Minuman Energi Bahayakan Tubuh Manusia
Minuman energi biasanya dikonsumsi setelah berolahraga.
TRIBUNNEWS.COM - Minuman energi biasanya dikonsumsi setelah berolahraga. Beberapa orang juga mengonsumsi minuman energi, sebelum melakukan aktivitas yang sibuk.
Mereka percaya, mengonsumsi minuman energi dapat memberikan stamina ekstra, yang dapat membantu tubuh tetap fit melakukan aktivitas sehari-hari.
Beberapa dari mereka tidak tahu, bahwa minuman berenergi memiliki dampak negatif pada kesehatan. Ada banyak penelitian yang menyebutkan efek buruk dari minuman energi terhadap kesehatan.
Berikut contoh efek buruk minuman energi bagi kesehatan manusia, yang dipaparkan Livescience.
- Masalah jantung
Kandungan senyawa kafein dan lainnya yang terkandung dalam minuman energi, dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Demikian menurut Dr John Higgins, profesor kedokteran di University of Texas Medical School di Houston, Amerika Serikat (AS).
Kafein dapat membuat sel jantung melepas kalsium, yang dapat berefek pada detak jantung, yang kemudian menyebabkan artimia (gangguan irama jantung).
Minuman energi juga bisa mengganggu keseimbangan normal garam dalam tubuh, yang bisa dikaitkan dengan aritmia.
Namun, tidak cukup bukti yang ditemukan untuk menyebutkan bahwa minuman energi menimbulkan masalah jantung. Para ilmuwan perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal ini, terutama untuk menentukan seberapa banyak konsumsi minuman energi dapat menyebabkan efek buruk pada kesehatan.
- Risiko keguguran
Ada banyak penelitian tentang efek kafein pada keguguran. Salah satunya adalah penelitian pada 2006, yang dilakukan pada lebih dari 1.000 wanita hamil.
Penelitian ini menemukan bahwa wanita hamil yang mengonsumsi lebih dari 200 mg kafein per hari, berisiko dua kali lebih besar mengalami keguguran, dibandingkan wanita hamil yang tidak mengonsumsi kafein.
Penelitian lain di 2008, menemukan hubungan antara konsumsi kafein (berapa pun jumlahnya), dan risiko keguguran pada 20 minggu kehamilan.
Bila dilihat, hasil penelitian yang dilakukan belum pasti, namun American College of Obstetricians dan Gynecologists menyarankan wanita hamil membatasi konsumsi kafein sampai 200 mg per hari.
- Peningkatan risiko cedera alkohol dan ketergantungan
Beberapa orang menggabungkan alkohol dan minuman energi. Menggabungkan dua minuman ini bisa berbahaya.
Meskipun kafein adalah stimulan, para ilmuwan mengatakan bahwa hal itu tidak 'melawan' efek penenang dari alkohol.
Pencampuran alkohol dan minuman energi dapat membuat orang terjaga dalam waktu lama, yang akan memungkinan mereka mengonsumsi alkohol lebih banyak dari biasanya.
- Risiko penyalahgunaan narkoba
Sebuah penelitian dilakukan pada 1.060 siswa. Hasilnya, konsumsi minuman energi pada tahun kedua kuliah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyalahgunaan resep obat (penggunaan stimulan atau obat penghilang rasa sakit tanpa resep), pada tahun ketiga kuliah.
- Gangguan kognitif
Beberapa siswa mengandalkan minuman energi untuk membantu mereka belajar malam hari, saat menghadapi ujian.
Namun, ada beberapa bukti bahwa tingkat berlebihan kafein dalam minuman ini mengganggu kesadaran.
Sebuah penelitian pada 2010 menemukan, minum sedikit kafein dalam jumlah moderat, sekitar 40 mg, meningkatkan kinerja pada waktu tes reaksi. Tapi, minum dalam jumlah yang lebih tinggi, setara dengan 80 mg, kinerja memburuk pada tes reaksi. (*)