Minggu, 5 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Tarif Trump Bikin India Cari Sekutu Baru, PM Modi Pilih Dekati China, Merapat ke Xi Jinping

PM Modi akan melakukan kunjungan ke China pada pada 31 Agustus hingga 1 September untuk membahas kerjasama ekonomi pasca India digebuk tarif Trump

Tangkapan Layar Youtube Narendara Modi
XI DAN MODI - Perdana Menteri India, Narendra Modi (Kiri) bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping (kanan) pada pertemuan jelang BRICS 2024 di Kazan, Rusia 23 Oktober, 2024. PM Modi akan melakukan kunjungan ke China pada pada 31 Agustus hingga 1 September untuk membahas kerjasama ekonomi pasca India digebuk tarif Trump sebesar 50 persen. 

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah memburuknya hubungan dagang antara India dan Amerika Serikat, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mulai merapatkan barisan ke China.

Isu ini diperkuat dengan munculnya laporan yang menyebut Modi akan melakukan kunjungan ke Tiongkok pada pada 31 Agustus hingga 1 September 2025.

Menurut laporan media lokal China SCMP, Modi dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang akan digelar di Tianjin, China.

Ini akan menjadi kunjungan pertama Modi ke Tiongkok dalam tujuh tahun terakhir, sekaligus peluang pertemuan langsung dengan Presiden China Xi Jinping, pertemuan yang dinilai krusial di tengah dinamika global yang berubah cepat.

Beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2020, hubungan China dan India sempat memanas akibat konflik perbatasan berdarah di Lembah Galwan.

Namun, seiring berjalannya waktu hubungan keduanya kembali harmonis, pemerintah China menilai kunjungan Modi sebagai bukti bahwa India kini mulai menyadari pentingnya kerja sama regional yang setara, terutama dalam menghadapi tekanan dari kekuatan luar seperti Amerika Serikat.

Sejumlah analis Tiongkok juga melihat langkah India ini sebagai indikasi perubahan arah diplomatik yang mulai meninggalkan pendekatan pro-Barat yang terlalu dominan.

Dalam konteks ini, kunjungan Modi ke China dinilai sebagai langkah diplomasi penyeimbang.

India ingin memperkuat hubungannya dengan China, memperdalam keterlibatan dalam SCO, sekaligus menunjukkan bahwa New Delhi tidak sepenuhnya tergantung pada kemitraan strategis dengan Amerika Serikat.

Adapun baru-baru ini Presiden AS Donald Trump menjatuhkan pajak tarif impor sebesar 50 persen atas barang-barang dari India karena negara Bollywood ini melanjutkan pembelian minyak dari Rusia.

“Sangat jelas bahwa hubungan Tiongkok-India terus membaik. Kunjungan ini mencerminkan pendekatan baru India yang lebih seimbang,” ujar Lin Minwang, Wakil Direktur Pusat Studi Asia Selatan di Universitas Fudan, Shanghai.

Baca juga: Digempur Tarif Trump 50 Persen, India–Brasil Bersatu Siapkan Manuver Balasan untuk AS

Pulihkan Hubungan setelah Ketegangan Perbatasan

Selain melawan dominasi AS, tujuan lain kunjungan Modi ke China adalah untuk memulihkan dan menstabilkan hubungan bilateral dengan China setelah bentrokan mematikan pada tahun 2020 di wilayah perbatasan Lembah Galwan.

Sejak insiden itu, hubungan kedua negara sempat membeku. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, terlihat upaya dari kedua pihak untuk meredakan ketegangan dan membangun kembali kepercayaan.

Hal ini ditandai dengan sikap China yang mulai membuka kembali akses ke Tibet bagi peziarah India, sementara India melonggarkan pembatasan visa bagi warga Tiongkok.

Oleh karena itu, kunjungan Modi ke China disebut sebagai lanjutan dari upaya rekonsiliasi diplomatik yang mencerminkan pentingnya kerja sama regional antara dua kekuatan besar Asia.

Hal itu memperjelas bahwa India bertekad untuk tidak menjadi pion dalam konflik global antara blok Barat dan Timur, tetapi sebagai aktor independen yang memperjuangkan kepentingannya dengan cara yang lebih fleksibel dan multilateral.

India Rangkul Brasil

Tak hanya merapatkan barisan ke pihak China, belakangan India juga turut bersekutu dengan pemerintah Brasil untuk membalas manuver Presiden AS Donald Trump.

Bahkan, beberapa waktu lalu dua pemimpin negara ekonomi besar, Narendra Modi dari India dan Luiz Inacio “Lula” da Silva dari Brasil, melakukan percakapan penting via telepon untuk membahas skenario ekonomi internasional dan penetapan tarif sepihak.

Perbincangan Modi dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva digelar tepat setelah Trump mengenakan tarif 50 persen kepada kedua negara tersebut.

“Para pemimpin membahas skenario ekonomi internasional dan penerapan tarif sepihak. Brasil dan India, hingga saat ini, merupakan dua negara yang paling terdampak,” bunyi pernyataan resmi dari kantor Presiden Brasil, dikutip dari Al Jazeera.

Trump berdalih tarif 50 persen terhadap barang-barang dari India dan Brasil diterapkan sebagai bentuk tekanan politik dan ekonomi.

Ini lantaran kedua negara itu belakangan mengancam keamanan nasional dan strategis AS.

Untuk merespons ancaman tersebut, India-Brasil sepakat merapatkan barisan, membalas manuver AS dengan cara meningkatkan perdagangan 20 miliar dolar per tahun pada 2030, naik tajam dari volume tahun lalu yang hanya 12 miliar dolar.

Tak hanya itu, India dan Brasil juga berkomitmen memperluas cakupan perjanjian perdagangan preferensial (PTA) antara India dan Mercosur, blok perdagangan negara-negara Amerika Selatan.

Adapun perjanjian PTA adalah kesepakatan antara dua atau lebih negara yang memberikan perlakuan istimewa, seperti pengurangan tarif, untuk barang dan jasa tertentu yang diperdagangkan di antara India dan Brasil.

Tujuannya mengurangi atau menghilangkan hambatan perdagangan, seperti tarif, kuota, dan hambatan nontarif. 

Selain kerja sama di atas, India dan Brasil turut membahas pengembangan platform pembayaran digital lintas negara yang dapat mempermudah transaksi bilateral dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Sebagai bentuk keseriusan mempererat hubungan bilateral, Presiden Lula juga mengonfirmasi rencananya melakukan kunjungan kenegaraan ke India pada awal 2026.

Jadi momen penting untuk merumuskan peta jalan kerja sama jangka panjang antara dua negara berkembang utama di tengah dinamika ekonomi global yang semakin kompleks.

  (Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved