Konflik Iran Vs Israel
Presiden AS Donald Trump Ngotot Mengklaim Iran Tak Akan Bisa Lagi Membuat Senjata Nuklir
Donald Trump menegaskan, Iran tak akan kepikiran untuk memulai kembali program nuklirnya setelah konflik dengan Israel dan AS berakhir.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menegaskan kembali sumpahnya untuk tidak membiarkan Iran membuat senjata nuklir.
Hal tersebut disampaikan Donald Trump setelah perang 12 hari antara Israel vs Iran berakhir dan memasuki tahapan gencatan senjata.
Sebagai informasi, AS sendiri sudah melakukan intervensi dalam Perang 12 Hari Israel vs Iran dengan menyerang situs nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan, Minggu (22/6/2025) lalu.
Dalam acara Fox News Sunday Morning Futures, Donald Trump sendiri pernah mengklaim bahwa Iran sebentar lagi (hanya dalam hitungan pekan) dapat membuat senjata nuklir sebelum Israel melancarkan serangan Operation Rising Lion mulai, Jumat (13/6/2025).
Hingga akhirnya, AS menyerang tiga situs nuklir utama Iran.
Padahal, pihak intelijen AS maupun pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memastikan bahwa Teheran tidak membangun persenjataan nuklir.
Iran sendiri telah lama bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil.
Sementara itu, Donald Trump telah mengklaim bahwa serangan AS ke tiga fasilitas nuklir utama Iran dengan nama sandi Operation Midnight Hammer itu sukses besar.
Bahkan, ia mengklaim, fasilitas nuklir Iran berhasil dihancurkan.
Meski demikian, ada sejumlah laporan atau pertanyaan tentang dampak serangan AS terhadap situs nuklir Iran.
Misalnya, Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) mengatakan, belum jelas bagaimana kerusakan yang terjadi di Fordow, Senin (23/6/2025).
Baca juga: Ulama Terkemuka Iran Keluarkan Fatwa Melawan Donald Trump dan Benjamin Netanyahu
Bahkan, Kepala IAEA Rafael Grossi sempat mengatakan Iran dapat memulai kembali pengayaan uranium dalam hitungan bulan.
Padahal, Donald Trump sudah bersikeras selama akhir pekan lalu bahwa serangan tersebut telah membuat ambisi nuklir Iran mundur "selama beberapa dekade".
Menurut laporan IAEA pada Mei 2025, Iran memiliki lebih dari 400 kg (880 pon) uranium yang diperkaya (enriched uranium) hingga kemurnian 60 persen.
Angka tersebut mendekati sekitar 90 persen kadar senjata - yang cukup, jika diperkaya lebih lanjut, untuk sembilan senjata nuklir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.