Kebun Binatang di Denmark Ajak Warga Sumbangkan Hewan Peliharaan Mereka untuk Pakan Predator
Sebuah kebun binatang di Denmark meminta donasi berupa hewan peliharaan kecil untuk dijadikan pakan hewan buas di kebun binatang tersebut.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah kebun binatang di Denmark meminta bantuan masyarakat untuk memberi makan predatornya dengan cara mendonasikan hewan peliharaan mereka.
Dilansir PEOPLE, kebun binatang Aalborg di Aalborg, Denmark, membagikan pengumuman itu di halaman Facebook-nya, Kamis (31/8/2025) lalu.
Diinformasikan bahwa warga setempat boleh menyumbangkan "hewan peliharaan kecil" mereka kepada kebun binatang untuk membantu memberi makan predator.
Kebun binatang di wilayah Denmark utara tersebut menulis dalam unggahan yang telah diterjemahkan bahwa ayam, kelinci, dan marmut merupakan "bagian penting" dari pola makan beberapa spesies besar mereka, khususnya lynx Eropa.
Kucing besar tersebut, seperti dijelaskan oleh Kebun Binatang Aalborg, membutuhkan makanan yang seharusnya mereka buru di alam liar.
"Di kebun binatang, kami bertanggung jawab untuk meniru rantai makanan alami hewan, demi kesejahteraan hewan dan integritas profesional," tulis unggahan Facebook tersebut.
"Jika Anda memiliki hewan yang harus disingkirkan karena berbagai alasan, Anda dipersilakan untuk menyumbangkannya kepada kami."

Kebun binatang Aalborg mengklarifikasi bahwa staf terlatih akan membunuh hewan-hewan sumbangan tersebut "dengan cara yang lembut" sebelum digunakan sebagai pakan.
Hal itu dilakukan agar tidak ada yang terbuang serta untuk menjamin perilaku alami, asupan nutrisi, dan kesejahteraan hewan-hewan besar penghuni kebun binatang.
Selain permintaan terbaru untuk hewan peliharaan kecil, kebun binatang ini juga memiliki halaman di situs webnya yang didedikasikan untuk donasi kuda sebagai pakan predator.
Di sana, dijelaskan bahwa hewan-hewan tersebut akan menjalani proses eutanasia dan penjagalan, dengan kriteria khusus untuk donasi.
Baca juga: 5 Negara Punya Pantai Terbanyak, Indonesia Urutan Ketiga
Kebun Binatang Aalborg menerima kuda dengan tinggi maksimal 147 cm, tidak pernah dirawat karena sakit dalam 30 hari terakhir, dan memiliki paspor kuda.
Mereka yang menyumbangkan hewan dapat memperoleh pengurangan pajak sesuai dengan nilai kuda tersebut, menurut pihak kebun binatang.
Sementara itu, ayam, kelinci, dan marmut dapat disumbangkan pada hari kerja antara pukul 10.00 hingga 13.00 waktu setempat.
Hewan yang disumbangkan tidak boleh lebih dari empat ekor dalam satu waktu.
Postingan tersebut viral dengan ribuan reaksi.
Beberapa ada yang menanggapinya dengan amarah, ada pula yang menanggapinya dengan candaan.
Seorang wanita bahkan bertanya apakah kebun binatang akan menerima anak-anak jika orang tuanya sudah "bosan" dengan mereka.
"Anak-anak Anda sangat diterima di kebun binatang, tetapi bukan sebagai makanan. Di sini kami hanya menerima hewan berbulu," jawab pihak kebun binatang.
Kebun binatang menambahkan bahwa kunjungan beberapa jam ke kebun binatang pasti akan membuat anak-anak senang.
Penjelasan Pejabat Kebun Binatang setelah Unggahannya Viral
Pia Nielsen, Wakil Direktur Kebun Binatang Aalborg, kemudian merilis pernyataan yang dibagikan oleh The Guardian pada Senin (4/8/2025).
Nielsen berkata kebun binatang tersebut telah memberi makan hewan karnivora dengan hewan ternak kecil selama beberapa tahun.
Hewan-hewan predator di kebun binatang itu lebih diberi makan hewan dengan bulu dan tulang agar mereka mendapatkan makanan sealami mungkin.
"Oleh karena itu, masuk akal untuk mengizinkan hewan yang perlu dieutanasia karena berbagai alasan untuk digunakan dengan cara ini."
"Di Denmark, praktik ini umum dilakukan, dan banyak tamu serta mitra kami menghargai kesempatan untuk berkontribusi," jelas Nielsen.
Apakah Salah Memberi Makan Hewan Hidup kepada Karnivora di Kebun Binatang?
Mengutip animal-ethics.org, situs organisasi pelindung hewan di AS, beberapa orang menerima praktik pemberian hewan hidup sebagai pakan bagi karnivora di kebun binatang, karena secara alami karnivora memangsa hewan lain di alam liar.
Baca juga: Penjaga Kebun Binatang di Israel Tewas Diterkam Macan Tutul yang Kabur dari Kandangnya
Sebuah survei di situs debate.org pada tahun 2015 lalu, pernah menanyakan: Apakah salah memberi makan hewan hidup kepada karnivora di kebun binatang?
Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun 36 persen peserta menjawab “ya”, mayoritas sebesar 64 persen mengatakan “tidak”.
Salah satu komentar terpopuler dari kelompok yang pro menyatakan, “Di habitat alami mereka, karnivora memang membunuh herbivora. Kru kamera dalam berbagai film dokumenter alam seringkali ingin menyelamatkan bayi rusa dari serangan cheetah, tetapi mereka tidak bisa, karena itulah hukum alam.”
Sebuah survei serupa di Inggris menunjukkan sikap yang sejalan.
Meskipun banyak orang menolak praktik memberi makan hewan hidup di hadapan publik, biasanya karena khawatir akan dampaknya terhadap anak-anak, banyak yang tetap menerimanya jika dilakukan di balik layar.
Alasannya karena praktik itu dianggap “alami”.
Namun, argumen ini sesungguhnya bermasalah, menurut animal-ethics.org.
Sebab mereka mengasumsikan bahwa hal yang alami pasti tepat untuk dilakukan, padahal kebun binatang itu sendiri bukanlah tempat alami, melainkan institusi buatan manusia yang sepenuhnya berada di bawah kendali manusia.
Apakah Ada Alternatif?
Hewan tidak membutuhkan jenis makanan tertentu, melainkan kombinasi nutrisi tertentu.
Artinya, secara teknis memungkinkan untuk menjaga kesehatan karnivora tanpa memberi mereka tubuh hewan lain, baik yang hidup maupun yang sudah mati.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.