Senin, 6 Oktober 2025
Tujuan Terkait

Konflik Palestina Vs Israel

12 Ton Bantuan Pangan ke Gaza Diberikan Spanyol Lewat Jalur Udara

Pemerintah Spanyol menjatuhkan 12 ton bantuan pangan melalui udara ke Gaza, pada Jumat (1/8/2025)

Tangkap layar dari YouTube Times News
BANTUAN SPANYOL - Sebanyak 24 parasut berupa bantuan makanan melalui udara dijatuhkan Pemerintah Spanyol ke Gaza sebanyak 12 Ton pada Jumat (2/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Spanyol menjatuhkan 12 ton bantuan pangan melalui udara ke Gaza, pada Jumat (1/8/2025) di tengah konflik Israel vs Palestina.

Bantuan tersebut dibutuhkan warga Gaza karena sejak 9 Oktober 2023 Israel gencar melakukan pengepungan dengan klaim untuk menekan Hamas.

Israel melarang semua makanan, air, obat-obatan, bahan bakar, dan memutus aliran listrik ke Jalur Gaza.

Sebanyak 24 parasut dikerahkan dengan masing-masing membawa 500 kilogram makanan yang diperkirakan cukup untuk 11.000 orang.

Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares melalui pesan video yang disampaikan di media sosial X.

"Kelaparan yang ditimbulkan yang dialami rakyat Gaza merupakan aib bagi seluruh umat manusia," ungkap Albares. 

Selain bantuan udara, Albares juga mengatakan bahwa Spanyol memilik bantuan yang diseberangkan ke Gaza melalui jalan darat dari Mesir.

"Israel harus membuka semua jalur penyeberangan darat secara permanen agar bantuan kemanusiaan dapat masuk dalam skala besar," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Philippe Lazzarini memperingatkan bahwa bantuan udara saja tidak akan bisa mencegah kelaparan.

"Bantuan udara setidaknya 100 kali lebih mahal daripada truk. Truk mengangkut bantuan dua kali lebih banyak daripada pesawat," tulisnya di X.

Dilansir dari laman Alarabiya English, kekhawatiran tentang kelaparan meningkat dalam seminggu terakhir seiring dengan perang di Gaza yang sudah berlangsung selama 21 bulan.

Baca juga: Keberanian Slovenia Mengembargo Senjata dengan Israel, Jadi Negara Pertama di Uni Eropa

Bantuan udara yang diberikan Spanyol menyusul bantuan dari negara benua Eropa lainnya.

Sebelumnya, Inggris dan Prancis bermitra dengan negara-negara Timur Tengah untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui udara ke Gaza.

Perancis menjatuhkan bantuan makanan ke Gaza pada waktu yang sama, yakni Jumat (1/8/2025).

Sementara Inggris mengirimkan bantuan lebih dulu, yakni pada Selasa (29/7/2025).

Kilas Balik Kelaparan di Gaza

Pengepungan Israel terhadap Jalur Gaza memperburuk krisis pangan dan menimbulkan kelaparan di mana-mana.

Tercatat 147 orang meninggal dunia karena kelaparan dan malnutrisi, termasuk di antaranya adalah anak-anak sejak Oktober 2023.

Sementara pada tahun ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sebanyak 74 kematian karena malnutrisi terjadi sepanjang tahun.

Dari jumlah tersebut, di bulan Juli total kematian mencapai 63 orang dengan 24 di antaranya adalah anak-anak di bawah lima tahun.

Sepanjang Oktober hingga awal November 2023, truk bantuan menumpuk di perbatasan sisi Mesir.

Bantuan kemanusiaan baru bisa masuk kembali pada 21 Oktober 2023, di mana sekitar 20 truk mulai memasuki Rafah.

Setelah mendapat tekanan dari berbagai lini, Israel pada akhir Oktober 2023 mengizinkan 100 truk per hari untuk memasuki Rafah dan penyeberangan Karem Shalom, perbatasan Mesir, Rafah, dan Israel.

Selama gencatan senjata sementara pada 24-30 November 2023, 200 truk bantuan per hari mulai masuk ke Jalur Gaza.

Sepanjang tahun 2024, Israel memperbolehkan sejumlah bantuan terbatas masuk melalui Rafah, Kerem Shalom, dan jalur laut sementara, tetapi masih dibatasi ketat.

Namun, pada 2 Maret 2025 Israel menutup total jalur penyebrangan menuju Jalur Gaza dan menghentikan seluruh akses bantuan kemanusiaan.

Tindakan tersebut yang memicu kelaparan di Jalur Gaza.

Pada 25 Juli 2025, Israel akhirnya mengizinkan negara-negara lain untuk mengirim bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza.

Dua hari berselang, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel berupaya memastikan agar sejumlah besar bantuan dapat masuk ke Jalur Gaza

Dalam pernyataannya, Netanyahu menuding Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas krisis kelaparan di Gaza.

Dilansir dari  Al Arabiya, Ia mengungkap Hamas mengambil keuntungan dari situasi kemanusiaan yang memburuk akibat pengepungan Israel.

 

(mg/Rohmah Tri Nosita)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)

Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved