Konflik Palestina Vs Israel
Apa yang Akan Terjadi Jika Palestina Resmi Diakui Sebagai Negara Berdaulat?
Negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara terus bertambah.
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara terus bertambah.
Hingga kemarin, Selasa (23/9/2025), Palestina sebagai negara berdaulat telah diakui oleh 157 negara anggota PBB.
Terbaru Prancis, Luksemburg, Malta, Monako, Andorra, dan Belgia secara resmi mengakui negara Palestina pada sidang ke-80 Majelis Umum PBB (UNGA).
Mereka bergabung dengan Kanada, Australia, dan Portugal, serta Inggris, yang mengumumkan pengakuannya sehari sebelumnya.
Namun di satu sisi Israel terus melakukan aksi brutal di Gaza, Palestina, dengan menembaki permukiman di Tepi Barat sehingga korban jiwa terus berjatuhan.
"Menghadapi meningkatnya kengerian di Timur Tengah, kami bertindak untuk menjaga kemungkinan perdamaian dan solusi dua negara," kata Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam sebuah pernyataan video pada hari Minggu.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh sebagian negara-negara Barat, sekutu Amerika Serikat (AS), menggarisbawahi meningkatnya isolasi internasional Israel di tengah perang di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina.
Baca juga: Macron Telepon Trump Karena Dilarang Polisi Menyeberang Jalan di New York
Vatikan juga akui negara Palestina
Saat ini, Negara Palestina diakui sebagai negara berdaulat oleh 157 dari 193 negara anggota PBB, yang mewakili 81 persen komunitas internasional.
Selain itu, Palestina juga diakui oleh Takhta Suci, badan pemerintahan Gereja Katolik dan Kota Vatikan, yang berstatus pengamat non-anggota PBB.
Apa arti pengakuan terhadap Negara Palestina?
Mengakui Palestina akan memperkuat posisi globalnya, meningkatkan kapasitasnya untuk meminta pertanggungjawaban otoritas Israel atas pendudukannya, dan meningkatkan tekanan pada kekuatan Barat untuk mengupayakan solusi dua negara.
Secara khusus, hal ini akan memungkinkan Palestina untuk:
- Membuka kedutaan besar terbuka dengan status diplomatik penuh di negara lain.
- Palestina akan terlibat lebih banyak dalam perjanjian perdagangan internasional
- Palestina akan mendapatkan dukungan di forum internasional
- Palestina akan mendapatkan hak untuk menghubungi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)
- Pengakuan tidak akan menkhiri perang di Gaza
- Bisa menghentikan pendudukan militer brutal Israel.
- Meskipun pengakuan tersebut tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kebijakan Israel di wilayah yang diduduki, namun hal itu mencerminkan lonjakan dukungan internasional terhadap negara Palestina.
Martin Griffiths, direktur Mediation Group International, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pengakuan Palestina hanyalah langkah pertama.
"Ini adalah titik masuk, tetapi bukan titik akhir," ujarnya, seraya mendesak negara-negara seperti Inggris untuk memenuhi kewajiban mereka di bawah Mahkamah Internasional dengan memfasilitasi bantuan kemanusiaan, mengakhiri penjualan senjata, dan melonggarkan blokade.
Ia menambahkan bahwa pemerintah juga harus mendukung reformasi untuk menjadikan Otoritas Palestina “sesuai dengan tujuannya” seraya mencatat upaya yang dilakukan oleh Prancis, Arab Saudi, Norwegia, dan Spanyol.
“Ini membawa harapan tetapi belum tentu membawa masa depan,” kata Griffiths.
Bersama Meksiko, negara-negara ini menandai 11 pengakuan baru pada tahun 2025 dan yang ke-20 sejak perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023, yang mencerminkan gelombang pengakuan internasional yang semakin besar untuk Palestina.
Reaksi Israel
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menggambarkan pertemuan puncak PBB mengenai negara Palestina sebagai “sirkus” dan mengatakan langkah-langkah untuk mengakui Palestina “memberikan penghargaan kepada terorisme”.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengulangi pesan tersebut dalam reaksinya terhadap pengakuan Inggris terhadap Palestina pada hari Minggu, dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan “hadiah” bagi Hamas.
Ia menambahkan bahwa negara Palestina “tidak akan terwujud”
Sejarah singkat pengakuan Palestina
Pada tanggal 15 November 1988, selama Intifada pertama, Yasser Arafat, ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mendeklarasikan pembentukan Negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Lebih dari 80 negara dengan cepat memberikan pengakuan, sebagian besar dari negara-negara berkembang – termasuk negara-negara di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan dunia Arab serta Indonesia.
Sebagian besar pengakuan Eropa pada saat itu berasal dari negara-negara bekas blok Soviet.
Pada 13 September 1993, Perjanjian Oslo menandai negosiasi langsung pertama antara Palestina dan Israel, yang membayangkan negara Palestina berdampingan dengan Israel.
Namun, hasil tersebut tidak pernah terwujud.
Pada tahun 2012, Majelis Umum PBB dengan suara mayoritas – 138 mendukung, 9 menentang, dan 41 abstain – meningkatkan status Palestina menjadi "negara pengamat non-anggota".
Ini berarti Palestina tidak dapat memberikan suara pada resolusi, tetapi dapat menghadiri pertemuan dan berpartisipasi dalam debat.
Hanya lima anggota tetap DK PBB – AS, Rusia, Tiongkok, Prancis, dan Inggris – yang memegang hak veto.
Mereka memperoleh status ini pada tahun 1945 sebagai pemenang utama Perang Dunia II.
Hal ini memungkinkan siapa pun untuk memblokir sebuah resolusi, terlepas dari dukungan internasional yang lebih luas.
Pada tanggal 18 April 2024, AS memveto resolusi yang didukung luas di Majelis Umum yang akan memberikan Palestina keanggotaan penuh PBB, memblokir peningkatan tersebut meskipun ada dukungan internasional yang luas.
AS memiliki sejarah panjang memveto resolusi DK PBB yang kritis terhadap Israel, setidaknya 50 kali sejak bergabung dengan PBB.
Penggunaan hak veto yang konsisten ini seringkali menghalangi diadopsinya langkah-langkah yang menangani tindakan militer Israel, permukiman ilegal, atau pendudukan tanah Palestina.
Dua negara yang sudah mengakui kedaulatan Palestina adalah Rusia dan China.
Hanya tersisa Amerika Serikat yang menolak dan diketahui merupakan sekutu terkuat Israel.
Sumber: Al Jazeera/BBC
Konflik Palestina Vs Israel
Prabowo di Markas PBB: Anak-anak Kita Sedang Menyaksikan Kepemimpinan Dunia |
---|
Prabowo Serukan Perdamaian Palestina-Israel: Dua Keturunan Abraham Harus Hidup Harmoni |
---|
Prabowo Sentil Pemimpin Dunia di Markas PBB: Orang-orang Tak Berdosa di Gaza Menangis Minta Tolong |
---|
Prabowo di Markas PBB: Palestina Merdeka Harus Dijamin, Israel Juga Harus Aman |
---|
Trump di PBB: Pengakuan Palestina oleh Negara Barat adalah Hadiah untuk Hamas |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.