Rabu, 1 Oktober 2025

Pihak Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Aksi Demo Berujung Kericuhan di Nepal

Judha menekankan mereka dalam perlindungan langsung dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dhaka.

Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi
WNI DI NEPAL - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kemenlu Judha Nugraha di Kantor LPSK, Rabu (23/7/2025). Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan tak ada satu pun warga negara Indonesia atau WNI yang berada di Nepal saat demo besar-besaran berlangsung jadi korban. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan tak ada satu pun warga negara Indonesia atau WNI yang berada di Nepal saat demo besar-besaran berlangsung jadi korban.

“Jadi dapat kami sampaikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dari kerusuhan ini,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha, ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (13/9/2025).

Baca juga: 78 WNI di Nepal Dipulangkan Bertahap ke Indonesia, 56 Orang Bertahan  

Total terdapat 134 WNI di Nepal.

56 orang tinggal menetap dan 78 lainnya sedang melakukan kunjungan baik sebagai wisatawan pun sedak melakukan konferensi internasional.

Baca juga: Ajakan Agar Masyarakat Indonesia Tak Terhasut Kerusuhan di Nepal, Andi Arief: Contoh Aksi 212

Per tanggal 11 September lalu, 3 hari setelah demo besar-besaran pecah di Nepal, sejumlah WNI mulai dipulangkan.

Nepal adalah sebuah negara berdaulat di Asia Selatan yang terletak di antara India di selatan dan Tibet (Tiongkok) di utara.

Secara resmi dikenal sebagai Republik Demokratik Federal Nepal, negara ini tidak memiliki garis pantai dan sebagian besar wilayahnya didominasi oleh pegunungan Himalaya.

57 WNI sudah dipulangkan ke Indonesia hingga tanggal 13 September.

21 WNI yang tersisa, rencananya akan dipulangkan pada tanggal 15, 17, dan 18 September.

Sementara 56 WNI yang menetap akan tetap bertahan di kediaman mereka di Nepal

Judha menekankan mereka dalam perlindungan langsung dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dhaka.

“Jadi total Insyaallah pada tanggal 18 September seluruh WNI yang melakukan kunjungan singkat dapat kembali pulang ke Indonesia,” ucap Judha.

“Dan untuk yang menetap memang mereka memilih untuk tetap tinggal di sana karena mereka memiliki keluarga,” ia menambahkan.

Baca juga: Ajakan agar Masyarakat Indonesia Tak Terhasut Kerusuhan di Nepal, Andi Arief: Contohlah Aksi 212

56 WNI yang Tinggal di Nepal

Terdapat 56 warga negara Indonesia atau WNI yang berkediaman di Nepal. Mereka memtusukan untuk tetap bertahan pasca-demonstrasi terjadi.

Mereka semua kini berada di bawah perlindungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dhaka.

Diketahui, demo besar-besaran baru saja terjadi di Nepal.

Aksi itu berujung banyaknya warga sipil yang tewas hingga lengsernya Perdana Menteri Nepa, Khagda Prasad Sharma Oli.

Judha Nugraha mengatakan semua WNI di Nepal mendapatkan perlindungan langsung dari KBRI di Dhaka bahkan sejak demo mulai pecah pada 8 September.

“Dapat kami sampaikan bahwa sejak peristiwa kerusuhan terjadi di Nepal, Kemlu telah melakukan koordinasi secara intensif dengan KBRI Dhaka yang memiliki Konsul Kehormatan di Kathmandu,” kata Judha.

“Kemudian ada dua staf KBRI Dhaka yang juga sedang bertugas di Kathmandu untuk pendampingan. Jadi ketika terjadi kerusuhan, mereka lah yang melakukan langkah-langkah perlindungan,” sambungnya.

Hingga saat ini, KBRI di Dhaka sudah menyusun rencana kontijensi untuk perlindungan terhadap WNI jika eskalasi demo kembali meningkat.

Hal itu tetap dilakukan meski saat ini sudah tidak ada kerusuhan dan semua moda transportasi beroperasional kembali.

“Kita terus monitor situasi yang ada, kita melihat bagaimana nanti proses transisi kepemimpinan yang ada di sana,” tutur Judha.

Diketahui, demo besar-besaran baru saja terjadi di Nepal.

Aksi itu berujung banyaknya warga sipil yang tewas hingga lengsernya Perdana Menteri Nepa, Khagda Prasad Sharma Oli.

Baca juga: Mirip Arab Spring, Asia Spring Bermula dari Demo Pati, Jakarta hingga Nepal, Negara Berikutnya?

Penyebab Terjadinya Demo di Nepal

Di balik protes ini tersimpan ketegangan sosial yang telah lama membara. 

Gerakan daring yang menyoroti ketimpangan antara kehidupan mewah 'Nepo Kids' anak-anak politisi dan kenyataan hidup rakyat biasa menjadi viral di TikTok. 

Sayangnya, TikTok adalah satu dari sedikit platform yang tak diblokir oleh pemerintah.

Dengan pengangguran pemuda mencapai 20,8 persen dan PDB per kapita hanya USD 1.447 menurut data Bank Dunia, frustrasi terhadap elite politik Nepal makin mendalam. 

Banyak anak muda merasa masa depan mereka dirampas oleh sistem yang korup, tertutup, dan tidak berpihak pada generasi baru, dikutip dari CNN.

“Semua warga Nepal muak dengan korupsi. Semua pemuda pergi ke luar negeri. Kami ingin melindungi mereka dan memperbaiki ekonomi negara,” ujar seorang demonstran kepada Reuters.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved