Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sekjen PBB Angkat Suara: Hamas Siap Bebaskan Sandera, Gencatan Senjata Gaza di Depan Mata

Sekjen PBB Antonio Guterres mengungkap bahwa Hamas telah menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam rencana gencatan senjata di Jalur Gaza

RNTV/TangkapLayar
SAYAP MILITER HAMAS - Personel Brigade Al Qassam, Sayap Militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, dalam sebuah parade militer di Jalur Gaza beberapa waktu lalu. Sekjen PBB Antonio Guterres mengungkap bahwa Hamas telah menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam rencana gencatan senjata di Jalur Gaza kemanusiaan. 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengungkap bahwa Hamas telah menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam rencana gencatan senjata di Jalur Gaza yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, Guterres juga menyampaikan kesediaan Hamas terkait rencana pembebasan sandera asal Israel yang mereka tahan di Jalur Gaza.

Klaim ini diungkap tidak lama setelah pejabat senior Hamas, Moussa Abu Marzouk, mengonfirmasi bahwa pihaknya secara prinsip telah menyetujui rencana 20 butir perdamaian yang diusulkan Trump.

Dalam tanggapan resminya, Hamas menyebut dukungan terhadap sebagian besar poin dalam proposal tersebut sebagai langkah untuk menghentikan perang yang telah menewaskan ribuan warga sipil serta mempercepat masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung.

Hamas juga menyatakan kesiapannya membebaskan seluruh sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, melalui mekanisme pertukaran tahanan yang diatur dalam rencana Trump.

Lebih jauh, kelompok itu menyatakan siap menyerahkan administrasi Jalur Gaza kepada badan independen Palestina yang terdiri dari teknokrat dan mendapat dukungan dari negara-negara Arab dan Islam.

Langkah ini disebut sebagai bagian dari konsensus nasional Palestina, yang bertujuan membangun pemerintahan sementara yang netral dan berfokus pada rekonstruksi pasca perang.

Kendati demikian, Hamas belum memberikan kepastian soal isu perlucutan senjata, salah satu poin penting dalam proposal yang juga didukung Israel

Pejabat Hamas menegaskan bahwa pembahasan terkait senjata baru akan dilakukan setelah pasukan Israel sepenuhnya keluar dari wilayah Gaza.

Sikap baru Hamas ini dinilai banyak pihak sebagai isyarat kuat menuju gencatan senjata permanen, terutama setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik langkah tersebut dan menyerukan agar semua pihak memanfaatkan peluang untuk mengakhiri konflik.

Baca juga: Netanyahu Kaget Trump Sambut Positif Tanggapan Hamas, Israel Bergejolak soal Gencatan Senjata Gaza

Masih 58 Sandera Israel Ditahan Hamas

Lebih dari setahun sejak serangan 7 Oktober 2023, puluhan warga Israel masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza, sementara tekanan internasional terhadap kelompok tersebut terus meningkat.

Menurut data yang dikutip dari berbagai sumber total 251 orang dilaporkan disandera Hamas sejak awal konflik meletus. 

Hingga awal Oktober 2025, sekitar 58 sandera masih berada di Gaza, dengan 24 di antaranya diyakini masih hidup.

Sementara itu, laporan militer Israel dan Komite Palang Merah Internasional menyebut bahwa sedikitnya 41 sandera telah tewas selama masa penahanan akibat serangan udara maupun kondisi kemanusiaan yang buruk di wilayah konflik.

Pihak berwenang Israel menegaskan bahwa pembebasan sandera menjadi prioritas utama dalam setiap negosiasi gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

Beberapa sandera sebelumnya telah dibebaskan melalui kesepakatan pertukaran tahanan dengan pihak Palestina, namun upaya berikutnya kerap menemui jalan buntu karena perbedaan tuntutan kedua belah pihak.

Akan tetapi, dengan langkah terbaru menuju gencatan senjata ini, keputusan Hamas untuk membuka ruang negosiasi dan membebaskan sandera dipandang banyak pihak sebagai sinyal kuat menuju perdamaian yang lebih permanen.

Jika kesepakatan ini benar-benar terwujud, hal tersebut dapat menjadi titik balik penting bagi upaya mengakhiri konflik di Gaza sekaligus mempercepat penyaluran bantuan kemanusiaan yang tertahan selama berbulan-bulan.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved