Minggu, 5 Oktober 2025

Hasil Pemilu Jepang: Partai 'Anti-Asing' Sanseito Menang Besar, Koalisi Pemerintah Keok

Partai Sanseito yang dipimpin Sohei Kamiya meraih kemenangan terbesar dalam Pemilu kali ini dengan tambahan 14 kursi baru di Parlemen

Penulis: Bobby W
Editor: Sri Juliati
Tangkap layar Youtube NicoNico News
PARTAI SANSEITO - Tangkap layar konferensi pers pimpinan Partai Sanseito, Sohei Kamiya usai Pemilu Parlemen Majelis Tinggi digelar Senin (21/7/2025). Partai yang dipimpin Sohei Kamiya ini mencatat terobosan besar dengan 14 kursi baru (total 15 kursi ) dan 12,6% suara nasional (naik 9,3 poin persentase).  

TRIBUNNEWS.COM - Pemilu Majelis Tinggi Jepang pada 20 Juli 2025 berakhir dengan kekalahan signifikan bagi koalisi pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Shigeru Ishiba.

Sementara itu, partai populis sayap kanan Sanseito mencatat lonjakan dramatis dalam perolehan kursi.

Partai sayap kanan ekstrem Sanseito muncul sebagai salah satu pemenang terbesar dalam pemilu Majelis Tinggi Jepang pada Minggu (20/7/2025) dengan memenangkan 14 kursi tambahan dari yang sebelumnya hanya memiliki 1 kursi pada tahun 2022.

Dikutip dari Reuters, Sanseito menjadi salah satu partai terpopuler di Jepang saat ini melalui kampanye "invasi diam-diam" oleh imigran asing di Jepang.

Selain itu, Sanseito juga menjanjikan pemotongan pajak dan peningkatan belanja kesejahteraan.

Partai Sanseito lahir di YouTube selama pandemi COVID-19 dan terus menyebar melalui teori konspirasi tentang vaksinasi dan kelompok elit global.

Sanseito yang dulunya hanya viral di media sosial kini menunjukkan dirinya di arus politik mainstream dengan kampanye "Jepang Terlebih Dahulu" yang sukses meraup 15 dari 248 kursi.

Di majelis rendah yang lebih berkuasa, mereka hanya memiliki tiga kursi.

"Istilah 'Jepang Terlebih Dahulu' dimaksudkan untuk menegaskan pemulihan kehidupan rakyat Jepang dengan menolak globalisme.

Sementara itu, perolehan suara Koalisi Partai Demokrat Liberal (LDP) yang dipimpin Perdana Menteri Shigeru Ishiba dan mitra koalisinya Komeito terkikis dalam pemilu kali ini.

Partai yang dipimpin Perdana Menteri Ishiba ini memperoleh 39 kursi (turun 18 dari pemilu sebelumnya) dengan 21,6 persen suara nasional (turun 12,8 poin persentase).

Baca juga: PSHT Cabang Jepang Minta Maaf usai Viral Bentangkan Spanduk, Sebut Aksi Terjadi 3 Tahun Lalu

Total kursi LDP kini berjumlah 101 , mengakhiri mayoritas mutlak yang selama ini dimiliki koalisi bersama Komeito.

Hasil ini memaksa koalisi LDP untuk lebih bergantung pada dukungan oposisi setelah kekalahan di majelis rendah pada Oktober 2024.

Hasil Pemilu Majelis Tinggi ini ikut menjadi sorotan sejumlah pengamat politik di Jepang.

Banyak yang menganalisa hasil ini sebagai adanya perubahan suara masyarakat Jepang yang cenderung mulai bergeser ke sayap kanan menjauhi LDP yang selama ini dinilai lemah dalam menerapkan kebijakan.

"Sanseito menjadi sorotan, terutama di Amerika Serikat, karena sentimen populis dan anti-asing mereka. Ini lebih mencerminkan kelemahan LDP dan Ishiba ketimbang kekuatan partai lain," kata Joshua Walker, pimpinan lembaga nirlaba Japan Society di AS.

