Denyut Jantung Abnormal Picu Serangan Jantung dan Stroke
Fibrilasi Atrium (FA) merupakan gangguan pada ritme denyut nadi yang berpotensi sebabkan jantung dan stroke.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fibrilasi atrium (fa) merupakan gangguan pada ritme denyut nadi yang berpotensi sebabkan jantung dan stroke.
Gangguan kesehatan ini ditandai irama tak teratur pada denyut nadi saat diperiksa di pergelangan tangan dan leher.
Baca: Rudapaksa Bocah Lima Tahun, Sudiono Hutabarat Diciduk Polisi
"Kita bisa mengukur irama denyut nadi dari pergelangan tangan dan di bagian leher, untuk orang dewasa rentang normal 60-100 dengan rata-rata 80. Jika kita merasa denyut tidak normal kita harus memeriksakan diri ke rumah sakit," kata Dokter spesialis jantung, Daniel Tanubudi di Hotel Double Tree, Jakarta Pusat, Kamis (20/9/2018).
Dokter yang berpraktek di RS Eka Hospita ini beberapa gejala FA dan stroke, yang disebut dengan 'SEGERA', meliputi senyuman yang tidak simetris pada wajah, bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat berbicara, kebas atau baal atau kesemutan pada separuh tubuh.
"Ada pula yang rabun pandangan satu, mata kabur, sakit kepala hebat secara tiba-tiba," jelasnya.
FA dapat dipicu oleh penyakit kardiovaskuler, kelainan hechocardiography, kelainan tiroid, riwayat penyakit, riwayat penyakit keluarga, jenis kelamin pria, apnea tidur, usia lanjut, peradangan, asupuan alkohol berlebihan.
Baca: Ini Cara Cari Lowongan CPNS 2018 Sesuai Lokasi dan Jabatan yang Diinginkan di Situs Sscn.bkn.go.id
"Bila FA terus terjadi, bisa sebabkan stoke yang merusak organ tubuh," tuturnya.
Daniel mengatakan, pasien yang mengalami gejala FA atau sudah memiliki penyakit stroke wajib meminum obat pengencer darah untuk mengencer darah yaitu rivaroxaban.
"Ini studi realworld rivaroxaban ini aman untuk di konsumsi, telah diuji juga di Indonesia dan aman untuk dikonsumsi, sosialisasikan ke masyarakat dengan SeGeRa Ke RS, lebih baik mencegah lebih baik daripada mengobati."€
Bagi generasi milenial bisa mencegah penyakit ini dengan cara melakukan gaya hidup sehat, seperti hindari makanan cepat saji, rokok, dan lebih sering beraktivitas.
"Rajin berolahraga, melakukan hidup sehat, hindari rokok dan harus sering dilakukan sosialisasi mengenai gerakan masyarakat hidup sehat," pungkasnya.(*)