Gempa di Rusia
Jepang dan Hawaii Turunkan Status Peringatan Tsunami Imbas Gempa di Rusia
Beberapa jam pasca-gempa, beberapa wilayah yang terimbas potensi tsunami oleh gempa tersebut pun mulai menurunkan status peringatannya.
"Dampak tsunami diperkirakan dapat berlangsung selama beberapa jam atau bahkan lebih dari sehari" ungkap Dave Snider selaku Koordinator Peringatan Tsunami Pusat Peringatan Tsunami Nasional Alaska.
“Tsunami bukan hanya satu gelombang, melainkan sederetan gelombang kuat dalam periode waktu yang lama. Tsunami melintasi lautan dengan kecepatan ratusan mil per jam—secepat pesawat jet—di perairan dalam. Namun, saat mendekati daratan, kecepatannya melambat dan mulai menumpuk. Di sinilah risiko genangan air menjadi lebih mungkin terjadi,” pungkasnya.
Jepang Ikut Turunkan Status Tsunami
Sementara itu, kebijakan serupa juga diumumkan Badan Meteorologi Jepang yang menurunkan status peringatan menjadi siaga untuk wilayah pesisir Pasifik di selatan Fukushima.
Pada Rabu malam, status peringatan tsunami untuk sebagian besar kepulauan Jepang telah diturunkan, kecuali untuk wilayah utara yang masih dalam status waspada.
Peringatan untuk wilayah Ibaraki di timur Jepang hingga Wakayama di selatan kini turun ke status siaga.
Gempa yang terjadi pada pukul 08.25 waktu Jepang semula dilaporkan bermagnitudo 8,0 oleh seismolog Jepang dan AS.
Namun, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) kemudian merevisi kekuatannya menjadi magnitudo 8,8 dengan kedalaman 20,7 kilometer.
Episenter gempa berada sekitar 119 kilometer di timur-tenggara kota Petropavlovsk-Kamchatsky, yang berpenduduk 180.000 jiwa.
Gempa susulan hingga magnitudo 6,9 terjadi beberapa kali setelahnya.
Badan Meteorologi Jepang sempat mencatat ketinggian tsunami 60 sentimeter di Kota Hamanaka, Hokkaido, dan Pelabuhan Kuji, Iwate.
Gelombang lebih kecil juga terpantau di Teluk Tokyo (20 sentimeter) sekitar lima jam pasca-gempa.
Di Matsushima, kota pesisir utara Jepang, puluhan warga mengungsi ke pusat evakuasi dengan perlengkapan air minum dan pendingin udara.
Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, memperingatkan pengungsi bahwa mereka mungkin tidak dapat kembali ke rumah pada akhir hari mengingat gelombang tsunami berpotensi masih tinggi.
Baca juga: Tsunami 1,3 Meter di Jepang, Konbini Ditutup, Pabrik dan Kereta Sempat Terhenti
Operator PLTN Fukushima Daiichi yang rusak pada 2011 menyatakan sekitar 4.000 pekerja berlindung di lokasi lebih tinggi sambil memantau kondisi dari jarak jauh.
Filipina Sudah Cabut Peringatan Tsunami
Berbeda dengan Jepang dan AS, FIlipina bahkan telah mencabut peringatan tsunami terkait gempa yang terjadi di Rusia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.