Berikut rincian hasil utama berdasarkan data resmi dengan tingkat pelaporan 99?ri komisi pemilihan umum Jepang. pada Senin (21/7/2025) pukul 9:40 JST atau 11.40 WIB

Perolehan Suara dan Kursi

  • Partai Demokratik Liberal (LDP)
    Partai yang dipimpin Perdana Menteri Ishiba ini memperoleh 39 kursi (turun 18 dari pemilu sebelumnya) dengan 21,6 persen suara nasional (turun 12,8 poin persentase).
    Total kursi LDP kini berjumlah 101 , mengakhiri mayoritas mutlak yang selama ini dimiliki koalisi bersama Komeito.
  • Partai Demokrat Konstitusi (CDP) 
    Partai oposisi utama yang dipimpin Yoshihiko Noda, mempertahankan 22 kursi (tidak berubah) dengan 12,5 persen suara (turun 0,2 poin persentase).
  • Partai Progresif Demokrat (DPP)
    Partai pimpinan Yuichiro Tamaki ini meraih 17 kursi (naik 12) dengan 12,9% suara (naik 7,0 poin persentase), menegaskan posisinya sebagai oposisi moderat.
  • Partai Sanseito (Kepulangan ke Jepang)
    Partai yang dipimpin Sohei Kamiya ini mencatat terobosan besar dengan 14 kursi baru (total 15 kursi ) dan 12,6% suara nasional (naik 9,3 poin persentase). 
  • Partai Komeito
    Tergerusnya suara LDP ikut berimbas pada rekan koalisi mereka yakni Komeito.
    Koalisi LDP-Komeito dipastikan kehilangan mayoritas di Majelis Tinggi setelah Komeito hanya memperoleh 8 kursi (turun 6) dengan 8,8% suara (turun 2,8 poin persentase).
    Meski Ishiba bertekad tetap menjabat, pemerintahan minoritasnya kini bergantung pada dukungan partai kecil atau oposisi untuk mengesahkan kebijakan
  • Ishin no Kai (Partai Inovasi)
    Partai ini kehilangan 2 kursi (total 19 kursi ) dengan 7,4% suara (turun 6,4 poin persentase).
  • Partai Reiwa
    Partai yang fokus pada kesejahteraan sosial ini memperoleh 3 kursi (naik 1) dengan 6,6% suara (naik 2,3 poin persentase).
  • Partai Komunis Jepang (JCP)
    Partai JCP mengalami penurunan signifikan, hanya meraih 3 kursi (turun 4) dengan 4,8% suara (turun 2,0 poin persentase) 
  • Partai Konservatif Jepang (CPJ)
    Partai pimpinan Naoki Hyakuta yang baru didirikan pada 1 September 2023 ini sukses meraih 2 kursi di perlemen majelis tinggi pada pemilu pertamanya,
    Secara elektabilitas, total CPJ meraih 2.982.093 suara pada pemilu kali ini terhitung pada Senin (21/7/2025) pukul 9:40 JST atau 11.40 WIB

Kekalahan LDP sudah Terendus

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba (Politico)

Sejumlah pengamat politik Jepang mengaku hasil yang ditunjukkan dalam pemilu kali ini sudah diprediksikan sebelumnya,

Dalam survei menjelang pemilu, 29% pemilih menyebut keamanan sosial dan penurunan angka kelahiran sebagai prioritas utama.

Sebanyak 28% khawatir akan harga beras yang melonjak dua kali lipat dalam setahun.

Imigrasi berada di posisi kelima bersama dengan 7% responden yang menyorot isu tersebut. 

Sanseito Bantah Sentimen Anti-Asing

Terkait masalah imigrasi sendiri, Partai Sanseito yang dikenal akan pencitraan anti-imigran memerjelas kembali posisinya terhadap isu tersebut.

Pimpinan Sanseito yakni Sohei Kamiya menegaskan bahwa tudingan anti-asing tidak benar.

"Kami dikritik sebagai partai yang anti-asing dan diskriminatif. Publik akhirnya memahami bahwa media salah melihat, sementara Sanseito benar," klaim Kamiya dalam wawancara dengan stasiun televisi lokal Nippon Television usai pemilu.

Ia menegaskan bahwa fokus partainya adalah mengutamakan warga Jepang terlebih dahulu dibandingkan warga asing bukan menolak sepenuhnya kehadiran imigran dari luar negaranya.

"Partai Sanseito didirikan untuk melawan globalisme dan melindungi kehidupan warga Jepang. Anggapan bahwa kader Sanseito adalah orang-orang yang ingin mendiskriminasi dan mengusir warga asing menurut saya cukup salah. Kami bukan partai semacam itu,” ujar pemimpin partai berusia 47 tahun tersebut.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved