Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Menteri Israel: Jalur Gaza Harus Tetap Hancur Selama Beberapa Dekade

Menteri Energi Israel, Eli Cohen, mengatakan Jalur Gaza harus tetap hancur selama beberapa dekade dan Israel tidak akan membantu rekonstruksi.

Facebook Eli Cohen
ELI COHEN BERPIDATO - Gambar diambil dari Facebook Eli Cohen pada Minggu (13/7/2025) memperlihatkan Menteri Energi Israel, Eli Cohen, berpidato tentang penghematan energi pada 27 April 2025. Pada 12 Juli 2025, Eli Cohen mengatakan Jalur Gaza harus tetap hancur selama beberapa dekade mendatang setelah dihantam serangan Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Energi Israel, Eli Cohen, mengatakan Jalur Gaza harus tetap hancur selama beberapa dekade mendatang setelah dihantam serangan Israel.

Ia juga mengatakan Israel tidak berniat membantu membangun kembali infrastruktur Jalur Gaza setelah perang genosida di kawasan itu berakhir.

"Tentara Israel memiliki dua tujuan di Gaza, yang pertama adalah mengembalikan tahanan Hamas di Jalur Gaza, dan yang kedua adalah menundukkan gerakan Palestina," kata Eli Cohen dalam wawancaranya dengan Channel 14 Israel.

Channel 14 Israel melaporkan bahwa pernyataan Eli Cohen muncul sebagai tanggapan atas kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington dan pertemuannya dengan Presiden Donald Trump, yang digambarkan saluran tersebut sebagai "pertemuan bersejarah."

Netanyahu kembali ke Tel Aviv pada hari Jumat (11/7/2025) dari Amerika Serikat, setelah kunjungan resmi lima hari di mana ia bertemu dengan Trump dua kali di Gedung Putih, selain dengan pejabat senior AS.

Kunjungan Netanyahu tersebut merupakan yang ketiga kalinya dalam enam bulan terakhir.

Selama kunjungan tersebut, diharapkan gencatan senjata antara Israel dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) akan diumumkan di Jalur Gaza.

Namun, perundingan tersebut masih menghadapi sejumlah hambatan, terutama terkait persyaratan dari kedua pihak.

Sementara itu, Netanyahu melakukan pertemuan dengan pejabat Israel setelah kembali ke Tel Aviv dari kunjungannya di Gedung Putih.

Netanyahu berharap gencatan senjata 60 hari segera tercapai dan dapat memulangkan separuh sandera di Jalur Gaza.

Ia juga yakin Israel akan mencapai tujuannya di Jalur Gaza, termasuk penghancuran Hamas.

Baca juga: Gencatan Senjata dengan Hamas Terancam Gagal, Israel Intensifkan Serangan

Pada Sabtu malam, Netanyahu mengadakan pertemuan untuk membahas kesepakatan tersebut, yang dipimpin oleh Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.

Sementara itu, Channel 12 Israel mengutip sumber yang mengatakan bahwa Israel diperkirakan akan menyajikan peta baru pada hari Minggu mengenai cakupan penarikan militer Israel dari Jalur Gaza, termasuk kendali atas poros Morag yang memisahkan Rafah dan Khan Yunis.

Channel 12 Israel mengutip sumber asing yang memiliki informasi yang menyatakan Israel akan menyerahkan peta-peta baru tersebut sebagai tanggapan atas permintaan mediator Qatar. 

Sumber tersebut mencatat bahwa Qatar telah menjelaskan kepada Israel bahwa peta-peta lamanya akan ditolak oleh Hamas dan dapat menyebabkan perundingan gagal.

Hal ini terjadi saat Doha menjadi tuan rumah putaran baru negosiasi tidak langsung antara delegasi Hamas dan Israel, yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, dan dengan partisipasi AS, dengan tujuan mencapai gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel, dengan dukungan AS, telah melakukan genosida di Jalur Gaza, mengakibatkan sekitar 57.823 warga Palestina tewas dan 137.887 lainnya terluka, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dan lebih dari 10.000 orang hilang. 

Ratusan ribu orang telah mengungsi, dan kelaparan telah merenggut nyawa banyak orang, termasuk puluhan anak-anak, seperti diberitakan Anadolu Agency.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved