Sabtu, 4 Oktober 2025

Gempa di Rusia

Filipina Cabut Peringatan Tsunami di Wilayah Terimbas Gempa di Rusia

Melalui pengumuman tersebut, Phivolcs juga resmi menutup pelaporan terkait dampak tsunami dari gempa di wilayah Semenanjung Kamchatka, Rusia

Penulis: Bobby W
Editor: Endra Kurniawan
x.com/phivolcs_dost
PERINGATAN TSUNAMI DICABUT - Pemerintah Filipina telah mencabut peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan beberapa saat setelah terjadinya gempa sebesar 8.7 SR di wilayah Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu ini (30/7/2025).Phivolcs juga menyatakan bahwa peringatan ini merupakan informasi tsunami terakhir yang akan dikeluarkan terkait peristiwa ini. Dengan demikian, pelaporan terkini terkait dampak tsunami dari gempa di wilayah Semenanjung Kamchatka, Rusia terhadap wilayah Filipina pada Rabu ini resmi ditutup. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Filipina telah mencabut peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan beberapa saat setelah terjadinya gempa dengan magnitudo sebesar 8.7 SR di wilayah Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu ini (30/7/2025) sekira pukul 06.24 WIB.

Keputusan ini diumumkan oleh Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs), pada Rabu sore pukul 15.40 WIB.

Melalui pengumuman tersebut, Phivolcs mencabut peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan untuk komunitas pesisir di beberapa wilayah.

Dikutip dari The Inquirer, adapun keputusan ini diumumkan setelah tidak adanya catatan signifikan terkait gangguan permukaan laut maupun gelombang tsunami di Filipina setelah gempa di Rusia tersebut terjadi.

Adapun Phivolcs melakukan pemantauan dari pukul 06.25 WIB beberapa saat setelah gempa bermagnitudo 8,7 SR mengguncang pantai timur Kamchatka, Rusia.

“Berdasarkan data yang tersedia dari stasiun pemantau permukaan laut kami yang menghadap Laut Filipina, tidak tercatat adanya gangguan permukaan laut signifikan maupun gelombang tsunami yang merusak sejak gempa pukul 07.25 hingga pencabutan ini,” ujar juru bicara Phivolcs.

Karena temuan tersebut, Phivolcs memastikan peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan resmi dicabut.

“Dengan demikian, dampak akibat gangguan permukaan laut kecil telah berlalu, sehingga DOST-Phivolcs kini telah mencabut rekomendasi yang dikeluarkan untuk peristiwa ini,” tambahnya, merujuk pada Departemen Sains dan Teknologi (DOST) yang menjadi induk Phivolcs.

Phivolcs juga menyatakan bahwa peringatan ini merupakan informasi tsunami terakhir yang akan dikeluarkan terkait peristiwa ini.

Dengan demikian, pelaporan terkini terkait dampak tsunami dari gempa di wilayah Semenanjung Kamchatka, Rusia terhadap wilayah Filipina pada Rabu ini resmi ditutup.

Phivolcs sebelumnya menyebutkan wilayah pesisir berikut diperkirakan mengalami gelombang tsunami kurang dari satu meter yang mungkin tiba antara pukul 13.20 hingga 14.40 pada Rabu waktu setempat:

Baca juga: Gempa Rusia: Foto dan Video Palsu di Media Sosial, Paus Beluga Terdampar Bukan Karena Tsunami

lihat fotoPOTENSI TSUNAMI - BMKG mengumumkan 10 wilayah di Indonesia yang berpotensi tsunami imbas gempa Rusia pada Rabu (30/7/2025).
POTENSI TSUNAMI - BMKG mengumumkan 10 wilayah di Indonesia yang berpotensi tsunami imbas gempa Rusia pada Rabu (30/7/2025).
  • Kepulauan Batanes
  • Cagayan
  • Isabela
  • Aurora
  • Quezon
  • Camarines Utara
  • Albay
  • Sorsogon
  • Catanduanes
  • Samar Utara
  • Samar Timur
  • Leyte
  • Leyte Selatan
  • Kepulauan Dinagat
  • Surigao Utara
  • Surigao Selatan
  • Davao Utara
  • Davao Timur
  • Davao Barat
  • Davao Selatan
  • Davao de Oro

Phivolcs juga memperingatkan warga untuk menjauhi pantai dan tidak mendekati kawasan pesisir.

Gempa dan peringatan tsunami tersebut memicu sejumlah pemerintah daerah setempat untuk menunda kegiatan belajar-mengajar pada Rabu.

Penyebab Terjadinya Gempa

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait penyebab gempa bermagnitudo 8,7 yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu (30/7/2025) pagi waktu setempat.

Gempa ini sendiri berpusat di koordinat 52,51° LU dan 160,26° BT, dengan kedalaman 18,2 kilometer, berdasarkan data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

Titik gempa berjarak sekitar 126 kilometer dari Petropavlovsk-Kamchatsky, ibu kota wilayah Kamchatka, yang berada 6.766 kilometer dari Moskow yang dapat ditempuh selama kurang lebih 9 jam dengan pesawat.

BMKG menyatakan gempa tersebut dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng di Palung Kurile-Kamchatka.

Subduksi merupakan proses geologis di mana satu lempeng tektonik bergerak menyusup di bawah lempeng lain pada batas konvergen.

Proses ini memicu getaran yang dikenal sebagai gempa tektonik.

Dengan kedalaman hiposentrum kurang dari 60 kilometer, gempa Kamchatka tergolong dangkal, sehingga berpotensi menghasilkan getaran kuat dan memicu tsunami, terutama karena kekuatannya melebihi magnitudo 7,0.

Berdasarkan analisis Pacific Tsunami Warning Center, gelombang tsunami akibat gempa ini berpotensi mencapai wilayah pesisir Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, Guam, serta sejumlah daerah di Indonesia bagian timur yang berbatasan dengan Samudra Pasifik.

Meski ketinggian gelombang diprediksi tidak signifikan, BMKG mengingatkan untuk memantau informasi resmi melalui aplikasi InfoBMKG atau laman bmkg.go.id.

Mengenal Pusat Gempa di Semenanjung Kamchatka

Terjadinya gempa di Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu ini bukanlah hal yang begitu mengejutkan bagi para pengamat vulkanologi hingga tektonik.

Hal ini terjadi mengingata wilayah tersebut berada dalam zona yang cukup krusial dalam Cincin Api Pasifik.

Semenanjung Kamchatka merupakan wilayah seluas 270.000 kilometer persegi di Timur Jauh Rusia, yang dikenal sebagai salah satu zona seismik paling aktif di dunia. 

Wilayah ini memiliki lebih dari 300 gunung berapi, dengan 29 di antaranya masih aktif, serta berada dalam Cincin Api Pasifik yang rawan gempa.

Meski populasi penduduknya rendah dan akses terbatas, Kamchatka kini mulai dibuka untuk wisatawan setelah sebelumnya menjadi kawasan militer tertutup.

BMKG menegaskan pemantauan terhadap potensi dampak gempa Kamchatka terus dilakukan melalui stasiun pengamatan cuaca dan seismik di wilayah Indonesia.

Masyarakat diimbau tidak panik namun tetap waspada terhadap informasi resmi dari lembaga terkait.

(Tribunnews.com/Bobby/David/Glery)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved