Konflik Palestina Vs Israel
12 Ton Bantuan Pangan ke Gaza Diberikan Spanyol Lewat Jalur Udara
Pemerintah Spanyol menjatuhkan 12 ton bantuan pangan melalui udara ke Gaza, pada Jumat (1/8/2025)
Pengepungan Israel terhadap Jalur Gaza memperburuk krisis pangan dan menimbulkan kelaparan di mana-mana.
Tercatat 147 orang meninggal dunia karena kelaparan dan malnutrisi, termasuk di antaranya adalah anak-anak sejak Oktober 2023.
Sementara pada tahun ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sebanyak 74 kematian karena malnutrisi terjadi sepanjang tahun.
Dari jumlah tersebut, di bulan Juli total kematian mencapai 63 orang dengan 24 di antaranya adalah anak-anak di bawah lima tahun.
Sepanjang Oktober hingga awal November 2023, truk bantuan menumpuk di perbatasan sisi Mesir.
Bantuan kemanusiaan baru bisa masuk kembali pada 21 Oktober 2023, di mana sekitar 20 truk mulai memasuki Rafah.
Setelah mendapat tekanan dari berbagai lini, Israel pada akhir Oktober 2023 mengizinkan 100 truk per hari untuk memasuki Rafah dan penyeberangan Karem Shalom, perbatasan Mesir, Rafah, dan Israel.
Selama gencatan senjata sementara pada 24-30 November 2023, 200 truk bantuan per hari mulai masuk ke Jalur Gaza.
Sepanjang tahun 2024, Israel memperbolehkan sejumlah bantuan terbatas masuk melalui Rafah, Kerem Shalom, dan jalur laut sementara, tetapi masih dibatasi ketat.
Namun, pada 2 Maret 2025 Israel menutup total jalur penyebrangan menuju Jalur Gaza dan menghentikan seluruh akses bantuan kemanusiaan.
Tindakan tersebut yang memicu kelaparan di Jalur Gaza.
Pada 25 Juli 2025, Israel akhirnya mengizinkan negara-negara lain untuk mengirim bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza.
Dua hari berselang, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel berupaya memastikan agar sejumlah besar bantuan dapat masuk ke Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, Netanyahu menuding Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas krisis kelaparan di Gaza.
Dilansir dari Al Arabiya, Ia mengungkap Hamas mengambil keuntungan dari situasi kemanusiaan yang memburuk akibat pengepungan Israel.
(mg/Rohmah Tri Nosita)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)
Sumber: TribunSolo.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.