Kamis, 2 Oktober 2025

Laporan Akhir Titan: CEO OceanGate Disebut Abaikan Peringatan, Penyebab Tragedi Bisa Dicegah

Laporan akhir menyebut CEO OceanGate abaikan peringatan soal keamanan Titan. Tragedi itu dinilai bisa dicegah.

OceanGate
KAPAL SELAM OCEANGATE. Gambar diambil dari situs OceanGate menunjukkan kapal selam The Titan milik perusahaan OceanGate. Menurut laporan sepanjang 335 halaman yang dirilis Penjaga Pantai Amerika Serikat (US Coast Guard) pada Selasa (5/8/2025), sang CEO OceanGate abaikan peringatan keselamatan. Tragedi disebut bisa dicegah sejak awal. 

TRIBUNNEWS.COM - Penjaga Pantai Amerika Serikat (US Coast Guard) merilis laporan akhir sepanjang 335 halaman mengenai tragedi implosi kapal selam Titan milik OceanGate, yang menewaskan lima orang dalam ekspedisi ke reruntuhan Titanic pada Juni 2023.

Penjaga Pantai Amerika Serikat (US Coast Guard) adalah salah satu cabang militer Amerika Serikat yang bertugas menjaga keamanan maritim, menegakkan hukum laut, melakukan pencarian dan penyelamatan, serta melindungi lingkungan laut.

Laporan ini menyoroti peran besar CEO OceanGate, Stockton Rush, dalam bencana tersebut, menyebutnya mengabaikan peringatan soal keselamatan berulang kali.

Menurut laporan yang dirilis pada Selasa (5/8/2025), Rush bahkan mengancam akan menuntut atau memecat karyawan yang menyuarakan kekhawatiran.

“Rasa aman palsu diciptakan oleh Mr Rush melalui klaim keliru tentang margin keselamatan, prosedur uji coba, dan jumlah penyelaman uji pada lambung kapal,” tulis laporan itu, dikutip dari ABC News.

Rush turut menjadi salah satu korban dalam insiden tersebut.

Penyelidik menyatakan bahwa jika ia selamat, mereka akan merekomendasikan dakwaan pembunuhan karena kelalaiannya.

“Tragedi ini seharusnya bisa dicegah,” kata Jason Neubauer, ketua Marine Board of Investigation, dalam pernyataan resminya.

Ia menambahkan, laporan tersebut mengungkap banyak faktor penyebab dan memberikan pelajaran penting untuk mencegah kejadian serupa.

Tragedi implosi kapal selam Titan milik OceanGate adalah insiden fatal yang terjadi pada 18 Juni 2023 di Samudra Atlantik Utara, sekitar 740 kilometer lepas pantai Newfoundland, Kanada.

Titan adalah kapal selam wisata yang dioperasikan oleh OceanGate untuk ekspedisi ke lokasi bangkai kapal Titanic.

Baca juga: Pulpen CEO OceanGate Ditemukan Masih Utuh di Antara Reruntuhan Kapal Selam Titan

Kapal ini mengangkut lima orang, termasuk CEO OceanGate Stockton Rush, miliarder Shahzada Dawood dan putranya Suleman Dawood, penjelajah Hamish Harding, serta ahli oseanografi Paul-Henri Nargeolet.

Setelah empat hari pencarian intensif, puing-puing kapal ditemukan di dasar laut, sekitar 488 meter dari haluan Titanic yang tenggelam pada 1912.

Bisa Dicegah

Dewan Investigasi Kelautan Penjaga Pantai AS menyimpulkan bahwa implosi Titan bisa dicegah.

Penyebab utama kecelakaan adalah desain yang tidak memadai, proses sertifikasi dan pemeliharaan yang lemah, serta kurangnya inspeksi menyeluruh dari pihak OceanGate.

Laporan juga mengungkap bahwa sistem pemantauan Titan telah memberikan sinyal peringatan sejak 2022, namun tidak ditindaklanjuti.

Selain kegagalan teknis, budaya kerja internal OceanGate dinilai toksik dan tidak mendukung komunikasi terbuka terkait keselamatan.

Tragedi ini memicu seruan reformasi terhadap standar keselamatan industri eksplorasi laut dalam.

Dalam pernyataan resminya, OceanGate menghentikan seluruh operasinya setelah insiden tersebut dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban.

Penyebab Implosi dan Kegagalan Prosedur

Laporan menyebut implosi disebabkan oleh hilangnya integritas struktural pada lambung tekanan Titan yang terbuat dari serat karbon.

Hal ini diperparah oleh desain, pengujian, dan perawatan yang tidak memadai.

OceanGate dinilai terlalu bergantung pada sistem pemantauan waktu-nyata dan tetap mengoperasikan Titan meski sudah mengalami insiden-insiden teknis sebelumnya.

Baca juga: Foto Bangkai Kapal Selam OceanGate Dirilis, Komunikasi Terakhir dengan Para Korban Juga Terungkap

Bahkan, Titan pernah tenggelam sebagian sebulan sebelum tragedi terjadi, dan mengalami benturan keras saat naik ke permukaan beberapa hari sebelum meledak.

Dalam sidang investigasi, disebutkan bahwa Titan sempat menyimpan peralatan di tempat terbuka selama tujuh bulan di Kanada tanpa pelindung dari cuaca, yang berpotensi merusak lambungnya.

Manual keselamatan perusahaan pun hanya terdiri dari empat halaman.

“Sangat kurang untuk perusahaan yang beroperasi di lingkungan laut dalam yang berbahaya,” bunyi laporan itu.

David Lochridge, mantan direktur operasi kelautan OceanGate, menjadi saksi kunci dalam investigasi.

Ia mengaku telah memperingatkan soal lambung serat karbon Titan sejak 2018, namun dipecat setelah mengajukan laporan formal.

“Saya tahu lambung itu akan gagal. Ini benar-benar kacau,” ujar Lochridge, seperti dikutip dari ABC News.

Laporan menyebut bahwa keluhan Lochridge sempat disampaikan ke badan keselamatan kerja OSHA, namun tidak ditindaklanjuti.

“Intervensi dini bisa saja membuat OceanGate mengejar kepatuhan regulasi atau membatalkan ekspedisi Titanic,” tulis laporan itu.

Coast Guard menekankan pentingnya regulasi domestik dan internasional bagi pengembang dan operator kapal inovatif.

“Masih ada jalan bagi inovasi, tapi keselamatan harus jadi prioritas,” ujar Neubauer.

Sementara itu, Good Morning America melaporkan bahwa Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) masih melakukan investigasi terpisah dan akan mengumumkan temuan akhir dalam beberapa bulan mendatang.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved