Olga Syahputra Meninggal Dunia
Olga Terserang Meningitis dan Kanker Getah Bening, Ini Penjelasannya
Kabar duka kembali menghampiri dunia hiburan Tanah Air. Komedian Olga Syahputra meninggal dunia di Singapura pada Jumat (27/3/2015) pukul 17.17
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar duka kembali menghampiri dunia hiburan Tanah Air. Komedian Olga Syahputra meninggal dunia di Singapura pada Jumat (27/3/2015) pukul 17.17 waktu setempat.
Olga dirawat sejak Juni 2014 di salah satu rumah sakit di Singapura karena menderita penyakit meningitis.
Sebelumnya, Olga sempat jalani perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Olga mengalami sakit meningitis dan kanker getah bening. Berikut penjelasan penyakit Olga:
Meningitis adalah radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuan disebut meningen.
DIkutip dari Wikipedia, radang ini dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus, bakteri, atau juga mikroorganisme lain, dan walaupun jarang dapat disebabkan oleh obat tertentu.
Meningitis dapat menyebabkan kematian karena radang yang terjadi di otak dan sumsum tulang belakang; sehingga kondisi ini diklasifikasikan sebagai kedaruratan medis.
Gejala umum dari meningitis adalah sakit kepala dan leher kaku disertai oleh demam, kebingungan atau perubahan kesadaran, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya (fotofobia) atau suara keras (fonofobia).
Anak-anak biasanya hanya menunjukkan gejala nonspesifik, seperti lekas marah dan mengantuk.
Adanya ruam merah dapat memberikan petunjuk penyebab dari meningitis; contohnya, meningitis yang disebabkan oleh bakteri meningokokus dapat ditunjukkan oleh adanya ruam merah
Pada orang dewasa, gejala meningitis yang paling sering adalah sakit kepala hebat, yang terjadi pada hampir 90 persen kasus meningitis bakterial, diikuti oleh kaku kuduk (ketidakmampuan untuk menggerakkan leher ke depan karena terjadi peningkatan tonus otot leher dan kekakuan).
Triad klasik dari tanda-tanda meningitis adalah kaku kuduk, demam tinggi tiba-tiba, dan perubahan status mental.
Namun, ketiga ciri-ciri ini hanya muncul pada 44–46 persen kasus meningitis bakteri.
Jika tidak terdapat satu pun dari ketiga gejala tersebut, dapat dikatakan bukan meningitis.
Ciri lain yang dihubungkan dengan meningitis termasuk fotofobia (intoleransi terhadap cahaya terang) dan fonofobia (intoleransi terhadap suara keras).
Pada anak kecil, gejala yang telah disebutkan di atas seringkali tidak tampak, dan dapat hanya berupa rewel dan kelihatan tidak sehat.
Ubun-ubun (bagian lembut di bagian atas kepala bayi) dapat menonjol pada bayi berusia hingga 6 bulan.
Ciri lain yang membedakan meningitis dari penyakit lain yang tidak berbahaya pada anak adalah nyeri kaki, kaki-tangan yang dingin, dan warna kulit abnormal.
Kanker Getah Bening
Ketika kelenjar getah bening mengalami kanker, maka yang terjadi adalah sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal menjadi abnormal dan ganas. Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ dalam tubuh termasuk kelenjar getah bening, limpa, sum-sum tulang, darah maupun organ lainnya.
Pada beberapa kondisi, karena pertumbuhan sel yang abnormal yang ada tersebut menjadikan muncul benjolan di beberapa titik tubuh yang terdapat posisi kelenjar getah bening. Akibatnya, mekanisme daya tahan tubuh menjadi terganggu.
Kondisi yang muncul akibat gangguan kelenjar getah bening adalah lemas dan lemah tubuh, diikuti munculnya benjolan di daerah tertentu yang terdapat kelenjar getah bening tersebut. Pada beberapa kondisi diikuti juga demam. (warta kota/Lucky Oktaviano )