Sabtu, 4 Oktober 2025

Penelitian Rokok Elektrik di Indonesia Rendah dan Informasi Tidak Berasal dari Sumber Terpercaya

Rokok elektrik dianggap hanya memiliki dampak negatif bagi pengguna, tanpa melihat manfaatnya sebagai medium terapi berhenti merokok

Editor: Eko Sutriyanto
Wartakota/Angga Bhagya Nugraha
Penggemar rokok elektrik atau Vape menunjukan kebolehannya disela acara "I Choose to be Healthier" di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/12/2019). Roko elektrik tersebut terus diminati kaum milenial. Produk tembakau alternatif ini sudah menjadi sebuah industri yang bernilai hampir USD 2 miliar. Analis Ekonomi percaya bahwa nilai tersebut nantinya akan menyamai produk tembakau konvensional yg ditaksir sudah mencapai lebih USD 20 milyar. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) 

Hasil temuan pertama dari penelitian itu adalah 18% partisipan yang menggunakan rokok elektrik berhasil berhenti merokok selama setahun dan hanya 10% yang menggunakan NRT berhenti merokok.

Dari total orang yang sukses berhenti merokok tersebut, 80% partisipan yang menggunakan rokok elektrik masih menggunakan vape, dan hanya 9% pengguna NRT tetap menggunakan produk tersebut.

Yang tak kalah menarik, laporan batuk dan adanya dahak lebih rendah pada partisipan yang menggunakan rokok elektrik.

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa rokok elektrik lebih efektif untuk menghentikan kebiasaan merokok dibandingkan dengan produk pengganti nikotin.

Namun hal tersebut harus disertai dengan tindakan pendukung seperti konseling agar memiliki dampak yang maksimal.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved