Operasi Valkyrie: Jerman Peringati Kenyalian dalam Merenggut Nyawa Hitler
81 tahun lalu, “Operasi Valkyrie”—upaya kudeta paling besar dari perlawanan militer pada masa NAZI —gagal total. Hitler selamat dari…
Pada tahun 1940, Stauffenberg masih terpukau oleh kemenangan militer yang cepat atas Polandia dan Prancis: “Perubahan macam apa dalam waktu sesingkat ini!” Menurut Benz, Stauffenberg dan para pria lain dalam perlawanan militer menempuh “jalan penyucian batin yang sangat, sangat panjang,” dan ia menambahkan: “Holokaus tidak menjadi perhatian mereka sama sekali.” Mereka hendak mencoba melakukan kudeta, karena kekalahan militer mulai tampak, demi “menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan” bagi Jerman.
Perlawanan – juga di luar tanggal 20 Juli
Rekan sejarawannya, Johannes Hürter, berpendapat bahwa Stauffenberg bukanlah seorang demokrat, dan bila serangan itu berhasil, ia membayangkan bentuk negara yang otoriter bagi Jerman. Wolfgang Benz menilai dengan nada yang sedikit lebih lunak: “Dalam keadaan apa pun, Jerman akan menjadi negara hukum lagi. Namun demokrasi seperti yang kelak ditegakkan dalam Undang-Undang Dasar bukanlah gambaran para konspirator tanggal 20 Juli.”
Kini, banyak warga Jerman yang pertama kali teringat pada tanggal 20 Juli 1944 bila berbicara tentang perlawanan terhadap NAZI. Claus Schenk Graf von Stauffenberg telah menjadi wajah dari perlawanan tersebut. Namun ada pula banyak pahlawan lain, baik laki-laki maupun perempuan, yang memberontak terhadap teror rezim nasionalis-sosialis tersebut dari kalangan Yahudi, komunis, tokoh gereja, seniman, partisan. Tentu saja mereka melakukan perlawanan dalam diam dan tindakan-tindakannya berbeda dari upaya pembunuhan pada tanggal 20 Juli. Tapi mereka kini telah terlupakan.
Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Jerman pada 20.7.2019 dan diperbarui pada 16.7.2025.
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Hendra Pasuhuk
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.