Konflik Korea
Mantan Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee Dijebloskan ke Sel Khusus, Ini Fasilitas yang Diterimanya
Fasilitas yang diterima mantan ibu negara Korsel, Kim Keon Hee selama mendekam di penjara Nambu Seoul akibat korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
TRIBUNNEWS.COM – Mantan ibu negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, resmi mendekam di jeruji penjara di Pusat Penahanan Nambu Seoul yang berlokasi di pinggir barat Kota Seoul.
Penahanan ini dilakukan setelah pengadilan mengeluarkan surat perintah penahanan, dengan alasan risiko bahwa Kim Keon Hee dapat menghilangkan bukti sejumlah tuduhan yang menjeratnya.
Selama ditahan nantinya pihak berwajib akan melakukan penyelidikan atas dakwaan suap, manipulasi harga saham, dan penyalahgunaan kekuasaan yang dituduhkan kepada perempuan 52 tahun itu.
Adapun kasus penahanan Istri dari eks presiden Yoon Suk Yeol itu bermula karena adanya dugaan keterlibatannya dalam sejumlah kasus korupsi.
Serta dugaan keterlibatannya dalam praktik tidak transparan saat mendirikan dan mengelola agensi kurasi seni.
Kim juga dituduh berkolusi dengan para trader untuk menaikkan harga saham sebuah perusahaan antara tahun 2009 dan tahun 2012 lalu.
Dia juga diduga menerima hadiah mewah saat suaminya menjabat Presiden, termasuk handbag bermerek senilai 2.200 dolar AS yang diduga melanggar undang-undang antikorupsi Korsel.
Tak sampai di situ Kim Keon Hee juga diduga menyalahgunakan pengaruh politiknya sebagai Ibu Negara dengan ikut campur dalam proses pencalonan anggota parlemen dari partai yang mendukung suaminya, Yoon Suk Yeol.
Meski pengacaranya membantah semua tuduhan, namun Jaksa menyebut tindakan Kim melanggar Undang-Undang Pemilu Korea Selatan, hingga para jaksa lantas mengambil sikap agresif termasuk merilis surat perintah penangkapan untuk Kim.
Fasilitas Penjara Kim Keon Hee
Baca juga: Kim Keon Hee Operasi Plastik? Eks Ibu Negara Korsel Disorot usai Terjerat Skandal
Melansir dari Korea Joongang Daily, mantan ibu negara Korsel menempati sel khusus di Pusat Penahanan Nambu Seoul, sebuah fasilitas modern yang dibuka pada tahun 2011 dan dipimpin oleh seorang sipir perempuan.
Kendati demikian otoritas pemasyarakatan memastikan fasilitas yang diterima Kim mengikuti standar penjara, seperti sel yang berukuran sekitar 6,56 meter persegi, sedikit lebih luas dari sel isolasi biasa.
Ia ditempatkan sendirian tanpa tahanan lain untuk mencegah risiko keamanan dan gangguan privasi.
Di dalam sel, terdapat kasur lipat tipis ( yo ), selimut standar, lemari kecil untuk barang pribadi, meja multifungsi, wastafel, serta toilet duduk dengan pembatas.
Dalam kamar penjara tersebut turut dilengkapi televisi kecil yang hanya menayangkan siaran lokal dengan waktu menonton terbatas sesuai peraturan penjara.
Untuk kebutuhan makan, Kim mendapat jatah yang sama dengan tahanan lain, bernilai sekitar 1.500 won per porsi (sekitar Rp17.000).
Menu sehari-hari meliputi roti dan selai stroberi saat sarapan, daging babi kimchi jjigae dan pangsit mandu saat makan siang, serta namul (tumis sayuran) dan sup dingin timun ( naengguk ) untuk makan malam.
Demi alasan keamanan.dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihak penjara membuatkan jadwal aktivitas Kim terpisah dari tahanan lainnya.
Termasuk jam waktu olahraga di luar ruangan yang diberikan selama satu jam setiap hari dari Senin hingga Sabtu,.
Waktu mandi juga diatur khusus untuk menghindari interaksi langsung. Pengawasan ekstra diterapkan selama 24 jam untuk keselamatan dan mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Kim Ungkap Permintaan Maaf
Pasca jaksa melayangkan surat penangkapan, Kim akhirnya angkat bicara di hadapan publik.
Alih-alih memberikan penjelasan substantif terkait tuduhan yang menjeratnya, Kim hanya menyampaikan permintaan maaf singkat, tanpa merinci keterlibatannya dalam kasus tersebut.
Ia juga memilih tidak menjawab satu pun pertanyaan wartawan terkait kasus yang kini menjerat dirinya.
“Saya dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan masalah, meskipun saya bukan orang penting. Saya akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini,” ujar Kim kepada awak media, saat keluar dari kantor jaksa khusus di Seoul.
Keputusannya untuk bungkam memperkuat spekulasi bahwa ada tekanan politik dan hukum yang semakin besar terhadap dirinya, terlebih karena suaminya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol, kini juga sedang ditahan atas dugaan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.