Starlink Didesak Hentikan Layanan di Sejumlah Negara ASEAN, Indonesia Masuk Daftar?
Internet satelit Starlink milik miliarder Elon Musk terancam diputus aksesnya di wilayah Asia Tenggara karena kerap dimanfaatkan sindikat kriminal
Banyak pihak beranggapan bahwa layanan ini juga digunakan oleh organisasi masyarakat sipil dan kelompok oposisi di Myanmar untuk menghindari sensor ketat junta militer yang berkuasa sejak kudeta Februari 2021.
Media lokal Frontier Myanmar pada Maret lalu menegaskan bahwa kelompok perlawanan “semakin bergantung pada jaringan internet satelit asing untuk mempertahankan komunikasi” di tengah pemadaman telekomunikasi oleh pemerintah militer.
Jika pembatasan luas diberlakukan atas alasan penipuan, dampaknya bisa tidak diinginkan.
Diantaranya memutus saluran komunikasi vital para aktivis sekaligus tidak efektif menghentikan kejahatan terorganisir.
Bagaimana Dampak ke Indonesia?
Meskipun Indonesia tidak disebut langsung dalam laporan Hassan, kawasan Asia Tenggara yang menjadi fokus tekanan ini membuat pemerintah RI berpotensi ikut terdampak.
Indonesia sendiri baru saja membuka akses Starlink secara komersial untuk memperluas konektivitas di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Jika ada kebijakan pemblokiran regional atau pembatasan tertentu, operasional Starlink di Indonesia bisa terkena imbas.
Alhasil program pemerataan digital nasional yang selama ini mengandalkan jaringan satelit untuk mengisi celah infrastruktur akan terhambat.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.