Romana Abdin, Penderita Polio yang Justru Merasa Beruntung Atas Kondisinya
Romana Abdin justru menganggap polio membantu dia memiliki cara pandang yang berbeda terhadap kehidupan
Penulis:
Deodatus Pradipto
Waktu itu Romana biasa menangani hukum perusahaan dan properti intelektual.
Tiga tahun kemudian dia bergabung dengan bagian legal Bradford & Bingley, namun kesibukan rupanya tidak sesuai dengan kehidupan berkeluarga.
"Saya punya dua anak kecil dan ada satu momen ketika saya sedang berkendara dan mendengar putri saya membaca telepon genggam dan saya berpikir ada kehidupan lain selain ini. Saya menginginkan sesuatu yang berbeda," tutur Romana.
Pada 2001 Romana kemudian bergabung dengan Simplyhealth.
Apa yang membuat Romana bergabung dengan Simplyhealth adalah tujuannya.
Setelah 12 tahun, Romana mendapat tawaran menjadi chief executive Simplyhealth, namun tidak langsung memberikan jawaban setuju.
"Waktu itu saya nyaris merasa bukan orang yang tepat. Saya bertanya,'Apakah saya punya kemampuan untuk menjalankan peran ini?', sungguh perempuan pada umumnya," kata Romana.

Romana Abdin mendeskripsikan dirinya sebagai seorang pemimpin yang cerewet.
Bagi Romana kepemimpinan adalah soal energi.
Menurut Romana cerewet adalah wujud pelampiasan energi seorang pemimpin.
"Hal yang lain adalah saya sangat tertarik dalam mengembangkan orang lain. Saya senang melihat orang lain berkembang," ujar Romana.
Di usianya yang makin tua, Romana Abdin memiliki tantangan baru, yaitu fisiknya.
Menurut Romana dia makin sulit berjalan seiring pertambahan usia.
"Melangkah menjadi sebuah masalah dan jalan sulit dilakukan, namun itu tidak pernah menghentikan saya melakukan apa yang saya inginkan," kata Romana.
Dia memiliki aktivitas rutin setiap bulan.
Sekali pada setiap bulan Romana mengunjungi aksi amal yang fokus membantu orang lain yang memiliki masalah mobilitas.
"Saya menggunakan mesin yang membantu Anda bergerak. Saya pergi sekali sebulan, saya berusaha pergi ke tempat yang saya tuju setiap pekan," tutur Romana.