Konflik Palestina Vs Israel
Prabowo Ultimatum Negara-negara yang Belum Mengakui Palestina: Sejarah Tidak akan Menunggu
Presiden RI Prabowo Subianto mengultimatum negara-negara yang belum mengakui Palestina.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto mengultimatum negara-negara yang belum mengakui Palestina.
Ia menegaskan bahwa sejarah tidak akan menunggu bagi mereka yang ragu mengambil langkah.
Baca juga: Usai Dukung Pengakuan Palestina di PBB, Apa yang Bisa Dilakukan Prabowo untuk Kemerdekaan Palestina?
"Kepada mereka (negara-negara) yang belum mengambil sikap, kami katakan sejarah tidak akan menunggu," ujar Prabowo dalam pidato di Markas Besar PBB, New York, Selasa (23/9/2025) dini hari WIB.
Prabowo menyebut pengakuan Palestina adalah langkah yang berada di sisi sejarah yang benar.
Ia mencontohkan sejumlah negara besar telah mengambil sikap tersebut.
"Prancis, Kanada, Australia, Inggris, Portugal, dan banyak negara terkemuka lainnya di dunia telah mengambil langkah di sisi sejarah yang benar. Pengakuan Negara Palestina adalah langkah yang benar di sisi sejarah yang benar," ucapnya.
Ia juga menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza. Ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, disebut menjadi korban, sementara kelaparan semakin mengancam.
"Ribuan nyawa tak bersalah, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, telah terbunuh. Kelaparan mengancam. Bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita. Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza. Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita," tegasnya.
Baca juga: Prabowo Hadiri Konferensi Internasional di PBB Terkait Palestina
Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia pada solusi dua negara.
Ia menyatakan Indonesia akan mengakui Israel setelah Palestina merdeka.
"Hanya solusi dua negara yang akan membawa perdamaian. Kita harus menjamin kenegaraan bagi Palestina. Tetapi Indonesia juga menyatakan bahwa setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui Negara Israel dan kami akan mendukung semua jaminan bagi keamanan Israel," katanya.
Sebagai penutup, Prabowo menyampaikan kesiapan Indonesia mengambil bagian secara konkret.
"Kami siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian. Kami bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian," pungkasnya.
Sidang Majelis Umum PBB
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara yang digelar di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat pada Senin (22/9/2025).
Konferensi yang dipimpin bersama oleh Prancis dan Arab Saudi ini menjadi salah satu forum penting bagi komunitas internasional untuk meneguhkan kembali komitmen global terhadap solusi dua negara, sekaligus menggalang dukungan nyata bagi implementasinya.
Indonesia hadir dengan peran sentral sebagai salah satu anggota core group yang mengawal proses perdamaian tersebut.
Bagi Indonesia, keikutsertaan dalam forum ini bukan sekadar kehadiran formal.
Kehadiran Presiden Prabowo di ruang sidang Majelis Umum PBB menegaskan posisi Indonesia yang konsisten memperjuangkan kemerdekaan dan pengakuan terhadap Negara Palestina.
Dengan dukungan internasional yang luas, posisi Palestina diharapkan semakin kuat dalam memperjuangkan perdamaian yang adil, bermartabat, dan sesuai dengan prinsip hukum internasional.
Konferensi dibuka dengan pidato dari lima tokoh yakni Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, Presiden SMU PBB ke-80 Annalena Baerbock, serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menyampaikan pidato secara langsung dari Palestina melalui video.
Presiden Prabowo mendapat kesempatan berbicara pada urutan ke-5 dari total 33 negara dan organisasi internasional yang diundang memberikan pandangan.
Kepala Negara menyampaikan pernyataannya setelah Yordania, Turkiye, Brasil, dan Portugal.
Jumlah pembicara dalam forum ini dibatasi hingga 33 dengan prioritas diberikan kepada negara-negara core group yang memiliki peran krusial dalam mengawal proses implementasi solusi dua negara, termasuk Indonesia.
Kehadiran Presiden Prabowo Subianto diantara para pemimpin dunia mencerminkan tekad Indonesia untuk terus mengawal isu Palestina hingga terwujud solusi yang damai, permanen, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Palestina.
Para Pemimpin Dunia juga menegaskan dukungan bagi implementasi penuh New York Declaration menuju terwujudnya Two-State Solution. Sebagai anggota Core Group, Indonesia berperan penting dalam penyusunan dokumen yang telah disahkan oleh Majelis Umum PBB ini
Turut hadir mendampingi Presiden Prabowo dalam konferensi tersebut adalah Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri HAM Natalius Pigai, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Wakil Tetap RI untuk PBB di New York Umar Hadi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.