Konflik Palestina Vs Israel
KTT Arab-Islam Digelar di Qatar Minggu Ini, Serangan Israel di Doha Jadi Agenda Utama
Ibu kota Qatar, Doha akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat Arab Islam membahas agresi Israel.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Dalam situasi yang dipenuhi ketegangan dan kecaman Internasional, Ibu Kota Qatar, Doha, akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat Arab Islam pada hari Minggu (14/9/2025) dan Senin (15/9/2025) mendatang.
Pertemuan ini dijadwalkan untuk membahas secara mendalam serangan militer Israel terhadap wilayah Qatar yang menargetkan para pemimpin Hamas, dikutip dari Al-Arabiya.
Serangan terjadi pada hari Selasa (9/9/2025), ketika beberapa rudal diluncurkan ke kompleks perumahan di distrik West Bay Lagoon, area elite yang juga menjadi lokasi kedutaan besar asing dan pemukiman ekspatriat.
Israel mengklaim serangan itu menargetkan para pemimpin senior Hamas yang sedang berdiskusi soal gencatan senjata.
Qatar segera mengutuk tindakan tersebut sebagai 'teror negara' dan pelanggaran kedaulatan yang serius.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani dalam pernyataannya menegaskan bahwa KTT ini akan menjadi momen penting bagi negara-negara Arab dan Islam untuk menentukan arah respons bersama.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa Qatar tidak akan memaksakan bentuk tanggapan tertentu kepada mitra regionalnya.
"Ada respons regional. Saat ini sedang dalam konsultasi dan diskusi dengan mitra lain di kawasan ini," katanya, dikutip dari thepeninsulaqatar.com.
Sheikh Mohammed juga menyampaikan keprihatinan bahwa serangan Israel tersebut telah mengancam upaya penyelamatan sandera yang masih ditahan di Gaza.
“Apa yang dilakukan Netanyahu kemarin, dia telah membunuh harapan bagi para sandera tersebut,” tegasnya.
Proses Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas
Selama hampir dua tahun terakhir, Qatar memainkan peran penting dalam memediasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas dengan dukungan dari Amerika Serikat.
Baca juga: Balas Desakan Netanyahu agar Usir Hamas, Qatar Beri Kecaman: Upaya Putus Asa Benarkan Kejahatan
Namun, insiden di Doha telah menjadi titik balik yang mengejutkan.
Serangan tersebut tidak hanya menewaskan enam orang, termasuk satu petugas keamanan Qatar dan putra dari pemimpin senior Hamas, Khalil al-Hayya tetapi juga mengguncang fondasi diplomatik yang selama ini dijaga dengan hati-hati.
"Netanyahu telah merusak peluang stabilitas dan perdamaian dengan menargetkan kepemimpinan Hamas di ibu kota Qatar," katanya dalam wawancara dengan CNN.
Lebih lanjut, Al-Thani mengisyaratkan bahwa Qatar kini sedang meninjau ulang seluruh proses mediasi, termasuk hubungan diplomatik yang berkaitan dengan upaya perdamaian tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.