Menelusuri Tumbuhnya Akar Bajakah, Obat Tradisional Dayak Penyembuh Kanker yang Mendadak Populer
Akar Bajakah, tanaman tradisional masyarakat Dayak Kalimantan Tengah mendadak populer. Karya imliah siswa di Palangkaraya viral dan membuat penasaran.
Kisah Akar Bajakah Sembuhkan Kanker Payudara
Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri, sendiri mengatakan, karya ilmiah yang diikutkan dalam lomba tersebut merupakan awalnya dari pengalaman rekannya bernama Yajid.
Yajid memakai ekstrak akar tanaman bajakah tunggal yang berhasil mengobati kanker payudara neneknya.
Pengalaman Yajid kemudian menjadi inspirasi.
Proses penelitian pun dimulai.
Ekstrak akar bajakah yang dibuat dengan cara ditumbuk ini diberikan pada tikus putih yang ada penyakit tumornya.
"Kami amati selama 50 hari ternyata, pemberian ekstrak akar tanaman bajakah tunggal tersebut mampu melemahkan dan mengecilkan tumor pada tikus putih atau disebut kemencit tersebut, karena didalam akar bajalah tunggal terdapat kandungan yang bisa melemahkan penyakit kanker dan tumor ganas pada binatang dan manusia," ujar dua siswi ini.
Belum Dilirik Pabrikan
Sejak dipublikasikan media, karya ilmiah siswi SMAN-2 Palangkaraya ini banyak mendapat perhatian masyarakat.
Tidak sedikit yang penasaran ingin tahu akar tanaman bajakah tunggal tersebut?
Maklum, kepiawaian dua siswi ini meraciknya hingga diakui dunia internasional dan populer, sehingga menjadi perbincangan secara nasional dan viral di media sosial.
Guru pembimbing dua siswi tersebut, Helita mengatakan belum ada perusahaa farmasi yang berminat untuk bekerjasama dalam pembuatan obat pembunuh sel kanker dan tumor dengan tanaman obat tradisional warga dayak Kalteng tersebut.
Lokasi Tumbuh Dirahasiakan
Akar Bajakah penyembuh kanker dari Kalimantan, lokasi tumbuhnya dirahasiakan.
Akar ini tumbuh di hutan lebat Kalimantan. Dimana lokasinya? Ternyata disembunyikan.
Pihak sekolah takut jika berita ini menyebar luas, maka akan ada eksploitasi hutan secara besar-besaran.
Tim AIMAN dari Kompas TV pun melakukan penelusuran ke Kalimantan.
Begini catatan AIMAN yang disampaikan Aiman Witjaksono.
Dua orang siswi SMA berhasil membawa karya ilmiahnya untuk dibuktikan di tingkat dunia.