Senin, 29 September 2025

Bisolvon Ajak 3.500 Dokter dan Relawan Atasi Tuberkulosis

Tingkat prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2013 lalu mampu mencapai 297 per 100.000 penduduk

Editor: Hendra Gunawan
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tuberkulosis atau yang lebih dikenal TB merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia, dan hingga saat ini belum ada satu negara pun yang bebas dari TBC.

Tingkat prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2013 lalu mampu mencapai 297 per 100.000 penduduk dengan kasus baru setiap tahunnya mencapai 460.000 kasus. Dengan demikian, total kasus hingga tahun 2013 berkisar 800.000-900.000 kasus.

Tingginya angka penderita penyakit TB di Indonesia ini membuat Bisolvon tergugah dan peduli dalam memberikan dukungan kepada pemerintah dan masyarakat dalam memberantas penyakit TB di Indonesia melalui partisipasi dalam "World TB Day" yang diselenggarakan pada hari ini, bekerja sama dengan Divisi Pulmonologi RSCM. Tidak kurang dari 1000 dokter akan menambah pengetahuannya dalam mengatasi TB sehingga para dokter mampu melakukan diagnosis TB secara akurat.

Dukungan terhadap peringatan "World TB Day" dengan topik "Reach The 3 Million – Find, Treat, Cure TB" ini berupa seminar awam yang dihadiri oleh sekitar 3.500 orang yang tergabung dari kalangan dokter. Hadir pula kalangan LSM, serta masyarakat umum. Salah satu topik bertajuk "Kenali Batuk dan Terapinya" yang dibawakan oleh dr Telly Kamelia, SpPD akan membedah lebih dalam mengenai edukasi untuk masyarakat dalam mengenali jenis-jenis batuk serta terapinya, dan antisipasi dini penyakit TB.

Dewi Isnaniar, Senior Brand Manager Bisolvon mengatakan Bisolvon berupaya turut  memberantas penyakit TB di Indonesia, dalam hal ini karena salah satu gejala penyakit TB yang sering dijumpai adalah batuk terus menerus dan terdapatnya dahak (sputum). "Bisolvon dengan kandungan Bromheksin berperan sebagai senyawa mukolitik yang efektif mengencerkan dahak dan meredakan batuk," katanya dalam keterangan tertulis.

Dr Telly Kamelia, SpPD mengungkapkan, ada cara yang cukup mudah untuk membentengi diri. "TB menular lewat ludah dan dahak ketika si pengidap batuk. Penyebarannya pun sangat mudah yakni melalui udara," ujar Telly.

Jika seseorang terlihat mengidap batuk yang berkepanjangan, maka orang di sekitarnya harus menjaga jarak atau waspada. Seperti contohnya tidak sembarangan memegang tangan atau barang milik si pengidap TBC. Pasalnya, area tangan dan barang yang biasa dipegang orang tersebut adalah tempat terbanyak bersarangnya kuman TB.

"Karenanya, pengidap harus sadar diri untuk tidak menularkan kepada lingkungan sekitar dengan sering mencuci tangan dan membuang bekas tisu langsung di tempat sampah yang tertutup. Jika batuk tak tertahan, tutuplah mulut dengan lengan baju sehingga kuman tidak berterbangan di udara," lanjutnya.

"Salah satu gejala penyakit TB yang sering dijumpai adalah batuk terus menerus, dan terdapatnya dahak (sputum). Bisolvon dengan kandungan Bromheksin, berperan sebagai senyawa mukolitik yang efektif mengencerkan daham dan meredakan batuk. Adapun tujuan dari seminar ini agar masyarakat lebih memahami tentang penyakit TB, dan banyak mengatasinya," ungkap Dewi.

Pengobatan TB yang memakan waktu 6-8 bulan pun menimbulkan hambatan baik dari segi biaya maupun kontinuitas mengonsumsi obat. Untuk itu, pasien TB hendaknya diberikan pendamping. Di Indonesia, pendampingan umumnya dilakukan oleh keluarga atau orang terdekat. Sayangnya, tidak semua pendamping memiliki pengetahuan yang cukup.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan