap kali diteruskan tanpa memberikan konteks maupun akurasi yang jelas.
Ahli Toksikologi dari Universitas Airlangga Sho’im Hidayat mengamini, banyak persepsi keliru mengenai produk tembakau alternatif yang dianggap sama bahayanya dengan rokok lantaran sama-sama mengandung nikotin. Padahal, nikotin bukanlah pemicu utama penyakit terkait merokok.
Sho’im menjelaskan, kandungan zat kimia berbahaya dalam rokok adalah TAR yang bersifat karsinogen. TAR yang dihasilkan oleh proses pembakaran pada rokok dapat memicu penyakit-penyakit berbahaya.
“Semakin tinggi kadar TAR dari pembakaran, risiko terkena kanker atau jantung menjadi lebih besar, kandungan ini tidak ada dalam produk tembakau alternatif," ujar Sho'im, dalam keterangannya, Selasa (14/4/2020).
Itu sebabnya, kata dia, di tengah meningkatnya keresahan publik akibat informasi yang tak menentu, setiap orang harus bijak dalam memilah informasi. Selain itu, pemerintah dan para peneliti juga bertanggung jawab menyajikan informasi dan kebijakan yang akurat dan terpercaya sebagai acuan bagi masyarakat.