Senin, 6 Oktober 2025

Penganiayaan Siswi di Pontianak

Audrey Dikeroyok, Ini Penjelasan Medis Mengapa Remaja Emosional dan Butuh Peran Orangtua

Tiga pelakunya pengeroyokan Audrey resmi ditetapkan sebagai tersangka, Rabu (10/4/2019). Mereka siswi SMA di Pontianak, F (17), T (17) dan C (17).

Editor: Willem Jonata
Kolase Instagram.com/@hannytummee
Kasus #JusticeForAudrey : 5 Fakta yang Tersingkap, dari Hasil Visum Tak Ada Luka Sampai Masalah Utang Almarhumah Ibu 

TRIBUNNREWS.COM - Siswi SMP di Pontinak bernama Audrey jadi korban pengeroyokan dan perundungan.

Tiga pelakunya resmi ditetapkan sebagai tersangka, Rabu (10/4/2019). Mereka siswi SMA di Pontianak, F (17), T (17) dan C (17).

Kapolresta mengatakan dasar penetapan tersangka ini adalah pemeriksaan sejumlah saksi dan hasil rekam medis Rumah Sakit Pro Medika Pontianak.

Kapolresta menjelaskan, penganiayaan dilakukan tersangka secara bergiliran satu per satu di dua tempat.

Baca: Seandainya Berada di Posisi Audrey, Aurel Hermansyah Akui Enggak Akan Sanggup

"Dalam pemeriksaan pelaku, mereka mengakui perbuatannya menganiaya korban," kata Anwar sebagaimana dilansir Tribunnews.com, Kamis (11/4).

Menurutnya, tersangka dikenakan pasal 80 ayat 1 Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara tiga tahun enam bulan.

Mengenai kronologi kejadian, pelaku pun membeberkan semua berawal dari saling sindir di instagram.

Mereka juga sempat terjadi aksi kejar sehingga perkelahian terjadi di dua lokasi berbeda yakni di Taman Akcaya dan Jalan Sulawesi.

Baca: Siswi SMP di Pontianak Dikeroyok Jadi Bahasan Astrid Tiar dan Suaminya

Lebih jauh, kapolresta juga mengungkap adanya diagnosa awal depresi pasca trauma terhadap korban.

Namun, terlepas dari kasus penganiayaan Audrey, mengapa remaja cenderung begitu emosional?

#JusticeForAudrey
Twitter
#JusticeForAudrey

Dilansir dari Psychology Today, ada penjelasan bagus dari ilmu saraf untuk menjawab pertanyaan ini.

Sistem emosional adalah struktur otak limbik, sedangkan sistem logis adalah daerah depan pada sistem frontal.

Sistem limbik berisi area otak yang penting untuk emosi, dorongan, penghargaan dan motivasi.

Sistem frontal berisi bidang-bidang yang penting untuk pengambilan keputusan, kontrol impuls dan penghindaran kecurangan yang diterima secara sosial.

Kedua sistem ini memiliki jadwal pengembangan yang berbeda.

Selain itu, koneksi di antara keduanya juga akan menjadi matang sepanjang masa-masa remaja.

Pada usia berapa pun, struktur limbik ini terhubung erat.

Sebanyak tujuh siswi SMA yang terseret dalam kasus penganiayaan siswi SMP menyampaikan klarifikasi didampingi KPPAD Provinsi Kalbar di Mapolresta Pontianak, Jalan Johan Idrus, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (10/4/2019). Mereka menyampaikan permintaan maaf kepada korban dan keluarga korban serta tidak mengakui telah melakukan pengeroyokan, melainkan perkelahian dilakukan satu lawan satu. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Sebanyak tujuh siswi SMA yang terseret dalam kasus penganiayaan siswi SMP menyampaikan klarifikasi didampingi KPPAD Provinsi Kalbar di Mapolresta Pontianak, Jalan Johan Idrus, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (10/4/2019). Mereka menyampaikan permintaan maaf kepada korban dan keluarga korban serta tidak mengakui telah melakukan pengeroyokan, melainkan perkelahian dilakukan satu lawan satu. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI (TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI)

Tapi, ada beberapa perbedaan penting dalam otak remaja dibanding dengan orang dewasa.

Perbedaan-perbedaan ini membantu menjelaskan mengapa remaja kadang-kadang dipandang terlalu emosional.

Pada awal masa remaja, sistem limbik kurang berkembang dan terputus dari area otak rasional non-limbik, yang berkembang jauh lebih lambat.

Sistem limbik di dalam otak manusia memiliki bagian yang disebut amigdala.

Amiglada inilah yang mengakibatkan remaja cenderung suka gosip, senang menyebarkan kabar buruk dan rumor.

Ketika remaja semakin bertambah usia (awal 20-an), pengembangan memperluas jalur komunikasi cepat ke sistem limbik, dan berfungsi sebagai 'rem' atau penghambat gosip yang berlebihan.

Singkatnya, remaja sangat emosional karena amigdala hiperaktif yang menghasilkan banyak alarm palsu.

Dan, koneksi lambat yang tidak efisien antara bagian otak yang lebih rasional dengan amigdala emosional.

Yaitu, sistem penghambatan yang salah dan rem longgar saja.

Otak remaja memang tengah mengalami renovasi besar-besaran.

Sehingga itu menjadi tugas orang tua atau pendidik untuk menjadi penasihat terbaik bagi remaja guna mendorong pertumbuhan otak yang lebih sehat.

Berita ini sebelumnya sudah tayang di Intisari Online dengan judul "Kasus Penganiayaan Audrey: Kenapa Remaja Cenderung Begitu Emosional?

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved