Konflik Palestina Vs Israel
Soal Tragedi Serangan Israel ke Doha, Trump Teken Perintah Ekseskutif, Bela Qatar Mati-matian
Presiden AS, Donald Trump kembali membuat gebrakan dengan melindungi Qatar dari serangan dari pihak mana pun. Trump bahkan teken Perintah Eksekutif.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat gebrakan baru di panggung politik global.
Setelah mengeluarkan proposal perdamaian di Gaza beberapa waktu lalu, kini Donald Trump membuat perintah eksekutif untuk melindungi Qatar.
Pernyataan Donald Trump ini menyusul ketegangan yang sempat terjadi antara Qatar dengan Israel.
Israel sempat melakukan serangan udara di wilayah Ibu Kota Qatar, Doha untuk membunuh para pemimpin Hamas di sana.
Namun, serangan Israel di Doha ini tidak membuahkan hasil. Sebab, pemimpin Hamas Khalil al-Hayya selamat dari serangan tersebut.
Setelah ketegangan diplomatik pasca-serangan Israel di Doha, Trump secara resmi mengeluarkan Perintah Eksekutif yang sangat keras.
Trump mengatakan, menyerang Qatar dianggap setara dengan mengancam keamanan dan perdamaian AS.
Dalam perintah yang diterbitkan Gedung Putih, Trump menginstruksikan jajarannya untuk memandang setiap serangan bersenjata terhadap Doha sebagai "ancaman terhadap perdamaian dan keamanan Amerika Serikat".
Perintah eksekutif ini bukan sekadar pernyataan diplomatik.
Ini adalah janji keamanan yang mengikat, terutama mengingat Qatar adalah tuan rumah pangkalan udara militer AS yang strategis di kawasan Timur Tengah.
"Jika terjadi serangan semacam itu, Amerika Serikat akan mengambil semua langkah yang sah dan tepat — termasuk diplomatik, ekonomi, dan, jika perlu, militer — untuk membela kepentingan Amerika Serikat dan Negara Qatar," demikian bunyi kutipan perintah yang ditandatangani Senin (29/9/2025), dikutip dari The Times of Israel.
Baca juga: Siap Pasang Badan, Trump: Menyerang Qatar Sama dengan Menyerang AS
Sebelum keputusan dramatis ini, Trump diketahui bekerja keras meredakan krisis.
Ia berhasil meyakinkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk menyampaikan permintaan maaf resmi kepada Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
"Israel menargetkan sasaran, bukan warga Qatar. Kami menyesali hilangnya warga Qatar," ujar Netanyahu, sambil menjanjikan insiden serupa tidak akan terulang.
Perintah eksekutif ini sendiri dirilis sebagai upaya untuk memuluskan kembali rencana perdamaian Gaza yang diusung Trump.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.