Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
China Sindir Trump, Sebut Tindakan AS Keluar dari UNESCO Bukan Sikap Negara Bertanggung Jawab
Tiongkok lontarkan kritik keras terhadap keputusan Trump, sebut tindakan AS hengkang dari UNESCO tidak mencerminkan tanggung jawab negara besar
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Tiongkok melontarkan kritik keras terhadap keputusan Amerika Serikat (AS) yang kembali mundur dari keanggotaan UNESCO.
UNESCO adalah badan khusus PBB yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional melalui kerja sama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan komunikasi.
AS beranggapan bahwa misi UNESCO saat ini dinilai “memecah belah” dan tidak sejalan dengan kebijakan luar negeri AS, menyusul keputusan UNESCO yang terus mempertahankan Palestina sebagai negara anggota.
Dalam jumpa pers harian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun menyebut langkah Washington mengatakan bahwa keputusan Washington tersebut sangat disayangkan, baik oleh UNESCO maupun oleh banyak negara anggota lainnya.
Ia menilai tindakan AS mundur mundur dari keanggotaan UNESCO tidak mencerminkan tanggung jawab negara besar terhadap tatanan dunia multilateral.
Guo menambahkan bahwa tindakan ini mencerminkan pola lama AS yang kerap keluar-masuk organisasi internasional, tanpa memenuhi kewajiban keanggotaannya.
Hal tersebut mengirimkan pesan buruk bagi kerja sama multilateral dan memperlemah sistem internasional yang berbasis aturan.
“Meninggalkan UNESCO untuk ketiga kalinya menunjukkan ketidakkonsistenan dalam komitmen Amerika terhadap kerja sama internasional,” ujar Guo dalam jumpa pers hariannya di Beijing.
Selain melontarkan kritikan, dalam momen peringatan 80 tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa, China juga menyerukan kepada semua negara anggota PBB untuk kembali menegaskan komitmen terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB.
Guo menekankan pentingnya sistem internasional yang berpusat pada PBB, didasarkan pada hukum internasional, serta menjunjung norma-norma dasar hubungan internasional.
“China akan terus mendukung pekerjaan UNESCO secara aktif dan berkontribusi dalam memajukan pendidikan, sains, dan budaya global,” tegasnya.
Tiongkok sendiri dalam beberapa tahun terakhir mengambil peran yang semakin dominan di UNESCO, termasuk dalam mendanai proyek pendidikan di negara-negara berkembang serta pelestarian situs warisan dunia.
Ini adalah kali kedua AS menarik diri dari UNESCO dalam dua dekade terakhir.
Baca juga: Trump Seret Amerika Keluar dari UNESCO, Palestina Jadi Alasan Utama
Sebelumnya, pada tahun 2017, pemerintahan Donald Trump keluar dari UNESCO dengan dalih bias anti-Israel dan masalah manajemen keuangan.
AS sempat bergabung kembali pada pertengahan 2023, Namun, sejak Trump menjabat kembali pada Januari 2025, serangkaian kebijakan luar negeri AS mengalami perubahan drastis. Beberapa organisasi internasional yang sebelumnya didukung, kini mulai ditinggalkan.
Termasuk hengkang dari keanggotaan di UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB) mulai Desember 2026.
Reaksi Internasional
Banyak negara anggota UNESCO menyayangkan langkah AS yang kembali menarik diri dari organisasi tersebut.
Mereka menilai keputusan tersebut tidak hanya melemahkan kerja sama multilateral, tetapi juga berdampak negatif pada stabilitas pendanaan dan kelangsungan berbagai program global UNESCO.
“Ini adalah kemunduran besar dalam upaya kolektif dunia untuk memperkuat pendidikan, sains, dan budaya,” ujar salah satu diplomat senior dari Uni Eropa.
Semenatra itu, merespon keputusan AS, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menyayangkan rencana AS, namun menegaskan bahwa lembaganya tetap terbuka untuk kerja sama.
“Amerika Serikat selalu diterima di UNESCO. Kami akan tetap bekerja dengan mitra Amerika dari kalangan akademisi, sektor swasta, dan LSM,” katanya.
Azoulay menyatakan bahwa kontribusi AS hanya mencakup sekitar 8 persen dari total anggaran UNESCO, dan menambahkan bahwa tidak ada rencana pemotongan staf akibat penarikan tersebut.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.