10 Negara Buka Lowongan Besar-besaran: Jerman-Kanada Banyak Terima Ratusan Ribu Pekerja Migran

Kebijakan ini mengambil bentuk peningkatan kuota visas terampil, kemudahan izin kerja bagi lulusan asing, serta perjanjian kerja sama lintas negara.

Langkah ini disorot setelah Stone shortage mencapai 200.000 tenaga teknis seperti electrician, IT, dan cybersecurity yang diperkirakan diperlukan hingga 2030 .

Begitu pula sektor konstruksi menghadapi bobot besar, dengan lebih dari 30.000 pekerja tradie dibutuhkan dalam tiga tahun ke depan .

Reformasi visa dan kerja sama global diharapkan dapat menggaet tenaga profesional terbaik.

Namun, pemerintah juga ditantang untuk memastikan kualitas kerangka regulasi, perlindungan pekerja, serta kesinambungan kesejahteraan publik dan infrastruktur nasional.

4. Singapura

Pemerintah Singapura tengah memperluas kuota dan relaksasi regulasi tenaga kerja asing, guna menanggapi kekurangan sekitar 260.000 tenaga ahli dalam berbagai sektor penting.

Di antaranya teknologi, teknik, finansial, dan perbankan yang masih kekurangan pasokan lokal.

Dengan memperluas dan mempermudah perekrutan tenaga asing di sektor kritis, pemerintah berharap dapat menjaga daya saing global sekaligus memastikan warga lokal tidak tertinggal dalam kesempatan kerja.

5. Jepang

Negara sakura Jepang, kini membutuhkan sekitar 820.000 pekerja terampil hingga tahun fiskal 2028, dan total 2,3 juta pekerja asing aktif per Oktober 2024 .

Jepang membuka lebih banyak lowongan bagi pekerja asing karena menghadapi krisis demografi serius dan kekurangan tenaga kerja ekstrem.

Lantaran lebih dari 29 persen penduduk Jepang berusia di atas 65 tahun, menyebabkan penurunan jumlah angkatan kerja produktif.

Oleh karenanya, Jepang membuka lowongan kerja bagi tenaga kerja asing sebagai strategi darurat untuk menghadapi penurunan populasi, memastikan keberlanjutan ekonomi, dan menjaga produktivitas nasional.

Tanpa dukungan pekerja asing, banyak sektor kunci di Jepang terancam kolaps karena kekurangan SDM.

6. Korea Selatan

Korea Selatan kini membuka lowongan untuk 165.000 pekerja asing non-profesional (E‑9) pada 2024, sebagai respons terhadap krisis demografi dan kekurangan tenaga kerja.

Masalah tersebut diperparah lantaran banyak warga Korea tidak mau bekerja di sektor konstruksi berat, pemrosesan makanan, dan peternakan/perikanan.