Selasa, 30 September 2025

Tak Hanya Anak-anak, Orang Dewasa Juga Vaksin Difteri, Lakukan Setiap 10 Tahun

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat data angka kejadian wabah difteri beberapa waktu lalu mencapai 600 kasus yang terjadi di 142 kota/kabupaten se

TRIBUN/HO
Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri (kiri) diimunisasi vaksin difteri di DPP PKS, MD Building, Jakarta, Rabu (7/2/201). Acara yang diselenggarakan Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) DPP PKS untuk pengurus DPP dan Karyawan MD Building tersebut digelar untuk mendukung program pemerintah dalam upaya pengentasan penyakit difteri. TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat data angka kejadian wabah difteri beberapa waktu lalu mencapai 600 kasus yang terjadi di 142 kota/kabupaten se-Indonesia.

Dari 600 kasus itu, 38 orang dilaporkan meninggal dunia.

Yang perlu disadari, penyakit yang timbul akibat virus Corynebacterium diphteriae ini juga tidak hanya menyerang anak-anak, namun juga orang dewasa.

Untuk itu, tindakan pencegahan melalui vaksin perlu dilakukan.

Idealnya, vaksin difteri diberikan kepada anak saat usia dua tahun sebanyak tiga dosis, yang berfungsi menangkal difteri seumur hidup.

Baca: Bakteri Difteri Rustam Sudah Menyerang Jantung

Meski demikian, menurut dr Dave Anderson SpA, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Siloam Asri, Jakarta Selatan, mulai usia 19 tahun, orang dewasa juga perlu melakukan vaksin ulang difteri setiap 10 tahun.

Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk vaksin ulang masih rendah.

"Vaksin difteri itu perlu booster, dengan cara vaksin ulang setiap 10 tahun agar semakin efektif," kata Dave beberapa waktu lalu.

Dave mengatakan, kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin baru meningkat setelah penyakit tersebut mewabah beberapa waktu lalu.

Di RS Siloam Asri, misalnya, terjadi tren peningkatan vaksin difteri untuk dewasa.

"Difteri sekitar tahun 1990-an sudah tidak ada, karena cakupan imunisasi sudah tinggi dan ada posyandu. Tapi sekarang kembali wabah karena mungkin banyak orangtua yang lupa kalau vaksin difteri ada booster. Kemungkinan itu yang enggak dilengkapi sehingga difteri kembali mewabah," katanya.

Dave mengatakan, penularan virus difteri bisa mematikan karena risiko komplikasinya yang tinggi.

Baca: Banyak Film yang Dibintanginya Tak Laris, Prisia Nasution Lakukan Ini

Komplikasi difteri bisa menyebabkan gangguan pernapasan, kelumpuhan saraf, hingga henti jantung.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan