Minggu, 5 Oktober 2025

Orang yang Sering Terjebak Macet Berisiko Tinggi Alami Serangan Jantung

Hasil penelitian menunjukan sekitar delapan persen serangan jantung yang dialami oleh orang yang sehat dipengaruhi oleh kemacetan lalu lintas.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-inlihat foto Orang yang Sering Terjebak Macet Berisiko Tinggi Alami Serangan Jantung
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Kendaraan terjebak dalam antrean panjang di tol dalam kota dan Jalan Gatot Subroto di kedua arah di kawasan Senayan, Jakarta, saat jam pulang kerja, Selasa (18/12/2012). Pemprov DKI Jakarta berencana membuat kebijakan pembatasan kendaraan pribadi di sejumlah ruas jalan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemacetan merupakan hal lumrah terjadi di kota besar. Terutama di Jakarta dan sekitarnya.

Dan yang terjebak kemacetan bisa saja mengalami masalah fisik dan psikis. Bahkan bisa meningkatkan risiko serangan jantung.

Para peneliti pada Konferensi Tahunan ke-49 American Heart Association dalam simposium Cardiovascular Disease Epidemiology and Prevention, membuktikan kemacetan dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Penulis utama dalam penelitian ini, Annete Peters, yang berasal dari Institute of Epidemiology, Jerman, mengungkapkan risiko orang sehat untuk mengalami serangan jantung akibat terjebak macet mencapai 3,2 kali lebih tinggi daripada orang-orang yang memang berisiko tinggi terhadap penyakit tersebut, baik karena faktor usia, gaya hidup, maupun riwayat penyakit.

Hasil penelitian menunjukan sekitar delapan persen serangan jantung yang dialami oleh orang yang sehat dipengaruhi oleh kemacetan lalu lintas.

Selain itu, dalam penelitian ini menunjukan perempuan memiliki risiko serangan jantung lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

Meski begitu, para peneliti belum mengetahui apa yang menjadi penyebabnya. Perlu diketahui bahwa penelitian ini bukanlah menyatakan kemacetan menjadi penyebab tunggal serangan jantung.

Kemacetan hanya menjadi salah satu dari banyaknya faktor lain yang dapat meningkatkan risiko tersebut.

Untuk mengetahui penyebab munculnya serangan jantung setelah terjebak dalam kemacetan, Peters dan rekannya melakukan uji lanjutan yang bekerja sama dengan para peneliti dari University of Rochester, New York.

Baca: Serangan Jantung, Gembong Narkoba Meksiko Meninggal Dunia

Sekitar 120 peserta dalam kondisi yang sehat ikut dalam penelitian ini. Mereka akan dilengkapi dengan elektrokardiogram dan alat lainnya yang mampu mengukur paparan polusi udara dan juga kebisingan di jalanan.

Para peserta diminta untuk melakukan rutinitas harian namun, hasil penelitian ini belum tersedia sehingga belum diketahui penyebabnya.

Peters menduga bahwa stres, kebisingan suara jalanan, dan polusi merupakan faktor-faktor yang berkontribusi besar dalam meningkatkan risiko serangan jantung akibat kemacetan.

Ketika dihadapkan dengan kemacetan, paparan polusi akan semakin banyak terhirup oleh tubuh. Selain itu, stres juga membawa dampak negatif pada tubuh secara keseluruhan.

Tidak hanya itu, polusi juga memiliki efek peradangan pada jantung yang dapat menyebabkan adanya masalah kardiovaskular kronis.

Hal itu yang membuat serangan jantung dapat muncul secara tiba-tiba.

Berita ini sudah tayang di intisari berjudul Para Peneliti Mengungkap Kemacetan Bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved