Konflik Iran Vs Israel
Penasihat Khamenei Sebut Israel Kirim Ancaman Langsung ke Pejabat Tinggi saat Hari Pertama Serangan
Penasihat utama Ayatollah Ali Khamenei, Ali Larijani mengungkapkan bahwa Israel mengirimkan pesan-pesan ancaman langsung kepada pejabat tinggi iran.
TRIBUNNEWS.COM - Penasihat utama Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Larijani mengungkapkan bahwa Israel mengirimkan pesan-pesan ancaman langsung kepada sejumlah pejabat tinggi Iran pada hari pertama serangannya terhadap Iran.
Pernyataan ini disampaikan Larijani dalam wawancara televisi yang disiarkan media pemerintah Iran pada Minggu (29/6/2025).
Menurut Larijani, ancaman tersebut tidak hanya ditujukan kepada struktur militer dan politik Iran.
Tetapi juga menyasar secara personal para pemimpin negara dengan tujuan melemahkan kendali pemerintahan dan membongkar struktur negara secara cepat.
"Musuh memperhitungkan bahwa mereka dapat dengan cepat membongkar struktur negara dengan menargetkan pejabat senior Iran selama pertemuan pimpinan. Langkah selanjutnya adalah mengancam Pemimpin Revolusi Islam secara langsung," kata Larijani, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Larijani bahkan mengklaim dirinya menerima pesan pribadi dari Israel.
Dalam pesan tersebut, menyatakan bahwa ia memiliki waktu 12 jam untuk meninggalkan Teheran atau akan menghadapi nasib yang sama seperti Komandan Gholam Ali Rashid dan Kepala Staf Umum Mohammad Bagheri, yang dilaporkan tewas dalam serangan sebelumnya.
"Saya memberi mereka tanggapan yang pantas bagi seseorang seperti (Perdana Menteri Israel) Benjamin Netanyahu," ucapnya tanpa merinci balasan tersebut.
Larijani menegaskan bahwa kalkulasi Israel dan Amerika Serikat yang mengira rakyat Iran akan meninggalkan pemerintahnya saat konflik memuncak ternyata keliru.
Menurut dia, pada 21 Juni, ketika menjadi jelas bahwa Israel tidak dapat mencapai tujuan strategisnya, mediator pihak ketiga mulai turun tangan untuk menghentikan eskalasi.
Larijani menyebut kekuatan rudal canggih Iran dan dukungan publik yang tak tergoyahkan sebagai faktor krusial yang mengubah arah konflik.
Baca juga: Ulama Terkemuka Iran Keluarkan Fatwa Melawan Donald Trump dan Benjamin Netanyahu
"Seluruh upaya Netanyahu difokuskan pada upaya memaksa rakyat Iran untuk menyerah. Namun, klarifikasi kekuatan rudal Iran sangat menentukan jalannya perang," imbuhnya.
Salah satu bukti kekuatan itu, menurutnya, adalah serangan rudal Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, markas militer terbesar AS di Timur Tengah.
Larijani menyanggah klaim AS bahwa serangan tersebut tidak mengenai sasaran penting.
"Enam rudal, masing-masing membawa hulu ledak 400 kilogram, telah menghantam pangkalan tersebut. Kami tahu apa yang terjadi, tetapi biarkan (Donald) Trump bahagia dengan fantasinya," ujar Larijani.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.