Selasa, 30 September 2025

Tiru Dialog Bahasa Gaul Drama Korea, 4 Pemuda Korut Ditangkap dan Dihukum Kim Jong Un

Presiden Korea Utara, Kim Jong Un melakukan penangkapan empat pemuda berusia dua puluhan yang kedapatan berbicara layaknya warga Korea Selatan. 

Foto oleh Kristina Kormilitsyna/Rossiya Segodnya/Kremlin
KIM JONG UN - Foto diambil dari publikasi Kantor Presiden Rusia pada Senin (23/6/2025), memperlihatkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (tidak terlihat di foto) di Pyongyang pada 18 Juni 2024. Presiden Korea Utara, Kim Jong Un melakukan penangkapan empat pemuda berusia dua puluhan yang kedapatan berbicara layaknya warga Korea Selatan.  

Tindakan keras ini semakin mempertegas paranoia rezim terhadap infiltrasi budaya asing yang dianggap "non-sosialis".

"Saat ini, anak muda berhati-hati menghindari bahasa Korea Selatan dalam kegiatan resmi karena mereka tahu tentang tindakan keras yang ada, tetapi ketika bersama teman-teman, mereka menggunakannya tanpa ragu—meniru dialog dari film dan acara Korea Selatan," kata sumber tersebut. 

"Mereka meniru polanya secara alami, mungkin karena mereka tumbuh besar dengan menonton konten ini," tambahnya.

Di tengah pergaulan akrab, ungkapan-ungkapan populer Korea Selatan seperti jagiya (sayang), oppa (kakak laki-laki, digunakan dengan nada kasih sayang oleh perempuan), daebak (keren), dan jjokpallinda (malu), menjadi bagian tak terpisahkan dari percakapan mereka.

Fenomena ini dianggap  menjadi salah satu cara bagi generasi muda Korea Utara untuk mengekspresikan diri.

Tidak hanya itu, bahasa gaul ini mungkin juga sebagai bentuk ejekan terselubung terhadap masyarakat Korea Utara yang dipenuhi pengawasan dan budaya saling melaporkan. 

"Pemuda Korea Utara mengadopsi pola bicara Korea Selatan, mengadaptasi apa yang mereka dengar di film dan drama sambil tertawa dan tersenyum," jelas sumber tersebut.

Ketakutan akan konsekuensi hukum yang semakin nyata turut menghantui para orang tua. 

Mereka tak dapat menyembunyikan kecemasan dan kekhawatiran saat mendengar anak-anak mereka menggunakan bahasa gaul Korea Selatan.

"Anak muda zaman sekarang terlalu ceroboh. Seakrab apa pun pertemuan itu, kita tidak pernah tahu kapan seseorang akan melaporkan kita ke Kementerian Keamanan Negara, seperti kata pepatah, tembok punya telinga," ujar seorang warga Chongjin berusia empat puluhan dengan nada khawatir.

Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh seorang warga Hoeryong berusia lima puluhan yang memiliki anak berusia dua puluhan. 

"Melihat anak-anak seusia anak saya diseret ke Kementerian Keamanan Negara hanya karena berbicara seperti orang Korea Selatan benar-benar membuat saya takut," jelasnya.

Ia mengatakan bahwa sang anak kerap sekali menggunakan bahasa gaul Korea Selatan.

"Kadang anak saya meniru dialog dari film Korea Selatan, dan meskipun awalnya saya tertawa, saya akhirnya memarahi mereka karena khawatir mereka ketahuan melakukannya di luar. Tapi anak saya hanya mengabaikannya, bilang itu bukan masalah besar, tidak apa-apa," lanjutnya.

Tak hanya itu, ia merasa hukuman ini sangat berat untuk kehidupannya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved