Konflik Palestina Vs Israel
Pendiri World Central Kitchen Kunjungi Jalur Gaza dan Israel
Pendiri World Central Kitchen mengunjungi Jalur Gaza dan Israel pada 15 Agustus 2025 sebagai bagian dari misi kemanusiaan yang dijalankan sejak 2023.
Di usia 15 tahun, ia mendaftar di sekolah kuliner bergengsi School of Hospitality in Barcelona.
Perjalanan kariernya dimulai dengan bekerja di restoran terkenal di Spanyol, termasuk di bawah asuhan Ferran Adrià di El Bulli, salah satu restoran paling inovatif di dunia.
Dari sinilah José belajar bahwa memasak bukan sekadar soal rasa, tapi juga seni, ilmu, dan kreativitas.
Pada 1991, José Andrés pindah ke Amerika Serikat dengan hanya membawa $50 dan koper kecil.
Kariernya menanjak cepat di Washington D.C., di mana ia memperkenalkan konsep tapas (hidangan kecil khas Spanyol) ke publik Amerika.
Ia kemudian mendirikan ThinkFoodGroup, yang menaungi berbagai restoran inovatif miliknya, dikutip dari website WCK.
Namun, titik balik terbesar dalam hidupnya bukan hanya dunia kuliner, melainkan aksi kemanusiaan.
Pada tahun 2010, setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Haiti, José Andrés terjun langsung untuk membantu korban.
Dari pengalaman itu lahirlah World Central Kitchen (WCK) — sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada misi sederhana tapi mendesak yaitu memberikan makanan cepat, bergizi, dan layak bagi orang-orang yang terkena bencana alam maupun konflik bersenjata.
Sejak saat itu, WCK telah hadir di lebih dari 45 negara — mulai dari memberi makan korban badai di Amerika, korban perang di Ukraina, hingga keluarga yang terjebak dalam krisis kemanusiaan di Gaza.
José Andrés pun mendapat pengakuan dunia: ia masuk daftar TIME 100 Most Influential People, menerima penghargaan National Humanities Medal dari Presiden Barack Obama, hingga sempat dinominasikan untuk Nobel Perdamaian.
Kini, José Andrés tinggal di Amerika Serikat bersama keluarganya.
Meski dikenal sebagai koki ternama dengan banyak restoran, ia lebih sering muncul di garis depan bencana dunia dengan jaket relawan WCK, membuktikan makanan bisa menjadi senjata paling ampuh melawan kelaparan, keputusasaan, dan konflik.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.