Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Menerka Alasan Negara di Eropa Dukung Kedaulatan Palestina, Murni Kemanusiaan atau Utang Sejarah?

Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Sastrawi mengungkap penilaiannya terkait alasan negara di Eropa menyerukan dukungan untuk kedaulatan Palestina.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
BELA PALESTINA - Ilustrasi bendera Palestina. Massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina mengikuti aksi long march saat hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (27/7/2025). Aksi yang diikuti ratusan warga tersebut mengecam dampak kelaparan dan kekerasan terhadap anak-anak yang menjadi korban agresi militer Israel di Gaza. TRIBUNNEWS/HERUDIN. Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Sastrawi memberikan penilaiannya terkait alasan negara-negara di Eropa kini kompak menyerukan dukungan untuk kedaulatan Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Sastrawi memberikan penilaiannya terkait alasan negara-negara di Eropa kini kompak menyerukan dukungan untuk kedaulatan Palestina.

Diketahui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah menggelar Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara yang digelar di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat pada Selasa (23/9/2025).

Dalam kesempatan ini, banyak negara menyuarakan dukungannya untuk kemerdekaan Palestina yang selama ini terlibat konflik dengan Israel, terutama di wilayah Gaza.

Salah seorang pemimpin negara yang mengakui kedaulatan Palestina dalam gelaran KTT PBB di New York ini adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Selain Prancis, ada juga negara lain yang mengakui negara Palestina, yakni Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal.

Serta ada juga Andorra, Belgia, Luksemburg, Malta, dan Monako.

Menurut Hasibullah ada dua faktor yang membuat negara-negara tersebut berani mengakui kedaulatan Palestina.

Faktor pertama yakni karena adanya utang sejarah.

"Kenapa kok negara-negara apa namanya Eropa berubah seperti ini? Sebenarnya lagi-lagi kalau diamati dari pernyataan para pemimpin, sejauh ini ada dua faktornya. Yang pertama adalah faktor sejarah yang tadi juga telah disampaikan."

"Presiden Macron bahkan juga menjelaskan, sangat jelas bahwa beliau sampaikan, kami 1948 sudah mendukung upaya untuk membentuk dua negara yaitu negara Yahudi dan negara Arab. Sekarang negara Yahudi sudah terbentuk yang Arab yang enggak terbentuk bagi kami. Dan hari ini kami ingin melunasi janji itu. Itu kalau enggak salah disampaikan oleh beliau kurang lebih ke sana."

"Jadi ini kayak semacam hutang sejarah walaupun diakui terlambat ya, tapi enggak ada terlambat dalam upaya kebaikan. Kurang lebih begitu yang disampaikan oleh Presiden Macron," kata Hasibullah dalam Program 'Sapa Indonesia Pagi' Kompas TV, Selasa (23/9/2025).

Baca juga: Spanyol: Rakyat Palestina Sedang Dibantai, Kita Harus Setop Pembantaian Ini

Faktor kedua, Hasibullah merasa negara-negara Eropa ini telah menilai bahwa tindakan yang dilakukan Israel kepada Palestina ini telah melanggar ketentuan hukum internasional dan hukum kemanusiaan.

Terlebih saat ini, hukum kemanusiaan tersebut telah menjadi pijakan penting bagi peradaban modern di negara-negara Eropa.

"Dan yang kedua yang saya amati adalah kenapa akhirnya negara-negara Eropa, negara Barat ini balik badan? Karena sekali lagi yang dilakukan oleh Israel itu telah melanggar berbagai macam ketentuan hukum internasional, berbagai macam hukum kemanusiaan yang itu menjadi pijakan peradaban modern terutama bagi negara-negara Eropa."

"Jadi justru kalau negara-negara Eropa seperti Prancis, seperti Inggris, Australia tidak berteriak dengan dengan penistaan terhadap kemanusiaan seperti dilakukan oleh Israel, menurut saya mereka akan kehilangan pijakan atau fundamen peradabannya."

"Mereka tidak lagi bisa menyandang sebagai peradaban modern yang digagas dengan ide-ide kesetaraan dan kemanusiaan tadi," jelas Hasibullah.

Dua faktor itulah kemudian membuat negara-negara di Eropa memilih untuk memimpin dunia dan berkomitmen pada perdamaian dan kemanusiaan.

Salah satunya melalui pengakuan kedaulatan Palestina ini.

"Dan persis di situlah menurut saya Eropa hari ini mencoba memimpin kembali dunia melalui komitmen dan keberpihakan."

"Mereka kepada yang kita sebut sebagai perdamaian dan kemanusiaan yang setara bagi banyak bangsa di dunia ini," imbuh Hasibullah.

Baca juga: Setelah Pengumuman Prancis, Arab Saudi Serukan Semua Negara Akui Palestina: Akan Berdampak Besar

Prabowo Tegaskan Indonesia Mengakui Negara Palestina

Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, pada Senin, (22/9/2025). (Sekretariat Presiden).
Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, pada Senin, (22/9/2025). (Sekretariat Presiden). (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya soal Palestina dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) di Gedung Majelis Umum PBB, New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (23/9/2025).

Dengan lantang, Prabowo menyuarakan soal solusi dua negara bagi Palestina dan Israel yang selama ini terlibat konflik di Gaza.

Prabowo mengatakan, Indonesia mendukung adanya solusi dua negara dalam mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina.

Ia juga mengutuk keras segala tindakan kekerasan bagi warga sipil yang tidak berdosa, terutama kekerasan yang terjadi di Gaza.

Menurut Prabowo forum ini tak hanya menyangkut nasib Palestina saja, tapi juga soal masa depan Israel.

Melalui forum ini, Indonesia juga menegaskan komitmennya kembali untuk mengakui negara Palestina.

Tak hanya itu Prabowo juga menyebut bahwa, dengan Israel mengakui kemerdekaan Palestina, maka Indonesia juga akan mengakui negara Israel.

Baca juga: Prancis Resmi Akui Negara Palestina, Dinilai sebagai Keputusan Bersejarah dan Berani

KTT PBB di New York 

Sidang di Forum KTT PBB di New York, Amerika Serikat pada Selasa (23/9/2025) hari ini, diketahui dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.

Forum ini dibuka langsung pimpinan sidang yakni Emmanuel Macron, Pangeran Faisal, Presiden Majelis Umum PBB Annalena Baerbock, dan juga sambutan secara virtual dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Presiden Prabowo berkesempatan untuk menyampaikan pidatonya di Sidang Umum PBB ini setelah pidato dari Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Brazil Luis Ignacio Lula Da Silva, Presiden Portugal Marcel Rebelo de Sousa.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)

Baca berita lainnya terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved